Solo (ANTARA) - Psikiater dari Klinik Utama Kasih Ibu Sehati Kota Solo Dr Afinia Permanasari mengatakan orang dengan gejala depresi jangan takut untuk berobat agar mendapatkan penanganan lebih dini.
"Jangan takut ke psikiater, tidak harus selalu gangguan jiwa, tapi orang dengan masalah kejiwaan," katanya pada Bincang Kesehatan di Solo, Jawa Tengah, Jumat.
Ia mengatakan jika seseorang mengalami gejala burnout atau merasa lelah terus-menerus, stres, mudah tersinggung, dan merasakan cemas bisa ke psikiater.
"Karena psikiater sekarang tidak harus selalu obat. Obat hanya untuk masalah yang sifatnya sedang ke berat," katanya.
Ia mengatakan seseorang dikatakan depresi apabila menunjukkan beberapa tanda dengan intensitas lebih dari dua minggu. Beberapa tanda tersebut, yakni afek depresif, menarik diri, rasa bersalah, gangguan makan, gangguan tidur, pesimis, dan ide-ide bunuh diri.
"Depresi ada ringan, sedang, berat. Kalau semua ada berarti depresi berat dan ini biasanya butuh obat. Tapi kriteria diagnosa tersebut harus lebih dari dua minggu," katanya.
Ia mengatakan jika diagnosa tersebut dari sedang menuju berat maka harus ke psikiater, sedangkan jika diagnosa yang ditunjukkan masih ringan maka masih bisa ke psikolog.
Disinggung mengenai kesehatan mental perempuan, dikatakannya, saat ini yang banyak ditemui yakni depresi, gangguan kecemasan, dan bipolar.
"Yang banyak sekarang kasus KDRT (kekerasan dalam rumah tangga), perselingkuhan, dan bully," katanya.
Ia mengatakan kasus bully atau perundungan tidak jarang berasal dari standar kecantikan seseorang yang dianggap tidak sesuai dengan orang yang melakukan perundungan.
"Ini jatuhnya depresi atau gangguan makan," katanya.
Menurut dia, ada beberapa antisipasi yang bisa dilakukan oleh korban perundungan, yakni dengan memperkuat fundamental pertahanan. Ia mengatakan salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan melawan.
"Melawan dengan ketegasan, buka kekerasan. Atau kita lebih ada sense of humor, kita tetap bisa menjawab dengan kalimat yang baik dan kita harus ada wawasan luas, kalau orang bully kita bisa menimpali dengan kalimat yang baik. Kalau kita nggak punya ilmu atau wawasan luas orang akan ter-bully, depresi, paling parah jadi mengakhiri hidup," katanya.
Sementara itu, kegiatan tersebut merupakan rangkaian Indonesia Plus Size Berkain Berkebaya. Pendiri Indonesia Plus Size Berkain Berkebaya Ririe Bogar mengatakan setiap perempuan berhak tampil cantik meski berbadan besar.
"Melalui acara ini kami ingin mengedukasi bahwa perempuan dengan bentuk tubuh apapun cantik," katanya.
Di sisi lain, ia juga membahas kesehatan mental perempuan mengingat kaum perempuan lebih perasa.
"Pada prinsipnya perempuan harus belajar memahami dirinya. Kalau hanya mendengarkan orang lain ya mentalnya nggak akan kuat, apa kata orang belum tentu benar, makanya kami datangkan ahlinya, yakni psikiater di sini," katanya.
Berita Terkait
Solichul rasakan hikmah besar ikut JKN kala istrinya cuci darah
Selasa, 3 Desember 2024 9:27 Wib
Mahasiswa UIN Walisongo edukasi kesehatan gigi dengan medium wayang
Minggu, 1 Desember 2024 16:34 Wib
HUT Ke-2, WPRC UIN Walisongo ajak mahasiswa peduli kesehatan
Minggu, 1 Desember 2024 15:50 Wib
BPJS Kesehatan perkuat pencegahan kecurangan di berbagai lini
Rabu, 27 November 2024 15:16 Wib
RSMS Purwokerto kampanyekan pola hidup sehat lewat lomba mural
Jumat, 22 November 2024 13:07 Wib
Berkat Program JKN, Anton tenang jalani cuci darah
Kamis, 21 November 2024 14:11 Wib
Pemkot Pekalongan buka layanan sertifikat laik higiene untuk UMKM
Senin, 18 November 2024 21:19 Wib
Pemkot Tegal canangkan Kesatuan Gerak PKK Bangga Kencana Kesehatan
Jumat, 15 November 2024 20:10 Wib