Yoyok Sukawi akan gandeng anak muda benahi Kota Semarang
Semarang (ANTARA) - Calon Wali Kota Semarang Yoyok Sukawi akan menggandeng anak-anak muda untuk bersama-sama membenahi permasalahan yang ada di Kota Atlas, mengingat pentingnya peran pemuda bagi pembangunan daerah.
Hal tersebut terangkum dalam diskusi bersama kawula muda itu bertajuk "Rembuk Yok", sebuah ruang yang digagas Yok Bisa Community untuk saling bertukar pikiran membahas segala persoalan Kota Semarang dari perspektif generasi muda.
"Bagus banget tadi ada 11 pertanyaan. Saya catat ada dua sampai tiga aspirasi disampaikan oleh anak-anak muda untuk perbaikan, pelayanan di Kota Semarang ke depan," kata Yoyok, saat menghadiri "Rembuk Yok", di Kafe Atap Langit, Semarang, Minggu.
Dalam diskusi tersebut, Yoyok menerima beragam aspirasi yang disampaikan anak muda mengenai beragam persoalan yang jamak dihadapi anak-anak muda Kota Semarang.
Yoyok mengatakan bahwa pertanyaan yang dilontarkan belasan pemuda-pemudi itu memang kritis, dan menilainya sebagai hal wajar sesuai semangatnya untuk pembangunan Kota Semarang.
"Semuanya kritis, memang anak-anak muda ini terkenal begitu, punya pandangan kritis terhadap perbaikan Kota Semarang," kata CEO PSIS Semarang itu.
Politikus Partai Demokrat tersebut mengaku akan mendorong acara diskusi-diskusi semacam itu agar sering dilakukan.
Selain memiliki tujuan yang baik, kata dia, diskusi semacam itu juga penting untuk belanja masalah bagi seorang pemimpin, termasuk ruang dialog antar-generasi.
"Ini momentum kami untuk belanja masalah, justru kami senang dalam satu tempat muncul banyak permasalahan yang disampaikan, syukur-syukur dibahas soal solusinya juga," kata mantan anggota Komisi X DPR RI tersebut.
Dari pandangan anak muda yang mengikuti diskusi tersebut, Yoyok dinilai cakap dan aktif memberikan tanggapan sesuai harapan generasi milenial maupun gen Z yang hadir.
"Mas Yoyok selaku calon pemimpin kita, Alhamdulillah responsnya bagus, semoga ini bisa berlanjut terus," kata Koordinator Sukarelawan Yok Bisa Anwar Rosyidin.
Menurut dia, sekitar 50 persen pemilik suara di Kota Semarang adalah usia produktif, yakni 17 hingga 30 tahun sehingga kelompok anak muda tak bisa dikesampingkan begitu saja, apalagi hanya menjadi objek politik.
"Tidak bisa dipungkiri warga Kota Semarang yang memiliki hak pilih di pemilu, di atas 50 persen adalah anak muda, usia-usia 17 tahun sampai 30 tahunan. Hal ini jangan sampai anak muda hanya menjadi objek politik, kalau bisa jadi subjek," katanya.
Anwar menyatakan Yoyok yang berpasangan dengan Joko Santoso alias Joss itu punya perhatian kepada anak muda.
Kriteria itu telah dilihatnya saat diskusi bersama, yaitu menjadi pendengar yang baik, berkomunikasi dengan empati, memahami perubahan, hingga mampu memberikan motivasi generasi di bawahnya.
Pilkada Kota Semarang 2024 diikuti oleh dua pasangan calon wali kota dan wakil wali kota, yakni Agustina Wilujeng Pramestuti-Iswar Aminuddin yang diusung PDI Perjuangan di nomor urut satu.
Di nomor urut dua, pasangan Yoyok Sukawi-Joko Santoso yang diusung sembilan partai politik, yakni Partai Demokrat, Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dan Partai NasDem..
Hal tersebut terangkum dalam diskusi bersama kawula muda itu bertajuk "Rembuk Yok", sebuah ruang yang digagas Yok Bisa Community untuk saling bertukar pikiran membahas segala persoalan Kota Semarang dari perspektif generasi muda.
"Bagus banget tadi ada 11 pertanyaan. Saya catat ada dua sampai tiga aspirasi disampaikan oleh anak-anak muda untuk perbaikan, pelayanan di Kota Semarang ke depan," kata Yoyok, saat menghadiri "Rembuk Yok", di Kafe Atap Langit, Semarang, Minggu.
Dalam diskusi tersebut, Yoyok menerima beragam aspirasi yang disampaikan anak muda mengenai beragam persoalan yang jamak dihadapi anak-anak muda Kota Semarang.
Yoyok mengatakan bahwa pertanyaan yang dilontarkan belasan pemuda-pemudi itu memang kritis, dan menilainya sebagai hal wajar sesuai semangatnya untuk pembangunan Kota Semarang.
"Semuanya kritis, memang anak-anak muda ini terkenal begitu, punya pandangan kritis terhadap perbaikan Kota Semarang," kata CEO PSIS Semarang itu.
Politikus Partai Demokrat tersebut mengaku akan mendorong acara diskusi-diskusi semacam itu agar sering dilakukan.
Selain memiliki tujuan yang baik, kata dia, diskusi semacam itu juga penting untuk belanja masalah bagi seorang pemimpin, termasuk ruang dialog antar-generasi.
"Ini momentum kami untuk belanja masalah, justru kami senang dalam satu tempat muncul banyak permasalahan yang disampaikan, syukur-syukur dibahas soal solusinya juga," kata mantan anggota Komisi X DPR RI tersebut.
Dari pandangan anak muda yang mengikuti diskusi tersebut, Yoyok dinilai cakap dan aktif memberikan tanggapan sesuai harapan generasi milenial maupun gen Z yang hadir.
"Mas Yoyok selaku calon pemimpin kita, Alhamdulillah responsnya bagus, semoga ini bisa berlanjut terus," kata Koordinator Sukarelawan Yok Bisa Anwar Rosyidin.
Menurut dia, sekitar 50 persen pemilik suara di Kota Semarang adalah usia produktif, yakni 17 hingga 30 tahun sehingga kelompok anak muda tak bisa dikesampingkan begitu saja, apalagi hanya menjadi objek politik.
"Tidak bisa dipungkiri warga Kota Semarang yang memiliki hak pilih di pemilu, di atas 50 persen adalah anak muda, usia-usia 17 tahun sampai 30 tahunan. Hal ini jangan sampai anak muda hanya menjadi objek politik, kalau bisa jadi subjek," katanya.
Anwar menyatakan Yoyok yang berpasangan dengan Joko Santoso alias Joss itu punya perhatian kepada anak muda.
Kriteria itu telah dilihatnya saat diskusi bersama, yaitu menjadi pendengar yang baik, berkomunikasi dengan empati, memahami perubahan, hingga mampu memberikan motivasi generasi di bawahnya.
Pilkada Kota Semarang 2024 diikuti oleh dua pasangan calon wali kota dan wakil wali kota, yakni Agustina Wilujeng Pramestuti-Iswar Aminuddin yang diusung PDI Perjuangan di nomor urut satu.
Di nomor urut dua, pasangan Yoyok Sukawi-Joko Santoso yang diusung sembilan partai politik, yakni Partai Demokrat, Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dan Partai NasDem..