Solo (ANTARA) - Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah meminta Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menjadi pelopor perubahan dalam menghadapi tantangan naiknya pangsa mahasiswa nasional.
Pada Upacara Pelantikan Wakil Rektor UMS masa bakti 2025-2029, di Solo, Jawa Tengah, Rabu, Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Prof Bambang Setiaji mengatakan Perguruan Tinggi Muhammadiyah & 'Aisyiyah (PTMA) memiliki tantangan strategis untuk mempertahankan bahkan meningkatkan kenaikan mahasiswa.
Ia mengatakan hasil olahan data Diktilitbang PP Muhammadiyah, dari tahun 2019-2023 tren mahasiswa nasional naik dari 7 juta ke 9 juta, dengan perkiraan puncak mencapai angka 20 juta. Sedangkan PTMA berkisar pada 640.000 mahasiswa seluruh PTMA.
“Kita tidak turun, tapi yang lain bergerak lebih cepat. Kita harus hati-hati," katanya pada acara di Auditorium Mohammad Djazman.
Pada tahun 2019, persentase antara mahasiswa nasional dibandingkan dengan PTMA adalah sebesar 9 persen, namun saat ini persentasenya adalah 7 persen. Dia khawatir angka tersebut akan menginjak angka 5 persen jika tidak ada perubahan yang strategis.
Ia mengatakan langkah strategis adalah langkah mendasar yang merubah paradigma.
“Langkah paling strategis adalah langkah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW, yaitu merubah masyarakat jahiliyah menjadi knowledge based society,” katanya.
Ia berpesan untuk menjadi organisasi pembelajar dan berubah. Ia juga setuju dengan gerak Rektor UMS Prof Harun Joko Prayitno yang memberikan kesempatan untuk memperkuat sumber daya manusia seperti kesempatan untuk mengikuti konferensi dan menerbitkan jurnal terindeks Scopus.
“Saya minta UMS menjadi pelopor,” katanya.
Ia juga menggarisbawahi merosotnya jumlah mahasiswa di beberapa program studi yang ia anggap sudah kuno. Di sisi lain, prodi terkait dengan teknologi informasi mengalami kenaikan yang cukup tinggi.
Ada tiga langkah yang ia tawarkan yaitu Quantum, Quality, dan Quest. Ia menjelaskan Quantum dengan memiliki cakrawala ke depan, tidak puas dengan yang ada. Quality dengan fokus pada manajemen sumber daya manusia, manajemen kualitas, peningkatan sarana prasarana, keuangan, dan manajemen konsumen. Quest dengan menggerakkan semua komponen untuk belajar dan berubah agar unggul, kompeten, dan menjadi seorang creator.
“Kita jangan enak-enak, situasinya penuh perubahan dan kita harus terjun, jangan menjadi penonton. Jaya terus UMS,” katanya.

