Kudus dilanda tanah longsor hingga menutup akses jalan
Kudus (ANTARA) - Bencana tanah longsor terjadi di Desa Rahtawu, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus Provinsi Jawa Tengah hingga mengakibatkan akses jalan di desa setempat sempat tidak bisa dilalui kendaraan bermotor akibat tertutup material longsor, Sabtu.
Menurut Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus Munaji di Kudus, bencana tanah longsor di Desa Rahtawu itu terjadi di dua titik menuju Dukuh Semliro.
Peristiwa bencana alam tersebut diperkirakan terjadi pada Sabtu pukul 11.00 WIB.
Setelah mendapatkan laporan, tim BPBD bersama warga desa setempat langsung melakukan kerja bakti membersihkan jalan dari material longsor yang menutup akses jalan.
Upaya pembersihan jalan dari tanah maupun bebatuan yang jatuh dari tebing, akhirnya pada pukul 16.00 WIB bisa dilalui kendaraan bermotor kembali.
Bencana tanah longsor di Desa Rahtawu memang sering terjadi, sehingga patut menjadi kewaspadaan masyarakat saat curah hujan meningkat.
Selain tanah longsor di Desa Rahtawu, pihaknya juga menerima informasi kasus serupa di Desa Ternadi.
Karena itu, dia meminta agar warga desa setempat tidak bepergian saat curah hujan tinggi, termasuk kegiatan mendaki gunung juga lebih baik ditunda.
"Masyarakat juga kami imbau untuk tidak bermain di sungai karena sebelumnya ada kasus anak tenggelam di sungai. Dengan curah hujan tinggi seperti sekarang debit airnya tentu meningkat," katanya.
Berdasarkan peta rawan bencana, untuk daerah rawan bencana tanah longsor tersebar di 13 desa, meliputi Desa Rahtawu, Menawan, Jurang, dan Kedungsari (Kecamatan Gebog), Desa Terban (Kecamatan Jekulo), serta Desa Soco, Ternadi, Japan, Kuwukan, Puyoh, Colo, Dukuh Waringin, dan Cranggang (Kecamatan Dawe).
Menurut Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus Munaji di Kudus, bencana tanah longsor di Desa Rahtawu itu terjadi di dua titik menuju Dukuh Semliro.
Peristiwa bencana alam tersebut diperkirakan terjadi pada Sabtu pukul 11.00 WIB.
Setelah mendapatkan laporan, tim BPBD bersama warga desa setempat langsung melakukan kerja bakti membersihkan jalan dari material longsor yang menutup akses jalan.
Upaya pembersihan jalan dari tanah maupun bebatuan yang jatuh dari tebing, akhirnya pada pukul 16.00 WIB bisa dilalui kendaraan bermotor kembali.
Bencana tanah longsor di Desa Rahtawu memang sering terjadi, sehingga patut menjadi kewaspadaan masyarakat saat curah hujan meningkat.
Selain tanah longsor di Desa Rahtawu, pihaknya juga menerima informasi kasus serupa di Desa Ternadi.
Karena itu, dia meminta agar warga desa setempat tidak bepergian saat curah hujan tinggi, termasuk kegiatan mendaki gunung juga lebih baik ditunda.
"Masyarakat juga kami imbau untuk tidak bermain di sungai karena sebelumnya ada kasus anak tenggelam di sungai. Dengan curah hujan tinggi seperti sekarang debit airnya tentu meningkat," katanya.
Berdasarkan peta rawan bencana, untuk daerah rawan bencana tanah longsor tersebar di 13 desa, meliputi Desa Rahtawu, Menawan, Jurang, dan Kedungsari (Kecamatan Gebog), Desa Terban (Kecamatan Jekulo), serta Desa Soco, Ternadi, Japan, Kuwukan, Puyoh, Colo, Dukuh Waringin, dan Cranggang (Kecamatan Dawe).