Rejowinangun Selatan, kelurahan dengan Pelayanan Kesehatan Prima Terbaik
Magelang (ANTARA) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberikan penghargaan kepada Kelurahan Rejowinangun Selatan, Kecamatan Magelang Selatan, Kota Magelang sebagai kelurahan dengan Komitmen Pelayanan Kesehatan Primer Terbaik 2024.
Lurah Rejowinangun Selatan Rahmadi dalam rilis Bagian Prokompim Pemkot Magelang di Magelang, Jumat, mengatakan perolehan penghargaan ini tidak lepas dari upaya-upaya, di antaranya mendorong para kader untuk bersemangat kolaborasi mendukung kegiatan layanan prima di kelurahan.
Selain itu, katanya, menjalin sinergi dengan Dinas Kesehatan melalui Puskesmas Magelang Selatan, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DPMP4KB) Kota Magelang serta TP-PKK kota, kecamatan, dan kelurahan.
"Untuk Kota Magelang melalui Dinas Kesehatan semoga bisa melaksanakan kolaborasi layanan prima ke semua puskesmas pembantu dan kelurahan melalui dukungan anggaran untuk para kader dan pelatihan-pelatihan," katanya.
dengan penghargaan ini, dia mengharapkan, Kelurahan Rejowinangun Selatan dapat mempertahankan program layanan prima hingga masyarakat.
Dia juga menghendaki adanya pembaharuan kader lanjut usia (lansia) atau regenerasi agar pelayanan prima lebih meningkat.
Penghargaan tersebut diberikan pada acara Pemberian Penghargaan Puskesmas dan Launching Pedoman Kerja Puskesmas, dengan tema "Transformasi Puskesmas Menuju Indonesia Emas 2024", di salah satu hotel di Jakarta, Kamis (17/10) malam.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Magelang Istikomah menjelaskan Puskesmas dan Kelurahan Rejowinangun Selatan diajukan ke Kemenkes untuk meraih penghargaan itu karena sudah melaksanakan kebijakan Integrasi Layanan Primer Terbaik.
"Puskesmas Magelang Selatan dan Kelurahan Rejowinangun Selatan kita anggap sudah cukup baik berproses dan berprogres dalam implementasi Integrasi Layanan Primer. Akhirnya yang lolos ke tahap II penjurian adalah Kelurahan Rejowinangun Selatan," katanya.
Beberapa indikator penilaian penghargaan itu, antara lain terkait dengan komitmen, dukungan anggaran, dukungan sumber daya manusia (SDM), dan kader kesehatan di kelurahan.
Selain itu, dukungan terhadap posyandu dan program-program kesehatan, implementasi pemantauan wilayah setempat di tingkat kelurahan melalui puskesmas pembantu dan di tingkat RW melalui posyandu, serta adanya inovasi yang mendukung upaya kesehatan primer.
"Inovasi yang diusung oleh Lurah Rejowinangun Selatan adalah karya penting yang mendukung aksi konvergensi penurunan stunting di wilayah kelurahan dan Kelurahan Rejowinangun Selatan juga menjadi lokus pilot project inovasi Ceting Emas (Cegah Stunting Emak-Emak Magelang Sehat)," katanya.
Ia berharap, prestasi ini dapat menginspirasi dan memberikan semangat semua puskesmas dan kelurahan di daerah itu dalam mengadopsi kebijakan Integrasi Layanan Primer.
Dia menyatakan Kota Magelang bisa menjadi yang terdepan dalam transformasi pelayanan primer melalui edukasi masyarakat, pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan peningkatan kapasitas serta kapabilitas pelayanan primer.
"Yang perlu kita kuatkan adalah puskesmas, puskesmas pembantu dan posyandu. Dengan kebijakan pelayanan sesuai siklus daur kehidupan, mendekatkan akses pelayanan kepada masyarakat dan pemantauan wilayah setempat semoga kualitas pelayanan kesehatan primer akan semakin baik," demikian Istikomah.
Lurah Rejowinangun Selatan Rahmadi dalam rilis Bagian Prokompim Pemkot Magelang di Magelang, Jumat, mengatakan perolehan penghargaan ini tidak lepas dari upaya-upaya, di antaranya mendorong para kader untuk bersemangat kolaborasi mendukung kegiatan layanan prima di kelurahan.
Selain itu, katanya, menjalin sinergi dengan Dinas Kesehatan melalui Puskesmas Magelang Selatan, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DPMP4KB) Kota Magelang serta TP-PKK kota, kecamatan, dan kelurahan.
"Untuk Kota Magelang melalui Dinas Kesehatan semoga bisa melaksanakan kolaborasi layanan prima ke semua puskesmas pembantu dan kelurahan melalui dukungan anggaran untuk para kader dan pelatihan-pelatihan," katanya.
dengan penghargaan ini, dia mengharapkan, Kelurahan Rejowinangun Selatan dapat mempertahankan program layanan prima hingga masyarakat.
Dia juga menghendaki adanya pembaharuan kader lanjut usia (lansia) atau regenerasi agar pelayanan prima lebih meningkat.
Penghargaan tersebut diberikan pada acara Pemberian Penghargaan Puskesmas dan Launching Pedoman Kerja Puskesmas, dengan tema "Transformasi Puskesmas Menuju Indonesia Emas 2024", di salah satu hotel di Jakarta, Kamis (17/10) malam.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Magelang Istikomah menjelaskan Puskesmas dan Kelurahan Rejowinangun Selatan diajukan ke Kemenkes untuk meraih penghargaan itu karena sudah melaksanakan kebijakan Integrasi Layanan Primer Terbaik.
"Puskesmas Magelang Selatan dan Kelurahan Rejowinangun Selatan kita anggap sudah cukup baik berproses dan berprogres dalam implementasi Integrasi Layanan Primer. Akhirnya yang lolos ke tahap II penjurian adalah Kelurahan Rejowinangun Selatan," katanya.
Beberapa indikator penilaian penghargaan itu, antara lain terkait dengan komitmen, dukungan anggaran, dukungan sumber daya manusia (SDM), dan kader kesehatan di kelurahan.
Selain itu, dukungan terhadap posyandu dan program-program kesehatan, implementasi pemantauan wilayah setempat di tingkat kelurahan melalui puskesmas pembantu dan di tingkat RW melalui posyandu, serta adanya inovasi yang mendukung upaya kesehatan primer.
"Inovasi yang diusung oleh Lurah Rejowinangun Selatan adalah karya penting yang mendukung aksi konvergensi penurunan stunting di wilayah kelurahan dan Kelurahan Rejowinangun Selatan juga menjadi lokus pilot project inovasi Ceting Emas (Cegah Stunting Emak-Emak Magelang Sehat)," katanya.
Ia berharap, prestasi ini dapat menginspirasi dan memberikan semangat semua puskesmas dan kelurahan di daerah itu dalam mengadopsi kebijakan Integrasi Layanan Primer.
Dia menyatakan Kota Magelang bisa menjadi yang terdepan dalam transformasi pelayanan primer melalui edukasi masyarakat, pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan peningkatan kapasitas serta kapabilitas pelayanan primer.
"Yang perlu kita kuatkan adalah puskesmas, puskesmas pembantu dan posyandu. Dengan kebijakan pelayanan sesuai siklus daur kehidupan, mendekatkan akses pelayanan kepada masyarakat dan pemantauan wilayah setempat semoga kualitas pelayanan kesehatan primer akan semakin baik," demikian Istikomah.