Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang menjelaskan bahwa jalur Semarang Outer Ring Road (SORR) yang awalnya direncanakan dibangun sebagai jalur lingkar atau arteri untuk mengurai kemacetan bakal berganti skema menjadi jalur tol.
"Kalau dari kesiapan anggaran (SORR) kan cukup besar, tapi sudah masuk di dalam list Kementerian PUPR sebagai jalan tol nantinya," kata Wakil Wali Kota Semarang Iswar Aminuddin, di Semarang, Kamis.
Meski berganti skema menjadi jalan tol, ia mengatakan tetap akan sama fungsinya untuk mengurangi kepadatan arus lalu lintas di jalur Mangkang dan Ngaliyan Semarang.
"Jadi, dengan tol saya kira ini menjadi sebuah solusi yang sangat bagus sehingga mulai dari barat ke timur ini akan diselesaikan dengan pemerintah pusat melalui tol. Artinya, itu bisa mengurangi (kemacetan)," katanya.
Ia mencontohkan Jalan Prof Hamka, Ngaliyan, yang selama ini begitu padat dengan kendaraan besar, khususnya truk dan rawan kecelakaan karena kontur jalan yang menanjak.
Di sisi lain, truk-truk mau tidak mau harus melewati jalur tersebut untuk menuju ke kawasan industri di Bukit Semarang Baru (BSB) Semarang karena tidak ada akses jalan lain yang lebih memadai.
"Sebetulnya truk-truk itu tidak ada solusi yang lain kan. Dia harus jalan (lewat Jalan Prof Hamka), tapi kalau sudah ada SORR dia akan masuk ke SORR nanti," katanya.
Proyek SORR sudah diinisiasi sejak lama oleh Pemkot Semarang untuk mengurangi kepadatan di wilayah barat yang selama ini dipenuhi oleh kendaraan-kendaraan besar, seperti bus dan truk bermuatan.
Skema awal SORR adalah jalan lingkar atau jalan arteri yang pembangunannya akan didanai oleh pemerintah pusat, sedangkan Pemkot Semarang berperan dalam pembebasan lahan.
Bahkan, rencana pembangunan SORR yang dicetuskan sejak Wali Kota Semarang masih dijabat oleh Hendrar Prihadi itu juga sudah masuk dalam proyek strategis nasional (PSN).