Belajar dari teman, Tutor sebaya wujudkan diferensiasi di kelas
Semarang (ANTARA) - Pendekatan pembelajaran dari teman atau tutor sebaya berhasil dilakukan SMP Negeri 13 Kota Cimahi* dalam wujudkan diferensiasi di kelas sebagai solusi saat ada siswa yang kesulitan belajar, namun enggan bertanya langsung kepada guru di kelas. Langkah tersebut dilakukan sebagai solusi jika pemahaman yang kurang mendalam terhadap materi, akan membuat konsep yang mereka pelajari tersimpan secara dangkal dan berisiko mudah terlupakan.
Sri Wahyu Winnarty, Guru SMP Negeri 13 Kota Cimahi menjelaskan Tutor Sebaya menjadikan siswa lebih nyaman bertanya kepada teman sebaya karena merasa lebih aman dan tidak terintimidasi. Teman dianggap bisa menjelaskan dengan cara yang lebih sederhana atau mudah dipahami. Bertanya kepada teman juga mengurangi tekanan yang sering mereka rasakan ketika berbicara dengan guru.
"Pembelajaran Tutor Sebaya memiliki hubungan yang erat dengan pembelajaran berdiferensiasi. Dalam pendekatan berdiferensiasi, guru menyesuaikan cara mengajar untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa yang beragam, baik dari segi kemampuan, gaya belajar, maupun minat. Tutor sebaya mendukung tujuan ini dengan menyediakan kesempatan bagi siswa untuk belajar dari teman yang mungkin memiliki cara atau kecepatan pemahaman yang serupa dengan mereka," katanya.
Langkah pertama dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi dengan pendekatan Tutor sebaya adalah mencari informasi tentang situasi dan kondisi kesiapan belajar siswa. Di pertemuan pertama pembahasan topik/materi kesebangunan dan kekongruenan untuk siswa kelas 9 dilakukan tes kemampuan awal dalam bentuk Gamifikasi Quizziz.
Terdapat 20 soal tentang luas dan keliling bangun datar, sifat-sifat bangun datar serta teorema pythagoras dan identifikasi bangun-bangun kongruen. Dari hasil tes kesiapan belajar diperoleh 7 siswa dengan kesiapan belajar kategori baik untuk menjadi tutor. Jumlah tutor disesuaikan dengan jumlah kelompok yang akan dibentuk. Tutor akan bertugas membantu rekan rekan satu kelompok yang membutuhkan dukungan dalam memahami konsep-konsep yang sedang dipelajari.
Guru kemudian melakukan pembimbingan kepada tutor terpilih. Pembimbingan dilakukan satu hari sebelum kegiatan pelaksanaan pembelajaran. Tutor terpilih menerima materi pembelajaran lebih dahulu dibandingkan siswa lainnya. Proses pembimbingan dilakukan di luar jam pelajaran. Guru memastikan bahwa Tutor benar benar memahami materi dengan baik.
Untuk proses belajarnya, Tutor Sebaya memimpin jalannya diskusi di kelompoknya. Setiap tutor memberikan penjelasan mengenai konsep yang dipelajari dengan bahasa yang mudah dipahami oleh teman-teman sebayanya. Tutor memanfaatkan berbagai strategi komunikasi, seperti menjelaskan melalui gambar, membuat contoh soal sederhana, serta memberikan umpan balik langsung kepada rekan mereka.
Presentasi tutor kepada seluruh siswa. Setelah diskusi dalam kelompok kecil, tutor kemudian diminta untuk menyajikan hasil diskusi dan pemahaman mereka kepada seluruh kelas.Dalam presentasi ini, tutor berbagi konsep yang telah dipelajari, menjelaskan kembali dengan cara yang sederhana dan jelas kepada semua siswa. Sesi tanya jawab setelah presentasi memungkinkan siswa dari kelompok lain untuk bertanya dan berpartisipasi lebih jauh dalam pembelajaran.
"Setelah seluruh kegiatan selesai, guru memberikan penguatan terhadap konsep-konsep utama yang telah dipelajari, memastikan seluruh siswa memahami materi dengan benar. Guru memberikan apresiasi kepada tutor atas peran aktif mereka dan juga kepada siswa yang terlibat dalam diskusi serta presentasi," katanya.
