Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, terus menggencarkan kegiatan imunisasi lengkap pada anak-anak balita untuk membentuk kekebalan tubuh terhadap penyakit dan mencegah kasus polio di daerah tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan Slamet Budiyanto di Pekalongan, Selasa, mengatakan bahwa virus polio rentan dapat menyerang susunan saraf pusat manusia sehingga apabila yang diserang saraf motorik (alat gerak) maka penderita bisa lumpuh layu mendadak.
"Oleh karena itu, kami mengajak masyarakat memberikan imunisasi lengkap kepada anak. Polio memang tidak bisa diobati namun bisa dicegah dengan imunisasi," katanya.
Menurut dia, virus polio penyebarannya bisa melalui tinja, terlebih jika manusia buang air besar secara sembarangan yang nantinya dapat menyebabkan air di sekitar terkontaminasi.
Apabila tinja yang sudah mengandung virus tersebut terkontaminasi dengan air, kata dia, maka hal ini bisa menimbulkan penularan polio.
Selain dapat dicegah dengan pemberian vaksin, menurut dia, penyakit ini dapat dicegah dengan menjaga kebersihan lingkungan dan perilaku hidup bersih dengan rajin mencuci tangan pakai sabun dengan benar.
"Oleh karena itu, kami mengimbau masyarakat segera melapor kepada petugas kesehatan atau puskesmas terdekat apabila menemukan anak usia di bawah 15 tahun dengan gejala lumpuh layu mendadak," katanya.
Ia yang didampingi Sub Koordinator Surveilan Kurmanto mengajak orang tua yang belum memberikan imunisasi polio kepada anaknya untuk segera melengkapi status imunisasinya.
Selama ini, kata dia, masih banyak orang tua yang beranggapan dan sugesti cerita orang lain bahwa jika anak vaksin akan menimbulkan dampaknya sehingga mereka enggan mengajak anaknya mendapatkan imunisasi.
"Kami berharap masyarakat lebih cerdas bisa mencari tahu ke sumber seperti puskesmas atau dinas kesehatan jika masih ragu manfaat vaksin yang akan diberikan oleh anaknya. Jangan sampai anak ketinggalan vaksin untuk membentuk kekebalan tubuh agar tidak mudah terinfeksi virus penyebab penyakit," katanya.
Baca juga: Dinkes sebut Boyolali tetap bebas polio