OJK dorong kolaborasi manajer investasi dan perguruan tinggi
nantinya tidak ada lagi mahasiswa yang jadi korban penipuan investasi bodong
Purwokerto (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong kolaborasi pelaku pasar modal termasuk manajer investasi dengan perguruan tinggi sebagai kunci strategis untuk mempercepat peningkatan inklusi keuangan dan literasi investasi baik konvensional maupun syariah di kalangan generasi milenial.
Demikian benang merah hasil seminar "Investasi Berkah di Reksadana Syariah" yang diselenggarakan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto bersama OJK dan PNM Investment Management di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat (19/8).
"Kita ingin ke depan kolaborasi antara OJK, pelaku pasar seperti PNM Investment dan Perguruan Tinggi diperkuat untuk lebih mempercepat peningkatan literasi keuangan di Indonesia," kata Kepala Kantor OJK Purwokerto Riwin Mirhadi.
Menurut dia, hal itu disebabkan tingkat literasi yang baik menjadi kunci utama bagi kemajuan industri pasar modal nasional.
Dia mengakui bahwa tingkat literasi keuangan masyarakat di Indonesia masih cukup rendah meski mengalami perbaikan. Hal itu terbukti dari masih tingginya masyarakat milenial termasuk mahasiswa yang terjerat masalah investasi bodong yang cukup marak belakangan ini.
"Dari hasil suvei OJK pada 2019 secara umum levelnya masih di angka 38 persen, sementara untuk generasi milenial 48 persen dan Gen Z di level 44 persen. Ini belum cukup dan perlu terus kita tingkatkan sehingga nantinya tidak ada lagi mahasiswa yang jadi korban penipuan investasi bodong," katanya.
Dengan memiliki tingkat literasi dan inklusi keuangan termasuk investasi yang baik, kata dia, Indonesia diharapkan akan memiliki pertumbuhan dan pemerataan ekonomi yang baik.
Menurut dia, OJK juga melihat upaya literasi ini juga sangat strategis sebagai tindak preventif bagi perlindungan konsumen.
Baca juga: UNSOED dan Telkomsel jalin sinergi sukseskan MBKM
Pasalnya, OJK mensinyalir bahwa maraknya kasus investasi bodong ini disebabkan oleh adanya peluang yakni minimnya tingkat literasi keuangan investasi di masyarakat.
"Karena itu, OJK sangat menyambut positif upaya-upaya yang dilakukan perusahaan manajer investasi seperti PNM Investment Management ini bekerja sama dengan Unsoed untuk meningkatkan literasi investasi kepada generasi muda khususnya mahasiswa," katanya.
Riwin menegaskan OJK sangat kuat berkomitmen untuk mengembangkan literasi keuangan, khususnya investasi syariah. Pasalnya, diakui bahwa pangsa pasar investasi syariah masih rendah kurang. Padahal, investasi syariah memiliki potensi yang besar di Indonesia.
Direktur Utama PNM Investment Management Bambang Siswaji mengatakan kerja sama dengan Unsoed ini cukup strategis untuk meningkatkan literasi investasi bagi kalangan mahasiswa.
Hal itu mengingat sebagai bagian dari generasi milenial mahasiswa akan memegang tongkat estafet kepemimpinan dan kemajuan bangsa Indonesia.
"Kita juga berkomitmen untuk terus melakukan edukasi dan literasi keuangan, khususnya investasi reksadana dengan menggandeng perguruan tinggi lainnya di Indonesia," tegasnya.
Baca juga: Dukung UMKM naik kelas, Halal Center UNSOED sinergi dengan Program KKN
Apalagi, kata dia, seiring dengan perkembangan teknologi informasi aktivitas investasi reksadana saat ini sangat market friendly. Melalui aplikasi online, transaksi reksadana sangat mudah dan bisa dilakukan sangat fleksibel dimana saja dan kapan saja.
"Misalnya saja lewat aplikasi PNM Sijago investasi reksadana sangat terjangkau dan bisa dilakukan sesuai kebutuhan mahasiswa. Cuma dengan Rp50 ribu saja atau dua kali minum kopi kekinian mahasiswa sudah bisa berinvestasi reksadana," ujarnya.
Bambang optimistis dengan ditopangnya ekosistem teknologi digital ini peningkatan inklusi keuangan dan literasi investasi di Indonesia bisa mengalami akselerasi yang tinggi.
Menurut dia, hal itu mengingat generasi milenial dan Gen-Z saat ini sangat akrab dengan teknologi digital khususnya media sosial.
"Terciptanya budaya melek digital ini akan lebih cepat mendorong masyarakat generasi tersebut untuk menjadi melek keuangan," ujarnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unsoed Wiwiek Rabiatul Adawiyah mengatakan pentingnya literasi investasi reksadana ini bukan dimaksudkan untuk sekadar mengejar cuan alias tingkat return.
Menurut dia, literasi tersebut menjadi sarana pembelajaran dalam mengelola keuangan atau sarana investasi cerdas bagi mahasiswa.
"Tapi lebih dari sekedar cuan, kita berinvestasi bisa mengubah mindset mahasiswa dari pola pikir konsumtif menjadi produktif, dari pola pikir orientasi jangka pendek menjadi jangka panjang," kata Wiwiek.
