"Panggung apung" sambut Rakernas Kota Pusaka di Semarang
Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang merencanakan konsep "panggung apung" untuk menyambut Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) yang berlangsung pada 22-26 Agustus mendatang.
Setidaknya ada 78 delegasi kabupaten/kota di Indonesia anggota JKPI yang akan datang ke Semarang yang menjadi tuan rumah Rakernas JKPI pada tahun ini, termasuk kepala daerahnya.
"Sebagai rangkaian rakernas ini ada pentas seni budaya yang menjadi ajang bergengsi selain kirab budaya," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Wing Wiyarso Poespojoedho, di Semarang, Selasa.
Menurut dia, pentas seni budaya itu merupakan ajang bagi masing-masing kabupaten/kota untuk menampilkan berbagai potensi budaya dan kearifan lokal yang dimilikinya sebagai kota pusaka.
Pada Rakernas JKPI sebelumnya, kata dia, pentas seni budaya biasanya ditampilkan di panggung biasa, tetapi Pemkot Semarang ingin menampilkan konsep berbeda untuk JKPI X/2023.
"Kami akan coba berupa 'floating stage' di Polder Tawang. Ini merupakan ide kreatif dari Bu Wali (Wali Kota Semarang, red.). Kami akan segera tindak lanjuti. Sudah 'on process', lagi kajian," katanya.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan konsep "panggung apung" itu memang dirancang untuk membedakan gelaran Rakernas JKPI yang tahun ini menjadikan Kota Semarang sebagai tuan rumah.
"Kami punya ide dibuat acaranya di Polder Tawang. Jadi, panggungnya di (atas, red.) air, lalu yang nonton di pinggirnya. 'Floating stage'. Biar ada perbedaan aja, kalau panggung di darat kan biasa," katanya.
Pemkot Semarang juga telah menyiapkan kirab budaya yang menjadi salah satu rangkaian Rakernas JKPI X yang juga menjadi ajang penampilan kearifan lokal masing-masing daerah.
Ia menjelaskan bahwa 78 kabupaten/kota anggota JKPI adalah daerah yang mengelola atau memiliki kawasan bersejarah atau kota pusaka, seperti Kota Semarang dengan kawasan Kota Lama.
"Ada di Sumatra, Siak, Sawahlunto, Medan, Palembang. Meski hanya 78 daerah, (jumlah, red.) pesertanya luar biasa, salah satunya Palembang yang membawa rombongan 500 orang, termasuk Denpasar juga 500 orang," katanya.
Nantinya, kata dia, masing-masing kabupaten/kota yang menjadi anggota JKPI juga akan menampilkan potensi seni budaya, atraksi, dan kearifan lokal yang dimiliki melalui kirab budaya.
"Kirabnya dari depan (Gedung, red.) Marba sampai Titik Nol Kilometer. Kami harus batasi, kalau setiap kontingen 500 orang, 'ora entek-entek' (tidak ada habisnya). Jadi, dibatasi 30 orang per kontingen," katanya.
Setidaknya ada 78 delegasi kabupaten/kota di Indonesia anggota JKPI yang akan datang ke Semarang yang menjadi tuan rumah Rakernas JKPI pada tahun ini, termasuk kepala daerahnya.
"Sebagai rangkaian rakernas ini ada pentas seni budaya yang menjadi ajang bergengsi selain kirab budaya," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Wing Wiyarso Poespojoedho, di Semarang, Selasa.
Menurut dia, pentas seni budaya itu merupakan ajang bagi masing-masing kabupaten/kota untuk menampilkan berbagai potensi budaya dan kearifan lokal yang dimilikinya sebagai kota pusaka.
Pada Rakernas JKPI sebelumnya, kata dia, pentas seni budaya biasanya ditampilkan di panggung biasa, tetapi Pemkot Semarang ingin menampilkan konsep berbeda untuk JKPI X/2023.
"Kami akan coba berupa 'floating stage' di Polder Tawang. Ini merupakan ide kreatif dari Bu Wali (Wali Kota Semarang, red.). Kami akan segera tindak lanjuti. Sudah 'on process', lagi kajian," katanya.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan konsep "panggung apung" itu memang dirancang untuk membedakan gelaran Rakernas JKPI yang tahun ini menjadikan Kota Semarang sebagai tuan rumah.
"Kami punya ide dibuat acaranya di Polder Tawang. Jadi, panggungnya di (atas, red.) air, lalu yang nonton di pinggirnya. 'Floating stage'. Biar ada perbedaan aja, kalau panggung di darat kan biasa," katanya.
Pemkot Semarang juga telah menyiapkan kirab budaya yang menjadi salah satu rangkaian Rakernas JKPI X yang juga menjadi ajang penampilan kearifan lokal masing-masing daerah.
Ia menjelaskan bahwa 78 kabupaten/kota anggota JKPI adalah daerah yang mengelola atau memiliki kawasan bersejarah atau kota pusaka, seperti Kota Semarang dengan kawasan Kota Lama.
"Ada di Sumatra, Siak, Sawahlunto, Medan, Palembang. Meski hanya 78 daerah, (jumlah, red.) pesertanya luar biasa, salah satunya Palembang yang membawa rombongan 500 orang, termasuk Denpasar juga 500 orang," katanya.
Nantinya, kata dia, masing-masing kabupaten/kota yang menjadi anggota JKPI juga akan menampilkan potensi seni budaya, atraksi, dan kearifan lokal yang dimiliki melalui kirab budaya.
"Kirabnya dari depan (Gedung, red.) Marba sampai Titik Nol Kilometer. Kami harus batasi, kalau setiap kontingen 500 orang, 'ora entek-entek' (tidak ada habisnya). Jadi, dibatasi 30 orang per kontingen," katanya.