Semarang (ANTARA) - Rahasia dalam pengembangan teknologi energi yang ramah lingkungan sangat bergantung pada REE (rare earth element) atau biasa disebut logam tanah jarang (LTJ).
Logam ini dipakai pada semua semikonduktor untuk ponsel, komputer, turbin, dan lainnya. Saat ini harga REE sangat mahal, tetapi keberadaannya sangat diperlukan untuk masa depan energi terbarukan.
Demikian siaran pers dari RXT Capital yang diterima di Semarang, Selasa.
Negeri tetangga seperti Indonesia, walaupun memiliki REE ini, banyak kendala untuk menambang dan mengolahnya. Dengan bekerja sama dengan Green Snow Tech yang telah memulai ini, RXT Capital memaksimalkan kesempatan para Investor seluruh dunia untuk turun ambil bagian dari penambangan ini.
RXT Capital LTD Hongkong telah mengambil 51 persen total kepemilikan dari tambang REE ini. Langkah ini diambil dalam persiapan menggunakan blockchain sebagai sarana STO dalam sharing kepemilikkan.
RXT Capital LTD pemilik RXT Token, saat ini telah menerbitkan Bond Crypto senilai 500.000.000 USDT untuk Bitcoinland.
Untuk REE Mining, RXT Capital telah membuka Trust Account Under Hongkong Trust Capital Management (HKTCM), sebagai langkah awal untuk membuat REE Mining ini bisa dinikmati pata investor seluruh dunia. Rencana RXT Capital akan memperoleh dana segar sejumlah 3.000.000.000 USD (tiga miliar USD) untuk memulai bisnis ini.
Tetap mengedepankan RXT (Rimaunangis) Token sebagai utilitas Token nya, RXT Capital LTD akan terus mengembangkan Lini bisnisnya sebagai bagian dari RXT World.
Tambang REE Ini berlokasi di Provinsi Perak, dengan luas awal 100 acres dan akan bertambah hingga 5000 acres. Tentunya nama besar di Malaysia seperti Petronas dan Agency Nuclear Malaysia akan memberikan dukungan.
Dalam perjanjian ini Dato Abdul Haadi Azhar selaku CEO dari RXT Capital LTD dan Dato Nik Abdul Mubin selaku CEO Grennsnow Technologies SDN BHD, mengatakan studi yang telah dilakukan sejak 2021 ini, telah masanya untuk dinikmati oleh Dunia.
RXT Capital dan Greensnow Tech SDN BHD akan membawa dunia kepada energi hijau yang lebih terjangkau dan dapat dinikmati semua orang. Dari Malaysia dan Hongkong untuk dunia.
Hal ini jauh lebih maju, mengingat LTJ di Indonesia belum diatur secara resmi. Jika Pemerintah Indonesia tahu, bisa gigit jari karena semua produsen mobil listrik seperti Tesla sangat membutuhkan ini. ***