Solo (ANTARA) - Program Studi Pendidikan Jasmani Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mendorong kontribusi pada tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) melalui pelaksanaan kuliah umum internasional di Ruang Seminar Pascasarjana UMS, Solo, Jawa Tengah, Rabu.
Koordinator acara, Agam Akhmad Syaukani, mengatakan kegiatan dengan tema "PETE (Physical Education Teacher Education) Students’ Contributions to The 2030 SDGs in Social and Sports Domains" tersebut untuk memperkaya pengetahuan mahasiswa mengenai kontribusi mahasiswa Prodi Pendidikan Jasmani terhadap pendidikan berkualitas.
Sebagai negara yang ikut meratifikasi tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), katanya, seyogyanya Indonesia memfokuskan pendidikan pada pemenuhan target SDGs, tidak terkecuali bidang keilmuan pendidikan jasmani.
“Mahasiswa bisa mengambil contoh kasus dari negara asal masing-masing pembicara. Mahasiswa bisa mengetahui pola pengajarannya seperti apa dan kualifikasi minimumnya seperti apa,” katanya.
Ia menjelaskan bahwa menghadirkan pendidikan berkualitas yang berkesinambungan menjadi visi besar Prodi Pendidikan Jasmani UMS.
Apalagi, katanya, bidang pendidikan jasmani berkaitan erat dengan dua di antara 17 tujuan SDGs, yakni kehidupan sehat sejahtera dan pendidikan berkualitas.
Agam menekankan pentingnya peran guru pendidikan jasmani sebagai motor penggerak demi mewujudkan kedua tujuan SDGs tersebut.
Baca juga: FKI UMS angkat isu AI untuk komunitas tangguh dan berkelanjutan pada SIML 2025
Ia mendorong pemenuhan kualifikasi calon pengajar pendidikan jasmani sebelum terjun mengajar para murid.
“Pendidikan jasmani yang berkualitas itu motor penggeraknya ya pengajarnya itu sendiri. Kalau pengajarnya memiliki kualifikasi yang mumpuni, harapan kami selain bisa meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, juga bisa mengampanyekan gaya hidup aktif dan sehat,” kata dosen Prodi Pendidikan Jasmani UMS itu.
Kuliah umum tersebut menghadirkan dua pembicara berasal dari Malaysia dan China, yakni dosen Universiti Teknologi Malaysia Prof Madya Dr Zainal Abidin bin Zainudin dan dosen Shanghai University of Sport, China Prof Li Youqiang.
Zainal Abidin menjelaskan kaitan inti pendidikan jasmani dan kaitannya dengan SDGs.
Ia menyebut seorang mahasiswa pendidikan jasmani harus memiliki lima dasar utama, yakni kemampuan pedagogik yang baik, pengetahuan materi pembelajaran, dasar-dasar ilmiah, profesionalisme, dan kemampuan praktik yang baik.
“Tujuan pendidikan jasmani ini kan untuk mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan. Tidak cukup hanya memberikan murid pengetahuan dasar,” katanya.
Ia mengatakan setidaknya terdapat empat alasan pendidikan jasmani penting untuk SDGs, yakni pendidikan jasmani mewadahi perkembangan holistik, mempromosikan perkembangan emosional, kognitif dan fisik, serta mendorong rasa tanggung jawab, ketahanan, dan inklusifitas.
Li Youqiang menjabarkan perkembangan pendidikan jasmani di China yang menjadi salah satu penggerak modernisasi pendidikan.
“Pendidikan dan modernisasi adalah China’s Dream. Pendidikan jasmani mendukung visi China yang lebih sehat pada 2030,” katanya.
Ia mengatakan pendidikan jasmani di China terus berkembang seiring waktu.
Li menyebut kurikulum di China berfokus pada kemampuan riset, kemampuan kepemimpinan, dan kemampuan komunikasi yang baik.
Ia menegaskan guru pendidikan jasmani harus mengedepankan etika moral yang baik.
“Kalau guru pendidikan jasmani tidak memiliki etika yang baik, kami pikir dia tidak akan menjadi guru pendidikan jasmani yang baik,” katanya.
Baca juga: Program Doktor Ilmu Hukum UMS dorong konsep hukum transendental
Baca juga: PP Muhammadiyah minta UMS jadi pelopor perubahan
Baca juga: UMS lantik lima Wakil Rektor menuju universitas berdampak