Baca juga: UNSOED terima 179 mahasiswa PMM 2 dari berbagai pulau
Baca juga: Peserta KKN Unsoed berikan dampak positif bagi Purbalingga
Demikian benang merah hasil seminar "Investasi Berkah di Reksadana Syariah" yang diselenggarakan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto bersama OJK dan PNM Investment Management di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat (19/8).
"Kita ingin ke depan kolaborasi antara OJK, pelaku pasar seperti PNM Investment dan Perguruan Tinggi diperkuat untuk lebih mempercepat peningkatan literasi keuangan di Indonesia," kata Kepala Kantor OJK Purwokerto Riwin Mirhadi.
Menurut dia, hal itu disebabkan tingkat literasi yang baik menjadi kunci utama bagi kemajuan industri pasar modal nasional.
Dia mengakui bahwa tingkat literasi keuangan masyarakat di Indonesia masih cukup rendah meski mengalami perbaikan. Hal itu terbukti dari masih tingginya masyarakat milenial termasuk mahasiswa yang terjerat masalah investasi bodong yang cukup marak belakangan ini.
"Dari hasil suvei OJK pada 2019 secara umum levelnya masih di angka 38 persen, sementara untuk generasi milenial 48 persen dan Gen Z di level 44 persen. Ini belum cukup dan perlu terus kita tingkatkan sehingga nantinya tidak ada lagi mahasiswa yang jadi korban penipuan investasi bodong," katanya.
Dengan memiliki tingkat literasi dan inklusi keuangan termasuk investasi yang baik, kata dia, Indonesia diharapkan akan memiliki pertumbuhan dan pemerataan ekonomi yang baik.
Menurut dia, OJK juga melihat upaya literasi ini juga sangat strategis sebagai tindak preventif bagi perlindungan konsumen.
Baca juga: UNSOED dan Telkomsel jalin sinergi sukseskan MBKM
Pasalnya, OJK mensinyalir bahwa maraknya kasus investasi bodong ini disebabkan oleh adanya peluang yakni minimnya tingkat literasi keuangan investasi di masyarakat.
"Karena itu, OJK sangat menyambut positif upaya-upaya yang dilakukan perusahaan manajer investasi seperti PNM Investment Management ini bekerja sama dengan Unsoed untuk meningkatkan literasi investasi kepada generasi muda khususnya mahasiswa," katanya.
Riwin menegaskan OJK sangat kuat berkomitmen untuk mengembangkan literasi keuangan, khususnya investasi syariah. Pasalnya, diakui bahwa pangsa pasar investasi syariah masih rendah kurang. Padahal, investasi syariah memiliki potensi yang besar di Indonesia.
Direktur Utama PNM Investment Management Bambang Siswaji mengatakan kerja sama dengan Unsoed ini cukup strategis untuk meningkatkan literasi investasi bagi kalangan mahasiswa.
Hal itu mengingat sebagai bagian dari generasi milenial mahasiswa akan memegang tongkat estafet kepemimpinan dan kemajuan bangsa Indonesia.
"Kita juga berkomitmen untuk terus melakukan edukasi dan literasi keuangan, khususnya investasi reksadana dengan menggandeng perguruan tinggi lainnya di Indonesia," tegasnya.
Baca juga: Dukung UMKM naik kelas, Halal Center UNSOED sinergi dengan Program KKN
Apalagi, kata dia, seiring dengan perkembangan teknologi informasi aktivitas investasi reksadana saat ini sangat market friendly. Melalui aplikasi online, transaksi reksadana sangat mudah dan bisa dilakukan sangat fleksibel dimana saja dan kapan saja.
"Misalnya saja lewat aplikasi PNM Sijago investasi reksadana sangat terjangkau dan bisa dilakukan sesuai kebutuhan mahasiswa. Cuma dengan Rp50 ribu saja atau dua kali minum kopi kekinian mahasiswa sudah bisa berinvestasi reksadana," ujarnya.
Bambang optimistis dengan ditopangnya ekosistem teknologi digital ini peningkatan inklusi keuangan dan literasi investasi di Indonesia bisa mengalami akselerasi yang tinggi.
Menurut dia, hal itu mengingat generasi milenial dan Gen-Z saat ini sangat akrab dengan teknologi digital khususnya media sosial.
"Terciptanya budaya melek digital ini akan lebih cepat mendorong masyarakat generasi tersebut untuk menjadi melek keuangan," ujarnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unsoed Wiwiek Rabiatul Adawiyah mengatakan pentingnya literasi investasi reksadana ini bukan dimaksudkan untuk sekadar mengejar cuan alias tingkat return.
Menurut dia, literasi tersebut menjadi sarana pembelajaran dalam mengelola keuangan atau sarana investasi cerdas bagi mahasiswa.
"Tapi lebih dari sekedar cuan, kita berinvestasi bisa mengubah mindset mahasiswa dari pola pikir konsumtif menjadi produktif, dari pola pikir orientasi jangka pendek menjadi jangka panjang," kata Wiwiek.
Baca juga: UNSOED terima 179 mahasiswa PMM 2 dari berbagai pulau
Baca juga: Peserta KKN Unsoed berikan dampak positif bagi Purbalingga