Solo (ANTARA) - Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengatakan angka inflasi Kota Solo, Jawa Tengah harus dijaga mengingat daerah tersebut tidak memiliki sumber daya alam (SDA).
"Kami tidak punya lahan pertanian dan lain-lain," katanya usai menghadiri Upacara Pengukuhan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Surakarta di Solo, Jawa Tengah, Jumat.
Terkait hal itu, pihaknya mengatakan selama ini Pemkot Surakarta pasti koordinasi dengan BI mengingat BI menjadi bagian yang sangat krusial dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
Selain itu, dikatakannya, BI juga mengakselerasi transaksi digital di Kota Solo, terutama di pasar tradisional.
"Yang namanya pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, idealnya dibarengi dengan penurunan angka kemiskinan, penurunan angka gini ratio, penurunan angka stunting. Kami ingin inflasi selalu terkendali," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Deputi Gubernur BI Doni Primanto Joewono mengatakan inflasi Kota Solo saat ini sudah turun dari 7 persen menjadi 3 persen.
Meski turun, dikatakannya, saat ini angka inflasi tersebut masih menjadi pekerjaan rumah karena masih dianggap tinggi. Oleh karena itu, ia meminta kepada kepala baru BI Surakarta untuk aktif bersinergi dengan Pemkot Surakarta untuk menjaga inflasi.
"Pada zaman Pak Jokowi selalu ada kalimat 4K, ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif. Itulah yang membuat kita bisa mengendalikan inflasi," katanya.
Sementara itu, pada pengukuhan tersebut Dwiyanto Cahyo Sumirat menjabat sebagai Kepala baru BI Surakarta menggantikan kepala sebelumnya Nugroho Joko Prastowo yang saat ini menjabat sebagai Kepala Grup Sektor Keuangan di Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Pusat.