Pusat MBKM Unsoed berbagi tentang POB-MBKM di Universitas Kuningan
tidak lupa memastikan urutan prosedur dan membuat bagan alur agar memudahkan semua dalam memahami hak, tugas, dan kewenangannya
Purwokerto (ANTARA) - Anggota Pusat Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Dr. Wisnu Widjanarko mengatakan salah satu kunci keberhasilan dalam MBKM adalah ketersediaan Prosedur Operasional Baku (POB).
"Memastikan tujuan tercapai, mengurangi potensi multitafsir, serta tentunya menjamin mutu capaian pembelajaran melalui format MBKM," katanya saat diskusi bersama Lembaga Penjaminan Mutu Universitas Kuningan, Jumat (4/11).
Lebih lanjut, dia mengatakan ada dua hal penting yang perlu dicermati sebelum menyusun POB, yakni penyamaan persepsi internal tentang kemanfaatan dan penerima manfaat program MBKM, serta menyepakati aktivitas apa saja yang membutuhkan kejelasan dalam instruksi kerja.
Baca juga: Tim Mahasiswa FISIP Unsoed raih medali emas di ISIF 2022
Dalam diskusi terpumpun yang difasilitasi oleh Tim Institutional Support System (ISS Universitas Kuningan tersebut, Wisnu juga mengatakan bahwa konten POB setidak-tidaknya meliputi tujuan, ruang lingkup, manfaat, standar mutu, peristilahan da)n definisi.
"Serta, tidak lupa memastikan urutan prosedur dan membuat bagan alur agar memudahkan semua dalam memahami hak, tugas, dan kewenangannya," jelasnya.
Sejumlah pertanyaan mengemuka dalam diskusi yang diikuti oleh unsur pimpinan universitas, fakultas, serta lembaga tersebut, khususnya terkait aktivitas yang membutuhkan POB.
Terkait hal tersebut, Wisnu menambahkan pentingnya POB dari hulu hingga ke hilir, aspek esensi maupun administrasi akademik, termasuk tidak hanya monitoring dan evaluasi semata, melainkan juga mitigasi dalam implementasi MBKM.
Baca juga: "Samanea Paper" karya mahasiswa Unsoed raih medali emas di IID 2022
Baca juga: FEB Unsoed dan Universitas Bangka Belitung jalin kerja sama
Baca juga: Unsoed FC raih podium tertinggi di Kompetisi Futsal HKN 2022
"Memastikan tujuan tercapai, mengurangi potensi multitafsir, serta tentunya menjamin mutu capaian pembelajaran melalui format MBKM," katanya saat diskusi bersama Lembaga Penjaminan Mutu Universitas Kuningan, Jumat (4/11).
Lebih lanjut, dia mengatakan ada dua hal penting yang perlu dicermati sebelum menyusun POB, yakni penyamaan persepsi internal tentang kemanfaatan dan penerima manfaat program MBKM, serta menyepakati aktivitas apa saja yang membutuhkan kejelasan dalam instruksi kerja.
Baca juga: Tim Mahasiswa FISIP Unsoed raih medali emas di ISIF 2022
Dalam diskusi terpumpun yang difasilitasi oleh Tim Institutional Support System (ISS Universitas Kuningan tersebut, Wisnu juga mengatakan bahwa konten POB setidak-tidaknya meliputi tujuan, ruang lingkup, manfaat, standar mutu, peristilahan da)n definisi.
"Serta, tidak lupa memastikan urutan prosedur dan membuat bagan alur agar memudahkan semua dalam memahami hak, tugas, dan kewenangannya," jelasnya.
Sejumlah pertanyaan mengemuka dalam diskusi yang diikuti oleh unsur pimpinan universitas, fakultas, serta lembaga tersebut, khususnya terkait aktivitas yang membutuhkan POB.
Terkait hal tersebut, Wisnu menambahkan pentingnya POB dari hulu hingga ke hilir, aspek esensi maupun administrasi akademik, termasuk tidak hanya monitoring dan evaluasi semata, melainkan juga mitigasi dalam implementasi MBKM.
Baca juga: "Samanea Paper" karya mahasiswa Unsoed raih medali emas di IID 2022
Baca juga: FEB Unsoed dan Universitas Bangka Belitung jalin kerja sama
Baca juga: Unsoed FC raih podium tertinggi di Kompetisi Futsal HKN 2022