Para sukarelawan yang berjuang memenuhi panggilan kemanusiaan
Pantang menyerah
Sikap sukarelawan pantang menyerah dalam membantu warga yang terdampak bencana alam, memang terbukti. Salah satunya dari sikap mereka yang tetap mengevakuasi warga yang terjebak di tengah banjir.
Bahkan, ada sukarelawan yang cedera kaki, saat proses evakuasi warga tetap semangat terjun ke lokasi banjir tanpa memedulikan rasa sakit di kaki kirinya yang terluka cukup panjang akibat terkena baja ringan pada atap rumah warga.
Nur Cholis sempat menunjukkan luka pada kaki kirinya yang cukup lebar, namun tidak terlalu dalam. Akan tetapi, orang lain yang melihat luka sayatan panjang itu agak merinding karena hanya diobati seadanya.
Insiden yang dialami Nur Cholis terjadi ketika dirinya berupaya melakukan penyisiran ke rumah-rumah yang dimungkinkan warganya belum terevakuasi. Setelah mendapatkan enam warga, perahu karetnya diarahkan ke daratan yang dipusatkan di Jembatan Tanggulangin yang berbatasan antara Demak dengan Kudus.
Saking derasnya arus air karena berasal dari titik tanggul Sungai Wulan yang jebol, perahu karetnya menabrak atap rumah warga yang tidak terlihat karena terutup air.
Untuk menyelamatkan perahunya dari kebocoran, secara refleks kakinya berupaya menendang atap yang dari baja ringan tersebut.
Akan tetapi nahas, kaki kirinya justru tersayat ujung baja ringan yang tajam tersebut.
Meskipun mengalami luka, dia tidak kapok membantu evakuasi warga. Bahkan, ia siap diterjunkan hingga banjir benar-benar surut.
Sikap sukarelawan pantang menyerah dalam membantu warga yang terdampak bencana alam, memang terbukti. Salah satunya dari sikap mereka yang tetap mengevakuasi warga yang terjebak di tengah banjir.
Bahkan, ada sukarelawan yang cedera kaki, saat proses evakuasi warga tetap semangat terjun ke lokasi banjir tanpa memedulikan rasa sakit di kaki kirinya yang terluka cukup panjang akibat terkena baja ringan pada atap rumah warga.
Nur Cholis sempat menunjukkan luka pada kaki kirinya yang cukup lebar, namun tidak terlalu dalam. Akan tetapi, orang lain yang melihat luka sayatan panjang itu agak merinding karena hanya diobati seadanya.
Insiden yang dialami Nur Cholis terjadi ketika dirinya berupaya melakukan penyisiran ke rumah-rumah yang dimungkinkan warganya belum terevakuasi. Setelah mendapatkan enam warga, perahu karetnya diarahkan ke daratan yang dipusatkan di Jembatan Tanggulangin yang berbatasan antara Demak dengan Kudus.
Saking derasnya arus air karena berasal dari titik tanggul Sungai Wulan yang jebol, perahu karetnya menabrak atap rumah warga yang tidak terlihat karena terutup air.
Untuk menyelamatkan perahunya dari kebocoran, secara refleks kakinya berupaya menendang atap yang dari baja ringan tersebut.
Akan tetapi nahas, kaki kirinya justru tersayat ujung baja ringan yang tajam tersebut.
Meskipun mengalami luka, dia tidak kapok membantu evakuasi warga. Bahkan, ia siap diterjunkan hingga banjir benar-benar surut.