Semarang (ANTARA) - Jawa Tengah menjadi provinsi pertama di Indonesia yang memiliki pusat data serta masuk daftar di Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk percepatan digitalisasi.
"Ini ikhtiar untuk membangun digitalisasi. Tentu tidak cukup dengan 'statement', tapi perlu menyiapkan infrastruktur. Data 'center' ini diperlukan untuk menghimpun seluruh data yang ada, 'storage'-nya ada di sini," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat meresmikan Pusat Data Provinsi Jateng di Semarang, Selasa.
Menurut dia, pusat data dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh seluruh sektor, subsektor, dan organisasi perangkat daerah kabupaten/kota se-Jateng.
"Maka, banyak inovasi yang dilakukan datanya harapan kita masuk ke sini," ujarnya.
Ganjar mencontohkan dinas sektor pertanian dapat mengambil seluruh data, mulai dari cuaca, area, jenis tanaman, wilayah, waktu tanam, dan panen sehingga bisa disiapkan dengan "artificial intelligence".
"Kalau seluruh OPD bisa memanfaatkan ini tentu seluruh keputusan jauh lebih presisi dibandingkan pakai ilmu kira-kira. Data 'center' ini kita harapkan jadi proses digitalisasi yang jauh lebih cepat," katanya.
Selain itu, Ganjar menyebut pusat data sebagai upaya mendukung sistem pemerintahan berbasis elektronik.
"Kami diminta untuk mendukung SPBE (sistem pemerintahan berbasis elektronik) dan sekarang mulai kami rapikan. Kalau dulu 'storage'-nya kurang, tempatnya terpisah, sekarang dipusatkan di sini dan kami didampingi BSSN," ujarnya.
Ia berharap upaya yang digawangi Dinas Kominfo Jateng tersebut dapat menjadi lompatan menuju sistem yang lebih canggih dan modern.
"Kami harapkan ini bisa dipakai untuk melakukan lompatan. Sudah dibuatkan, diberikan anggaran, maka harus ada 'value' dari sini sehingga 'output'-nya gedung, 'outcome'-nya adalah keputusan untuk masyarakat dan lebih cepat," katanya.
Sementara itu, Kepala BSSN Hinsa Siburian mengapresiasi langkah Gubernur Ganjar Pranowo dalam mendirikan pusat data.
"Kami berterima kasih kepada Bapak Gubernur dan Pemprov Jawa Tengah, kami sekarang sedang membangun pusat data nasional, nantinya akan lihat dan kami asistensi agar bisa terhubung dengan pusat data nasional," ujarnya.
Ia mengatakan Pusat Data Provinsi Jateng adalah yang pertama dan resmi diluncurkan BSSN sehingga layak diapresiasi.
"Kalau kami masih menunggu pusat data nasional di tahun 2024 itu cukup lama. Sementara ini yang kami 'launching' secara resmi baru untuk Jawa Tengah, nanti kami lihat di tempat lain," katanya