Wali Kota Semarang dorong anak muda jadi petani milenial
Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mendorong anak-anak muda menjadi petani milenial, salah satunya dengan memanfaatkan lahan yang ada untuk pertanian perkotaan (urban farming).
"Kami mendorong petani milenial makin banyak lagi, harus ada regenerasi. Anak-anak muda ini bisa jadi agen ketahanan pangan," kata Ita, sapaan akrab Hevearita, di Semarang, Jawa Tengah, Kamis sore, saat panen padi, sayur, dan lele di Sandi Buana Farm Semarang,.
Ia mengatakan masih banyak lahan yang bisa dimanfaatkan untuk bercocok tanam.
Sandi Buana Farm merupakan kebun hidroponik yang didirikan oleh seorang anak muda bernama Sandi Febrianto di kawasan Mangunsari, Kecamatan Gunungpati, Semarang, sejak 2019.
Di kebun hidroponik itu, ia menyempatkan memanen padi, beraneka sayuran, dan ikan lele bersama siswa-siswi sekolah dasar (SD) dan ratusan masyarakat yang tinggal di sekitar.
"Ini adalah salah satu contoh. Sandi Farm ini dikelola oleh anak muda, petani milenial. Apalagi sekarang ini petani sudah mulai berkurang, sudah sepuh-sepuh," katanya.
Karena itu, ia mengingatkan pentingnya regenerasi petani untuk karena masih cukup banyak lahan-lahan pertanian di Kota Semarang, seperti di Gunungpati, Mijen, dan Banyumanik.
Selain membantu menjaga ketahanan pangan, pengembangan sektor pertanian, termasuk oleh kalangan anak muda bisa menggeliatkan sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Ita memastikan Pemerintah Kota Semarang akan memberikan fasilitas terbaik bagi masyarakat, terutama terkait ketahanan pangan, salah satunya melalui pelatihan bercocok tanam bagi generasi muda.
Selain itu, kata dia, pendampingan untuk memasarkan produk baik di dalam Kota Semarang maupun di luar daerah, salah satunya melalui Pasar Pangan Rakyat Murah dan Aman (Pak Rahman).
"Ibu PKK bisa menanam cabai di polibag. Nanti cabainya bisa ambil di sini dan sambil belajar, nanti hasilnya bisa dijual ke Pak Rahman. Saya siap memfasilitasi, tidak ada harga tengkulak," ujarnya.
Sementara itu, Sandi Febrianto selaku pemilik Sandi Buana Farm mengatakan akan menggelar beraneka pelatihan bercocok tanam, khususnya terhadap kalangan pelajar.
"Ke depan akan buat 'edupark' khusus untuk anak-anak SD belajar tentang pertanian agar ke depan tidak kehilangan penerus petani," kata sarjana lulusan teknik sipil tersebut.
Baca juga: Mahasiswa UNS ajak petani Klaten nikmati manfaat asap sekam cair
"Kami mendorong petani milenial makin banyak lagi, harus ada regenerasi. Anak-anak muda ini bisa jadi agen ketahanan pangan," kata Ita, sapaan akrab Hevearita, di Semarang, Jawa Tengah, Kamis sore, saat panen padi, sayur, dan lele di Sandi Buana Farm Semarang,.
Ia mengatakan masih banyak lahan yang bisa dimanfaatkan untuk bercocok tanam.
Sandi Buana Farm merupakan kebun hidroponik yang didirikan oleh seorang anak muda bernama Sandi Febrianto di kawasan Mangunsari, Kecamatan Gunungpati, Semarang, sejak 2019.
Di kebun hidroponik itu, ia menyempatkan memanen padi, beraneka sayuran, dan ikan lele bersama siswa-siswi sekolah dasar (SD) dan ratusan masyarakat yang tinggal di sekitar.
"Ini adalah salah satu contoh. Sandi Farm ini dikelola oleh anak muda, petani milenial. Apalagi sekarang ini petani sudah mulai berkurang, sudah sepuh-sepuh," katanya.
Karena itu, ia mengingatkan pentingnya regenerasi petani untuk karena masih cukup banyak lahan-lahan pertanian di Kota Semarang, seperti di Gunungpati, Mijen, dan Banyumanik.
Selain membantu menjaga ketahanan pangan, pengembangan sektor pertanian, termasuk oleh kalangan anak muda bisa menggeliatkan sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Ita memastikan Pemerintah Kota Semarang akan memberikan fasilitas terbaik bagi masyarakat, terutama terkait ketahanan pangan, salah satunya melalui pelatihan bercocok tanam bagi generasi muda.
Selain itu, kata dia, pendampingan untuk memasarkan produk baik di dalam Kota Semarang maupun di luar daerah, salah satunya melalui Pasar Pangan Rakyat Murah dan Aman (Pak Rahman).
"Ibu PKK bisa menanam cabai di polibag. Nanti cabainya bisa ambil di sini dan sambil belajar, nanti hasilnya bisa dijual ke Pak Rahman. Saya siap memfasilitasi, tidak ada harga tengkulak," ujarnya.
Sementara itu, Sandi Febrianto selaku pemilik Sandi Buana Farm mengatakan akan menggelar beraneka pelatihan bercocok tanam, khususnya terhadap kalangan pelajar.
"Ke depan akan buat 'edupark' khusus untuk anak-anak SD belajar tentang pertanian agar ke depan tidak kehilangan penerus petani," kata sarjana lulusan teknik sipil tersebut.
Baca juga: Mahasiswa UNS ajak petani Klaten nikmati manfaat asap sekam cair