Semarang (ANTARA) - Pertunjukan barongsai hingga sosok Kera Sakti dan kawan-kawannya memeriahkan pergelaran Pasar Semawis di kawasan Pecinan, Semarang, Jumat malam, menyambut Tahun Baru Imlek 2574 Kongzili.
Dua barongsai berwarna merah dan kuning tampil enerjik dikerubuti penonton, terutama anak-anak, sembari sesekali menyelipkan amplop angpau di mulut hewan dalam mitologi Tionghoa tersebut.
Tak ketinggalan, sosok familiar dalam film Kera Sakti juga tampak, seperti Sun Go Kong sang siluman kera, Chu Pat Kai (siluman babi), Wu Ching (siluman air), dipimpin Biksu Tong Sam Chong.
Keempatnya diperankan cosplayer dikerubuti pengunjung yang ingin berfoto, sementara para pengunjung lain tampak menyantap beragam menu kuliner yang dijual berderet di sepanjang jalan tersebut.
Pasar Semawis Semarang kembali digelar pada 19-20 Januari 2023 sebagai rangkaian kegiatan menyambut pergantian tahun Imlek, dengan menawarkan beragam sajian kuliner dan hiburan.
Kawasan bisnis dan pertokoan di Pecinan itu pun dipercantik dengan berbagai ornamen dan hiasan khas Imlek, dan hanya boleh dilalui pejalan kaki selama penyelenggaraan Pasar Semawis.
Ari (28) warga Pedurungan Semarang mengaku hampir setiap tahun selalu berkunjung ke Pasar Semawis menjelang Imlek karena banyak makanan-makanan enak yang ingin dicobanya.
"Tiap (mau, red.) Imlek selalu ke sini. Senang aja sih. Beli makanan, jalan-jalan. Asyik. Kan enggak tiap hari juga ada kayak gini," kata Ari yang mengajak kawan-kawannya itu.
Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengharapkan momentum Imlek kali ini bisa semakin meningkatkan kerukunan dan saling menghormati di kalangan masyarakat.
"Kedua, bisa meningkatkan perekonomian masyarakat. Dengan kegiatan-kegiatan ini masyarakat kan datang dan terjadi transaksi perekonomian," kata Ita, sapaan akrab Hevearita.
Ketiga, Pasar Semawis yang digelar di Gang Baru, salah satu ruas jalan di kawasan Pecinan itu merupakan salah satu upaya untuk melestarikan kebudayaan dan sejarah Kota Semarang.
"Karena ini salah satu kawasan Semarang Lama, yakni Pecinan, Kampung Melayu, Kota Lama, dan Kauman sehingga menjadi bagian sejarah yang harus dilestarikan," kata Ita.
Baca juga: Sambut Imlek, Tradisi Tuk Panjang kembali digelar di Semarang