Cilacap (ANTARA) - Ketua Koperasi Unit Desa (KUD) "Mino Saroyo" Cilacap Untung Jayanto mengatakan nilai transaksi pelelangan ikan di delapan tempat pelelangan ikan yang dikelola koperasi nelayan itu mencapai Rp22.081.806.950 (Rp22,1 miliar) pada kuartal pertama tahun 2025.
"Berdasarkan data dari Unit TPI tersebut, nilai transaksi pelelangan ikan tertinggi terjadi pada bulan Maret yaitu mencapai Rp8.312.003.600 (Rp8,3 miliar)," kata Untung Jayanto di Cilacap, Jawa Tengah, Selasa.
Menurut dia, nilai transaksi pelelangan ikan pada bulan Januari mencapai Rp6.067.946.600 (Rp6,1 miliar), sedangkan bulan Februari sebesar Rp3.483.438.650 (Rp3,5 miliar), dan bulan April sebesar Rp4.218.418.100 (Rp4,2 miliar).
Lebih lanjut, dia mengatakan saat ini sudah mulai memasuki musim angin timuran, sehingga nelayan segera memasuki masa panen ikan.
"Alhamdulillah saat sekarang hasil tangkapan lebih bagus dibanding bulan Januari-Februari karena beberapa jenis ikan sudah mulai bermunculan di antaranya ikan layur," katanya.
Bahkan berdasarkan informasi dari kapal-kapal yang beroperasi di laut lepas, kata dia, saat ini ikan tuna sudah mulai muncul namun pihaknya belum bisa memastikan berapa besar peningkatan hasil tangkapan karena kapal-kapal tersebut baru berangkat melaut pada pertengahan bulan April dan sampai sekarang belum kembali ke Cilacap.
Ia mengharapkan hasil tangkapan nelayan terus meningkat seiring dengan akan segera datangnya musim panen, sehingga berdampak terhadap peningkatan nilai transaksi pelelangan ikan di Cilacap.
"Sesuai siklusnya, masa panen biasanya mulai bulan Juni dengan puncaknya pada bulan Agustus hingga September. Semoga hasil tangkapan makin membaik," katanya.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Cilacap Indarto mengakui produksi perikanan tangkap pada bulan April tidak sebagus bulan Maret, sehingga berdampak pada penurunan nilai transaksi pelelangan ikan di seluruh TPI yang dikelola KUD "Mino Saroyo".
Menurut dia, hal itu karena faktor cuaca buruk yang sering terjadi pada bulan April, sehingga berdampak terhadap penurunan hasil tangkapan nelayan.
Selain itu, kata dia, saat momentum Lebaran 2025 banyak nelayan yang tidak berangkat melaut untuk menangkap ikan.
"Biasanya saat lebaran, nelayan libur melaut sekitar satu minggu, tapi yang paling berpengaruh adalah faktor cuaca. Mereka baru berangkat melaut sekitar pertengahan bulan April," katanya.
Ia memperkirakan nelayan Cilacap akan memasuki masa panen mulai akhir bulan Mei atau awal Juni 2025 karena saat sekarang beberapa jenis ikan sudah mulai bermunculan.
Terkait dengan hal itu, dia mengimbau nelayan untuk tetap memerhatikan faktor keselamatan sebelum berangkat melaut.
"Saat musim angin timuran, sering terjadi gelombang tinggi di laut. Jadi sebelum berangkat melaut, perhatikan risiko gelombang tinggi terhadap keselamatan pelayaran," katanya.
Baca juga: Nilai transaksi pelelangan ikan di Cilacap pada 2024 capai Rp137 M