Saat pembelajaran berlangsung, guru berperan sebagai fasilitator, berkeliling kelas, memastikan setiap tutor melaksanakan tugasnya dengan baik. Memastikan keakuratan konsep, sehingga tutor tidak menyampaikan kesalahan kepada anggota kelompoknya. Memberikan bimbingan tambahan kepada tutor jika ada kesulitan dalam menjelaskan materi atau jika ada siswa yang belum memahami dengan benar. Mengamati dinamika kelompok, memastikan semua siswa terlibat aktif dalam proses diskusi dan belajar.
Sri Wahyu Winnarty mengatakan penerapan strategi Tutor Sebaya dalam pembelajaran matematika, memberikan ruang bagi siswa untuk belajar dari satu sama lain, sehingga mereka dapat berdiskusi secara terbuka dan saling menguatkan pemahaman satu sama lain, dan proses belajar menjadi lebih kolaboratif.
Pembelajaran tersebut membantu siswa untuk merasa lebih terlibat dan termotivasi dalam memahami materi. Strategi ini tidak hanya membantu siswa mengatasi kesulitan, tetapi juga mengembangkan rasa percaya diri dan kemampuan komunikasi mereka dalam berbagi pengetahuan.
"Dengan menjadi tutor, membantu saya memperkuat pemahaman materi. Ketika saya menjelaskan konsep kepada teman, saya jadi lebih mendalami dan mengingatnya dengan lebih baik , dan keterampilan berkomunikasi saya juga meningkat karena saya harus bisa membuat teman teman satu kelompok paham dengan apa yang saya katakan," kata Aulia Indah Ramadhani siswa kelas 9C .
Sementara Aidil mengaku merasa lebih nyaman belajar dengan teman sebaya sebagai tutor, karena dirinya bisa bertanya tanpa merasa takut salah atau ragu dan suasana belajarnya juga santai.
Implementasi pembelajaran Tutor Sebaya dalam pembelajaran berdiferensiasi sangat efektif untuk menjawab kebutuhan belajar siswa dengan kemampuan yang beragam dan dengan bantuan Tutor Sebaya, siswa yang lebih mampu dapat mendukung teman-temannya yang memerlukan bimbingan, sehingga tercipta suasana belajar yang kolaboratif dan inklusif.
*: Diseminasi Program Tanoto Foundation
Sri Wahyu Winnarty, Guru SMP Negeri 13 Kota Cimahi menjelaskan Tutor Sebaya menjadikan siswa lebih nyaman bertanya kepada teman sebaya karena merasa lebih aman dan tidak terintimidasi. Teman dianggap bisa menjelaskan dengan cara yang lebih sederhana atau mudah dipahami. Bertanya kepada teman juga mengurangi tekanan yang sering mereka rasakan ketika berbicara dengan guru.
"Pembelajaran Tutor Sebaya memiliki hubungan yang erat dengan pembelajaran berdiferensiasi. Dalam pendekatan berdiferensiasi, guru menyesuaikan cara mengajar untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa yang beragam, baik dari segi kemampuan, gaya belajar, maupun minat. Tutor sebaya mendukung tujuan ini dengan menyediakan kesempatan bagi siswa untuk belajar dari teman yang mungkin memiliki cara atau kecepatan pemahaman yang serupa dengan mereka," katanya.
Langkah pertama dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi dengan pendekatan Tutor sebaya adalah mencari informasi tentang situasi dan kondisi kesiapan belajar siswa. Di pertemuan pertama pembahasan topik/materi kesebangunan dan kekongruenan untuk siswa kelas 9 dilakukan tes kemampuan awal dalam bentuk Gamifikasi Quizziz.
Terdapat 20 soal tentang luas dan keliling bangun datar, sifat-sifat bangun datar serta teorema pythagoras dan identifikasi bangun-bangun kongruen. Dari hasil tes kesiapan belajar diperoleh 7 siswa dengan kesiapan belajar kategori baik untuk menjadi tutor. Jumlah tutor disesuaikan dengan jumlah kelompok yang akan dibentuk. Tutor akan bertugas membantu rekan rekan satu kelompok yang membutuhkan dukungan dalam memahami konsep-konsep yang sedang dipelajari.
