Purwokerto (ANTARA) - Tony Adiyanto (53) adalah mantan pengemudi bus antarkota dari Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, yang mengalami berbagai masalah kesehatan.
Di masa-masa sulit itulah Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) selalu setia menemaninya berjuang mencari kesembuhan.
Tony yang ditemui saat mengakses layanan di kantor BPJS Kesehatan Cabang Purwokerto mengaku pertama kali memanfaatkan Program JKN untuk masalah kesehatan yang cukup serius pada tahun 2020. Pengalamannya ini dimulai saat ia harus menjalani pengangkatan tumor jinak di pipi sebelah kanannya.
“Awalnya muncul benjolan seperti jerawat. Namun anehnya benjolan ini terus membesar, muncul ruam, dan mulai beraroma tidak sedap. Ini tentu membuat tidak nyaman apalagi di hari kelima saya tiba-tiba demam,” ungkapnya.
Ketidaknyamanan ini membuatnya harus datang ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) untuk penanganan awal. Namun, dari indikasi medis ia perlu dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan tindakan insisi tumor jinak.
Setelah pengecekan darah di rumah sakit, Tony diminta berpuasa untuk menjalani tindakan insisi tersebut keesokan harinya. “Total tiga hari saya harus menjalani rawat inap untuk pemulihan setelah insisi tumor jinak, pelayanannya bagus dan cekatan. Alhamdulillah cukup kontrol sekali untuk pengambilan benang operasi, semuanya kembali normal seperti biasa,” ungkapnya.
Tony merasa beruntung memiliki kepesertaan JKN aktif yang didapatkan dari perusahaan tempatnya bekerja. Pelayanan kesehatan yang berkualitas dan gratis tanpa biaya tambahan membuatnya yakin untuk selalu menjadikan Program JKN sebagai andalan utama.
Baru saja setahun menjalani insisi untuk pengangkatan tumor jinak, Tony kembali harus berjibaku dengan masalah penyumbatan saluran kemih. Ia mengaku mengalami masalah kesehatan ini karena pola hidup yang kurang sehat.
Tekanan pekerjaan sebagai seorang pengemudi bus membuatnya kurang menjaga pola hidup yang sehat. Ia sering menahan buang air kecil dan kurang mengonsumsi air putih yang cukup.
Gejala yang ia rasakan kala itu yakni keluar darah saat buang air kecil, rasa nyeri, dan berlanjut dengan demam selama empat hari.
“Saya paksakan untuk tetap bekerja, namun karena sudah tidak tertahankan saya berujung pingsan dan langsung dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit. Setelah dirontgen diketahui ada penyumbatan pada saluran kemih. Penanganan saat itu diberikan obat penghancur batu penyumbat,” tuturnya.
Tony menghabiskan waktu selama empat hari untuk penanganan rawat inap secara intensif di rumah sakit. Setelah pulih dari permasalahan kesehatan ini, ia yang mengaku masih menjalani pola hidup yang kurang sehat harus kembali mengalami penyumbatan saluran kemih di tahun 2023.
“Saya kembali mengalami penyumbatan saluran kemih dan harus mendapatkan penanganan medis yang kurang lebih sama dengan sebelumnya. Pelayanannya bagus, dokternya sangat bersahabat dan peduli. Saya merasa tidak dibeda-bedakan dengan pasien lainnya,” jelasnya.
Perjalanan panjang Tony bersama Program JKN dalam menghadapi berbagai masalah kesehatan membuatnya semakin sadar bahwa memiliki asuransi kesehatan yang berkualitas dan dapat diandalkan merupakan hal yang krusial.
Hal ini juga yang mendasarinya untuk tanpa ragu mendaftarkan diri sebagai peserta JKN segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau Peserta Mandiri pasca pensiun dari tempatnya bekerja.
“Kesadaran diri saya dan rekan-rekan yang telah pensiun membuat kami tidak menunda-nunda untuk mendaftar sebagai peserta JKN. Sayang saja bilamana ada program yang berpihak kepada masyarakat tapi kita tidak ikut serta. Walaupun dibayarkan secara mandiri tapi karena ada pembagian kelas jadi bisa disesuaikan dengan kemampuan kita,” tegasnya.