Semarang (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah mencatat bahwa perekonomian di provinsi tersebut tumbuh stabil pada triwulan I 2025 sebesar 4,96 persen (yoy) atau lebih tinggi dari nasional yang tumbuh 4,87 persen (yoy).
Kepala BI Jateng Rahmat Dwisaputra, di Jakarta, Minggu, mengatakan bahwa pertumbuhan, terutama didorong oleh panen raya beras pada Maret-April 2025.
Dari sisi pengeluaran, konsumsi pemerintah menunjukkan perbaikan, walau masih terkontraksi akibat normalisasi belanja pasca-Pemilu 2024.
"Di sisi lain, aktivitas impor bahan baku dan barang modal tetap tinggi guna mendukung industri pengolahan," katanya, saat kegiatan Media Capacity Building yang digelar BI Jateng.
Sejalan dengan hal tersebut, hasil Survei Konsumen di Provinsi Jateng juga menunjukkan indeks keyakinan masyarakat yang masih terjaga pada level optimis (>100), yaitu sebesar 117,62.
Inflasi Jateng pada Mei 2025 tercatat mengalami deflasi 0,49 persen (mtm) dan secara tahunan inflasi tercatat sebesar 1,66 persen (yoy), masih berada dalam rentang target nasional, dengan komoditas penyumbang utama deflasi adalah bawang merah, cabai rawit, dan cabai merah.
Ia mengatakan bahwa proyeksi pertumbuhan Jateng sepanjang tahun 2025 berada di kisaran 4,7–5,5 persen, dengan inflasi yang tetap terjaga dalam kisaran 2,5 plus minus 1 persen.
Untuk menjaga inflasi tetap terkendali, kata dia, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jateng menjalankan strategi 4K (Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif).
"Hingga triwulan II 2025, telah dilaksanakan kegiatan Operasi Pasar di 35 kabupaten/kota, perluasan program peningkatan produktivitas pertanian melalui 'capacity bulding' pemanfaatan varietas unggul termasuk penanggulangan organisme pengganggu tanaman (OPT), digitalisasi lelang cabai serta penguatan kemitraan pemasaran pelaku usaha sentra komoditas beras di Jawa Tengah," katanya.
Dari sisi sistem pembayaran, digitalisasi terus diperluas sehingga Jateng menjadi provinsi pengguna QRIS terbanyak ke-3 secara nasional dengan 7,8 juta pengguna dan 3,9 juta merchant, 69,89 persen di antaranya berasal dari segmen usaha mikro.
"Untuk mendukung program perluasan QRIS pada sektor pariwisata sekaligus mendorong pengembangan pariwisata dan inklusi keuangan, Bank Indonesia Jateng akan menggelar event sport tourism 'Rupiah Borobudur Playon 2025' pada 27 Juli 2025 di Candi Borobudur," jelasnya.
Selain itu, upaya lain dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dilakukan BI Jateng dengan menggelar kegiatan Jasirah Race 2025, yaitu kompetisi perjalanan wisata dengan menggunakan kereta api sebagai sarana transportasi utama untuk melintasi Jateng dan DIY.
"Bank Indonesia senantiasa berkomitmen mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah yang inklusif dan berkelanjutan melalui stabilitas harga, penguatan ekonomi dan keuangan, serta digitalisasi sistem pembayaran," pungkasnya.