Guru kemudian melakukan pembimbingan kepada tutor terpilih. Pembimbingan dilakukan satu hari sebelum kegiatan pelaksanaan pembelajaran. Tutor terpilih menerima materi pembelajaran lebih dahulu dibandingkan siswa lainnya. Proses pembimbingan dilakukan di luar jam pelajaran. Guru memastikan bahwa Tutor benar benar memahami materi dengan baik.
Untuk proses belajarnya, Tutor Sebaya memimpin jalannya diskusi di kelompoknya. Setiap tutor memberikan penjelasan mengenai konsep yang dipelajari dengan bahasa yang mudah dipahami oleh teman-teman sebayanya. Tutor memanfaatkan berbagai strategi komunikasi, seperti menjelaskan melalui gambar, membuat contoh soal sederhana, serta memberikan umpan balik langsung kepada rekan mereka.
Presentasi tutor kepada seluruh siswa. Setelah diskusi dalam kelompok kecil, tutor kemudian diminta untuk menyajikan hasil diskusi dan pemahaman mereka kepada seluruh kelas.Dalam presentasi ini, tutor berbagi konsep yang telah dipelajari, menjelaskan kembali dengan cara yang sederhana dan jelas kepada semua siswa. Sesi tanya jawab setelah presentasi memungkinkan siswa dari kelompok lain untuk bertanya dan berpartisipasi lebih jauh dalam pembelajaran.
"Setelah seluruh kegiatan selesai, guru memberikan penguatan terhadap konsep-konsep utama yang telah dipelajari, memastikan seluruh siswa memahami materi dengan benar. Guru memberikan apresiasi kepada tutor atas peran aktif mereka dan juga kepada siswa yang terlibat dalam diskusi serta presentasi," katanya.
Saat pembelajaran berlangsung, guru berperan sebagai fasilitator, berkeliling kelas, memastikan setiap tutor melaksanakan tugasnya dengan baik. Memastikan keakuratan konsep, sehingga tutor tidak menyampaikan kesalahan kepada anggota kelompoknya. Memberikan bimbingan tambahan kepada tutor jika ada kesulitan dalam menjelaskan materi atau jika ada siswa yang belum memahami dengan benar. Mengamati dinamika kelompok, memastikan semua siswa terlibat aktif dalam proses diskusi dan belajar.
Sri Wahyu Winnarty mengatakan penerapan strategi Tutor Sebaya dalam pembelajaran matematika, memberikan ruang bagi siswa untuk belajar dari satu sama lain, sehingga mereka dapat berdiskusi secara terbuka dan saling menguatkan pemahaman satu sama lain, dan proses belajar menjadi lebih kolaboratif.
Pembelajaran tersebut membantu siswa untuk merasa lebih terlibat dan termotivasi dalam memahami materi. Strategi ini tidak hanya membantu siswa mengatasi kesulitan, tetapi juga mengembangkan rasa percaya diri dan kemampuan komunikasi mereka dalam berbagi pengetahuan.
"Dengan menjadi tutor, membantu saya memperkuat pemahaman materi. Ketika saya menjelaskan konsep kepada teman, saya jadi lebih mendalami dan mengingatnya dengan lebih baik , dan keterampilan berkomunikasi saya juga meningkat karena saya harus bisa membuat teman teman satu kelompok paham dengan apa yang saya katakan," kata Aulia Indah Ramadhani siswa kelas 9C .
Sementara Aidil mengaku merasa lebih nyaman belajar dengan teman sebaya sebagai tutor, karena dirinya bisa bertanya tanpa merasa takut salah atau ragu dan suasana belajarnya juga santai.
Implementasi pembelajaran Tutor Sebaya dalam pembelajaran berdiferensiasi sangat efektif untuk menjawab kebutuhan belajar siswa dengan kemampuan yang beragam dan dengan bantuan Tutor Sebaya, siswa yang lebih mampu dapat mendukung teman-temannya yang memerlukan bimbingan, sehingga tercipta suasana belajar yang kolaboratif dan inklusif.
*: Diseminasi Program Tanoto Foundation