Semarang (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi ingin ajang Solo Raya Great Sale pada Juli 2025 mendatang menjadi percontohan dalam pengembangan ekonomi aglomerasi di wilayah eks karesidenan lain di provinsi tersebut.
"Nafasnya aglomerasi itu menumbuhkan ekonomi baru," katanya, saat menerima audiensi dari panitia Solo Raya Great Sale di Semarang, Jumat.
Maka dari itu, kata dia, pelaksanaan Solo Raya Great Sale tidak boleh tersentralisasi pada satu kabupaten/kota supaya ada suatu kebersamaan dalam pengembangan ekonomi.
Ia mengaku telah menjadwalkan pertemuan seluruh bupati/wali kota, baik dari eks karesidenan Surakarta maupun eks karesidenan lainnya untuk membahas mengenai potensi pengembangan ekonomi baru.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Solo Ferry Septha Indrianto menyatakan bahwa agenda Solo Great Sale merupakan salah satu cara untuk merekatkan hubungan antardaerah.
Untuk menyemarakkan agenda tersebut, kata dia, butuh dukungan banyak pihak, seperti PT KAI yang sepakat memberi diskon tiket 10 persen untuk penumpang yang naik atau turun di Stasiun Solo Balapan.
Dari sisi pemerintah daerah, ia berharap berkenan memberikan diskon pajak untuk media promosi Solo Raya Great Sale, retribusi pedagang, dan lainnya.
Sementara itu, Ketua Kadin Jateng Harry Nuryanto Soediro menyatakan bahwa dukungan Gubernur Jateng dibutuhkan untuk menyatukan pemahaman pemangku kepentingan di eks Karesidenan Soloraya.
"Seperti disampaikan Pak Gubernur, di Solo Raya ini agar bisa kompak untuk melakukan kegiatan pertumbuhan ekonomi secara bersama," katanya.
Baca juga: Proyek jalur SORR di Semarang berganti jadi jalan tol