Waspada jalur Solo - Selo - Borobudur rawan longsor
Boyolali (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali mengingatkan masyarakat lebih waspadai dan berhati-hati saat melintas di jalur Solo-Selo-Borobudur (SSB) di Kecamatan Cepogo dan Selo, karena sering terjadi bencana tanah longsor saat musim hujan.
BPBD mengimbau masyarakat pengguna jalan yang melintas jalur SSB di Kecamatan Cepogo dan Selo Kabupaten Boyolali lebih waspada terhadap tanah longsor pada musim hujan saat ini, kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Boyolali Suherman, di Boyolali, Jateng, Kamis.
"Pengendara di jalur SSB harus hati-hati pada saat turun hujan deras karena khususnya di sepanjang jalan itu, rawan bencana tanah longsor hingga menutup badan jalan," kata Suherman.
Menurut Suherman sejak awal Januari hingga kini sudah ada tiga kejadian bencana tanah longsor yang sempat menjadikan jalan tidak bisa dilewati sementara oleh kendaraan yakni di Desa Jrakah Selo dua kali dan di Genting satu kali.
Namun, dalam kejadian bencana tanah longsor di wilayah tersebut tidak sampai dilaporkan ada korban jiwa.
Suherman menyampaikan bahwa jalur SSB di Selo dan Cepogo Boyolali memang jalur Provinsi sehingga yang bertanggung jawab Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi. Jadi jalur provinsi petugas Dinas PUPR sudah menyiapkan alat beras di Desa Lencoh Selo.
"Sehingga, jika sewaktu-waktu terjadi bencana tanah longsor di jalur SSB itu, langsung petugas siap menangani. Meskipun, masyarakat yang di lokasi bencana melaporkan kejadian ke BPBD Boyolali terlebih dahulu kemudian disampaikan ke petugas PUPR di Lencoh," kata Suherman.
BPBD jika ada kejadian tanah longsor di badan jalan jalur SSB, kata dia, biasanya memberikan bantuan tangki air untuk membersihkan jalan agar saat dilewati kendaraan tidak licin.
Dia mengatakan jalur SSB di wilayah Boyolali memang sudah dipetakan sebagai jalur rawan tanah longsor begitu juga di tingkat Provinsi. Untuk itu, masyarakat yang wilayah tebingnya curam atau lurus ketika turun hujan memang harus berhati-hati. Masyarakat ketika terjadi longsor segera mengamankan diri di tempat yang aman.
"Bencana longsor terjadi ketika air tanah sudah jenuh atau basah kemudian terkena hujan deras sehingga bisa tanah turun ke bawah," katanya.
Dia mengatakan daerah Selo dan Cepogo kebetulan desa tangguh bencana sudah berjalan dengan baik, sehingga masyarakat sebenarnya sudah siap jika terjadi bencana tanah longsor sewaktu-waktu. Desa tangguh bencana seperti Jrakah, Tlogolele, Lencoh, Samiran dan masyarakat sudah paham potensi bencana itu.
"Jika terjadi bencana, BPBD akan bergerak cepat untuk menyelesaikan. Puncak musim hujan diperkirakan pada Januari hingga Pebruari sehingga harus sap semua," katanya.***3***
BPBD mengimbau masyarakat pengguna jalan yang melintas jalur SSB di Kecamatan Cepogo dan Selo Kabupaten Boyolali lebih waspada terhadap tanah longsor pada musim hujan saat ini, kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Boyolali Suherman, di Boyolali, Jateng, Kamis.
"Pengendara di jalur SSB harus hati-hati pada saat turun hujan deras karena khususnya di sepanjang jalan itu, rawan bencana tanah longsor hingga menutup badan jalan," kata Suherman.
Menurut Suherman sejak awal Januari hingga kini sudah ada tiga kejadian bencana tanah longsor yang sempat menjadikan jalan tidak bisa dilewati sementara oleh kendaraan yakni di Desa Jrakah Selo dua kali dan di Genting satu kali.
Namun, dalam kejadian bencana tanah longsor di wilayah tersebut tidak sampai dilaporkan ada korban jiwa.
Suherman menyampaikan bahwa jalur SSB di Selo dan Cepogo Boyolali memang jalur Provinsi sehingga yang bertanggung jawab Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi. Jadi jalur provinsi petugas Dinas PUPR sudah menyiapkan alat beras di Desa Lencoh Selo.
"Sehingga, jika sewaktu-waktu terjadi bencana tanah longsor di jalur SSB itu, langsung petugas siap menangani. Meskipun, masyarakat yang di lokasi bencana melaporkan kejadian ke BPBD Boyolali terlebih dahulu kemudian disampaikan ke petugas PUPR di Lencoh," kata Suherman.
BPBD jika ada kejadian tanah longsor di badan jalan jalur SSB, kata dia, biasanya memberikan bantuan tangki air untuk membersihkan jalan agar saat dilewati kendaraan tidak licin.
Dia mengatakan jalur SSB di wilayah Boyolali memang sudah dipetakan sebagai jalur rawan tanah longsor begitu juga di tingkat Provinsi. Untuk itu, masyarakat yang wilayah tebingnya curam atau lurus ketika turun hujan memang harus berhati-hati. Masyarakat ketika terjadi longsor segera mengamankan diri di tempat yang aman.
"Bencana longsor terjadi ketika air tanah sudah jenuh atau basah kemudian terkena hujan deras sehingga bisa tanah turun ke bawah," katanya.
Dia mengatakan daerah Selo dan Cepogo kebetulan desa tangguh bencana sudah berjalan dengan baik, sehingga masyarakat sebenarnya sudah siap jika terjadi bencana tanah longsor sewaktu-waktu. Desa tangguh bencana seperti Jrakah, Tlogolele, Lencoh, Samiran dan masyarakat sudah paham potensi bencana itu.
"Jika terjadi bencana, BPBD akan bergerak cepat untuk menyelesaikan. Puncak musim hujan diperkirakan pada Januari hingga Pebruari sehingga harus sap semua," katanya.***3***