Gerakan Maju Tani siapkan 10 juta petani digital
Jakarta (ANTARA) - Gerakan Maju Tani mendeklarasikan memajukan pertanian dengan teknologi dan inovasi, memberdayakan generasi muda dan melestarikan pertanian berkelanjutan, mengatasi krisis pangan dunia dan keamanan pangan dalam negeri dengan mencetak 10 juta petani digital.
Deklarasi ini disampaikan di depan Kepala Staf Kepresidenan yang juga Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Moeldoko di Kantor Staf Kepresidenan, Jakarta, Senin (11/9).
“Gerakan ini berawal dari kekhawatiran kami terkait krisis pangan yang terjadi di banyak negara termasuk Indonesia," kata Inisiator Gerakan Maju Tani Indonesia, Erwin Gunawan dalam keterangan di Jakarta, Senin
Menurutnya, tujuan utama dari Gerakan ini adalah mencetak 10 juta petani digital sebelum akhir 2024.
Saat ini, katanya, Indonesia sudah menjadi negara importir bahan pangan belum lagi jumlah petani yang semakin berkurang. Karena itu, pihaknya ingin berupaya agar anak muda tertarik untuk menjadi petani mengingat masalah krisis pangan dan terus menurunnya jumlah petani bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tapi juga menjadi tanggung jawab kita bersama.
Erwin menambahkan, Gerakan Maju Tani mengusung konsep metafarming yang memungkinkan anak muda untuk bisa menjadi petani secara digital. Meta Farming adalah platform online di mana semua orang bisa terlibat dalam pertanian. Melalui aplikasi ini, masyarakat yang tertarik untuk bertani bisa bercocok tanam di lahan yang sudah disiapkan oleh Meta Farming.
Erwin menambahkan, konsep metafarming ini akan disosialisasikan ke sejumlah pihak agar target 10 juta petani digital pada akhir 2024 bisa tercapai. Pada acara tersebut, Gerakan Maju Tani juga menobatkan Ketua Umum HKTI Moeldoko sebagai Bapak Gerakan Maju Tani Indonesia.
Moeldoko menyambut baik Gerakan Maju Tani yang diusung oleh sekelompok anak muda. Dia menyebut gerakan ini sebagai Neo Marhaen.
Dia menambahkan, metafarming ini merupakan bentuk transformasi di sektor pertanian. Konsep ini memanfaatkan teknologi yang bisa digunakan untuk menginspirasi anak muda untuk mau menjadi petani.
Menurutnya, cita-cita Presiden Soekarno tentang kesejahteraan petani sekarang jadi kenyataan dengan konsep metafarming yang melahirkan Petani Muda Digital.
Deklarasi ini disampaikan di depan Kepala Staf Kepresidenan yang juga Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Moeldoko di Kantor Staf Kepresidenan, Jakarta, Senin (11/9).
“Gerakan ini berawal dari kekhawatiran kami terkait krisis pangan yang terjadi di banyak negara termasuk Indonesia," kata Inisiator Gerakan Maju Tani Indonesia, Erwin Gunawan dalam keterangan di Jakarta, Senin
Menurutnya, tujuan utama dari Gerakan ini adalah mencetak 10 juta petani digital sebelum akhir 2024.
Saat ini, katanya, Indonesia sudah menjadi negara importir bahan pangan belum lagi jumlah petani yang semakin berkurang. Karena itu, pihaknya ingin berupaya agar anak muda tertarik untuk menjadi petani mengingat masalah krisis pangan dan terus menurunnya jumlah petani bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tapi juga menjadi tanggung jawab kita bersama.
Erwin menambahkan, Gerakan Maju Tani mengusung konsep metafarming yang memungkinkan anak muda untuk bisa menjadi petani secara digital. Meta Farming adalah platform online di mana semua orang bisa terlibat dalam pertanian. Melalui aplikasi ini, masyarakat yang tertarik untuk bertani bisa bercocok tanam di lahan yang sudah disiapkan oleh Meta Farming.
Erwin menambahkan, konsep metafarming ini akan disosialisasikan ke sejumlah pihak agar target 10 juta petani digital pada akhir 2024 bisa tercapai. Pada acara tersebut, Gerakan Maju Tani juga menobatkan Ketua Umum HKTI Moeldoko sebagai Bapak Gerakan Maju Tani Indonesia.
Moeldoko menyambut baik Gerakan Maju Tani yang diusung oleh sekelompok anak muda. Dia menyebut gerakan ini sebagai Neo Marhaen.
Dia menambahkan, metafarming ini merupakan bentuk transformasi di sektor pertanian. Konsep ini memanfaatkan teknologi yang bisa digunakan untuk menginspirasi anak muda untuk mau menjadi petani.
Menurutnya, cita-cita Presiden Soekarno tentang kesejahteraan petani sekarang jadi kenyataan dengan konsep metafarming yang melahirkan Petani Muda Digital.