Solo (ANTARA) -
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut pemerintah terus berupaya meningkatkan nilai tambah dari sektor manufaktur.
"Sektor perdagangan akibat manufaktur tinggi, dengan demikian kami selalu mendorong sektor manufaktur ini mempunyai nilai tambah," katanya pada pembukaan Indonesia Industrial Summit 2023 di UNS Tower Solo, Jawa Tengah, Selasa.
Ia mengatakan secara umum kondisi purchase manager index (PMI) di Indonesia di atas 50. Bahkan bulan lalu PMI Indonesia mencapai 53,3.
"Ini salah satu yang tertinggi di kawasan ASEAN. Bahkan lebih tinggi dari negara maju seperti Amerika, Jepang, dan lain-lain," katanya.
Ia mengatakan kenaikan tersebut salah satunya merupakan kontribusi dari sektor industri yang mendekati 18 persen. Momentum tersebut harus dijaga.
"Kita tahu sektor industri dalam situasi COVID-19, Indonesia berhasil menjaga suplai chain, sehingga optimisme industri terlihat dari purchase manager index," katanya.
Untuk menjaga capaian tersebut, pemerintah akan terus meningkatkan hilirisasi. Hilirisasi tidak hanya dilakukan pada komoditas baja tetapi juga yang lain, termasuk juga bahan baku silika yang bisa jadi potensi untuk industri fotovoltaik atau energi terbarukan.
Sementara itu, transformasi industri yang dilakukan melalui hilirisasi juga berhasil memacu pertumbuhan ekonomi di daerah, seperti beberapa wilayah yang merupakan pusat industri hilirisasi sumber daya alam khususnya mineral dan logam, yakni Sulawesi, Maluku, Papua, dan Kalimantan.
Empat daerah ini mengalami pertumbuhan positif ekonomi. Pihaknya mencatat Sulawesi tumbuh 6,64 persen secara yoy, disusul Maluku dan Papua yakni 6,35 persen yoy, serta Kalimantan yaitu 5,56 persen yoy.
"Ini menjadi bukti bahwa hilirisasi mampu meningkatkan PDRB daerah, ekspor, investasi, maupun penyediaan lapangan kerja," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menko Perekonomian: Pemerintah tingkatkan nilai tambah manufaktur