Siswa SMK Olah Pelepah Pisang jadi Lukisan
"Untuk ajang 'Toyota Eco Youth' tahun ini, kami berhasil masuk dalam 15 besar," kata Kepala SMK Negeri 2 Semarang Supriyanto di sela peninjauan tim juri "Toyota Eco Youth" ke sekolah itu di Semarang, Kamis.
Tim juri yang terdiri atas personel dari Toyota dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan itu meninjau sekolah, mulai dari ruang kelas, kantin, taman toga, ruang hijau, hingga hasil karya siswa dari limbah pelepah pisang.
Supriyanto menjelaskan bahwa lukisan dari pelepah pisang karya siswa yang terpajang hampir di setiap sudut ruangan itu merupakan hasil kreativitas siswa yang menjadi andalan sekolah yang berada di Jalan Dr. Cipto Semarang.
"Ini (lukisan dari pelepah pisang, red.) memang andalan kami. Dulu sekolah ini banyak sekali terdapat pohon pisang dan membuat sampah daun menumpuk. Akhirnya, kami ajak siswa berkreasi membuatnya menjadi lukisan," katanya.
Pelepah-pelepah pisang itu diolah menjadi berbagai lukisan cantik, antara lain terlihat lukisan tokoh-tokoh pewayangan, kaligrafi, dan binatang yang dipasang hampir di setiap sudut ruangan sekolah tersebut.
Menurut dia, hasil kreativitas siswa dari olahan limbah pelepah pisang itu ternyata memiliki nilai jual tinggi, bahkan hingga jutaan rupiah.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya kini tengah gencar menyosialisasikan pemanfaatan limbah pelepah pisang menjadi lukisan bernilai jual tinggi kepada masyarakat sekitar yang menjadi binaan dan sekolah-sekolah lain.
"Untuk ajang 'Toyota Eco Youth' tahun ini, kami berhasil mengalahkan 334 SMA dan SMK se-Indonesia dan masuk 15 besar. Nantinya, 15 sekolah ini akan diseleksi lagi hingga mendapatkan tiga besar," kata Supriyanto.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Bunyamin yang turut hadir dalam peninjauan itu mengaku bangga dengan prestasi yang dicapai sekolah tersebut di bidang pelestarian lingkungan dengan pemanfaatan limbah pelepah pisang.