Pemkab Magelang adopsi 600 pohon aren milik masyarakat Desa Tirto
Magelang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mengadopsi 600 pohon aren milik masyarakat Desa Tirto, Grabag seharga Rp250.000 per pohon dalam upaya konservasi alam dan air.
Penjabat Bupati Magelang Sepyo Achanto di Magelang, Senin, menyampaikan pohon aren yang telah diadopsi boleh dimanfaatkan oleh masyarakat namun tidak boleh ditebang.
Ia menyampaikan konsep adopsi pohon aren ini dinamakan konsep konservasi bernilai ekonomi selain juga memperbaiki ekologi, sehingga Desa Tirto semakin lestari.
"Semoga dengan pencanangan ini Desa Tirto bisa mendapatkan predikat Proklim Lestari dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI," katanya.
Ia menuturkan hal tersebut saat mencanangkan Kampung Aren dan Bumdes Gesang Mandiri di Desa Tirto, Kecamatan Grabag. Pencanangan Kampung Aren ini juga dalam rangka verifikasi Proklim Lestari program dari KLHK RI.
Program Kampung Iklim (Proklim) adalah program berlingkup nasional yang dikelola oleh KLHK sebagai upaya meningkatkan keterlibatan masyarakat untuk melakukan penguatan kapasitas adaptasi terhadap dampak perubahan iklim dan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK), serta memberikan pengakuan terhadap upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang telah dilakukan oleh masyarakat.
Ia menyampaikan proklim dikembangkan untuk mendorong partisipasi aktif masyarakat dan seluruh pihak dalam melaksanakan aksi meningkatkan ketahanan terhadap dampak perubahan iklim dan pengurangan emisi GRK.
"Oleh karena itu, proklim diharapkan bisa menjadi suatu gerakan di Kabupaten Magelang, sehingga mampu mewujudkan ketahanan dan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi dampak perubahan iklim," katanya.
Kepala Seksi Wilayah II Balai BPI Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Teguh Pramono mengatakan proklim dalam kategori Lestari merupakan apresiasi tertinggi dalam Program Kampung Iklim ini.
"Kami terus mendorong agar dalam lokasi proklim lestari bukan sekadar memenuhi syarat administrasi semata namun diharapkan dapat berkiprah tidak hanya ditingkat lokal atau regional, namun nantinya dapat berbicara pada level nasional" katanya.
Selain itu, pihaknya mendorong agar lokasi Proklim Lestari bisa mandiri dengan produk dan program unggulannya, sehingga secara sosial ekonomi dan ekologi atau lingkungan dapat dirasakan manfaatnya.
Ia sangat memahami bahwa setiap kabupaten/kota telah memiliki kebijakan atau skala prioritas unggulan masing-masing, salah satunya Kabupaten Magelang yang sangat konsentrasi terhadap proklim ini.
Pada tahun 2023, dengan tekad yang kuat Kabupaten Magelang telah mendeklarasikan diri ingin mewujudkan menuju Kabupaten Proklim bersama 21 kecamatan.
"Dan terbukti Kabupaten Magelang sangat komitmen membumikan proklim," ungkap Teguh.
Menurut dia, Kabupaten Magelang memiliki banyak pengalaman terkait usulan proklim baik kategori pratama, madya, utama dan lestari.
"Pada tahun 2021 Kabupaten Magelang sudah mengusulkan kepada kami satu lestari, 2022 juga satu lestari, 2023 juga lestari dan tahun 2024 ini juga satu lestari lagi," katanya.
Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan Pati tanam pohon di Hari Lingkungan Hidup
Penjabat Bupati Magelang Sepyo Achanto di Magelang, Senin, menyampaikan pohon aren yang telah diadopsi boleh dimanfaatkan oleh masyarakat namun tidak boleh ditebang.
Ia menyampaikan konsep adopsi pohon aren ini dinamakan konsep konservasi bernilai ekonomi selain juga memperbaiki ekologi, sehingga Desa Tirto semakin lestari.
"Semoga dengan pencanangan ini Desa Tirto bisa mendapatkan predikat Proklim Lestari dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI," katanya.
Ia menuturkan hal tersebut saat mencanangkan Kampung Aren dan Bumdes Gesang Mandiri di Desa Tirto, Kecamatan Grabag. Pencanangan Kampung Aren ini juga dalam rangka verifikasi Proklim Lestari program dari KLHK RI.
Program Kampung Iklim (Proklim) adalah program berlingkup nasional yang dikelola oleh KLHK sebagai upaya meningkatkan keterlibatan masyarakat untuk melakukan penguatan kapasitas adaptasi terhadap dampak perubahan iklim dan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK), serta memberikan pengakuan terhadap upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang telah dilakukan oleh masyarakat.
Ia menyampaikan proklim dikembangkan untuk mendorong partisipasi aktif masyarakat dan seluruh pihak dalam melaksanakan aksi meningkatkan ketahanan terhadap dampak perubahan iklim dan pengurangan emisi GRK.
"Oleh karena itu, proklim diharapkan bisa menjadi suatu gerakan di Kabupaten Magelang, sehingga mampu mewujudkan ketahanan dan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi dampak perubahan iklim," katanya.
Kepala Seksi Wilayah II Balai BPI Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Teguh Pramono mengatakan proklim dalam kategori Lestari merupakan apresiasi tertinggi dalam Program Kampung Iklim ini.
"Kami terus mendorong agar dalam lokasi proklim lestari bukan sekadar memenuhi syarat administrasi semata namun diharapkan dapat berkiprah tidak hanya ditingkat lokal atau regional, namun nantinya dapat berbicara pada level nasional" katanya.
Selain itu, pihaknya mendorong agar lokasi Proklim Lestari bisa mandiri dengan produk dan program unggulannya, sehingga secara sosial ekonomi dan ekologi atau lingkungan dapat dirasakan manfaatnya.
Ia sangat memahami bahwa setiap kabupaten/kota telah memiliki kebijakan atau skala prioritas unggulan masing-masing, salah satunya Kabupaten Magelang yang sangat konsentrasi terhadap proklim ini.
Pada tahun 2023, dengan tekad yang kuat Kabupaten Magelang telah mendeklarasikan diri ingin mewujudkan menuju Kabupaten Proklim bersama 21 kecamatan.
"Dan terbukti Kabupaten Magelang sangat komitmen membumikan proklim," ungkap Teguh.
Menurut dia, Kabupaten Magelang memiliki banyak pengalaman terkait usulan proklim baik kategori pratama, madya, utama dan lestari.
"Pada tahun 2021 Kabupaten Magelang sudah mengusulkan kepada kami satu lestari, 2022 juga satu lestari, 2023 juga lestari dan tahun 2024 ini juga satu lestari lagi," katanya.
Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan Pati tanam pohon di Hari Lingkungan Hidup