Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) menyatakan akan mendukung pemimpin yang pro-petani tembakau untuk menjadi presiden Republik Indonesia pada Pilpres 2024.
Ketua Umum APTI Agus Parmuji, dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Semarang, Jumat, mengatakan keputusan itu diambil karena menurut APTI peran pemimpin sangat besar dalam penentuan nasib enam juta petani tembakau di 15 provinsi se-Indonesia.
"Hanya pemimpin yang mengerti permasalahan tembakau yang dapat melindungi dan memperjuangkan petani dalam regulasi dan kebijakannya," kata Agus.
Dia memberi contoh salah satu sosok yang tepat dan pro-petani tembakau saat ini adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Menurut Agus, sepak terjang Ganjar sangat dirasakan petani tembakau di Jawa Tengah.
"Kami di Jawa Tengah sudah merasakan betul efek dari kepemimpinan yang ngayomi petani tembakau. Pak Ganjar, sejak pertama kali menjabat Gubernur Jateng, selalu mau turun saat wiwit tandur hingga nanti panen," jelasnya.
Baca juga: APTI harapkan perda pertembakauan tingkatkan kesejahteraan petani
Selain sebagai bentuk perhatian, lanjutnya, hal itu merupakan dukungan dan suntikan semangat kepada para petani di sentra-sentra penghasil tembakau di Jateng. Ganjar juga memberi perhatian agar dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) benar-benar dirasakan manfaatnya oleh para petani tembakau.
Kebijakan itu, menurut Agus, banyak menguntungkan petani tembakau Jateng sebab DBHCHT dikembalikan ke petani dan digunakan lagi untuk meningkatkan kualitas produk panen. Bentuknya juga bisa berupa sarana dan prasarana dasar, seperti pupuk, alat rajang (pemotong), dan kendaraan roda tiga, sehingga dapat mengatrol harga daun tembakau.
"Maka dari itu, sejak awal menjabat, kami nobatkan beliau sebagai 'Senopati Tembakau Jawa Tengah' sampai saat ini," tambahnya.
Apa yang dirasakan petani tembakau di Jateng saat ini rupanya membuat iri petani-petani tembakau lain di luar Jawa Tengah.
Agus menyebut hal itu mengemuka dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) APTI serta diikrarkan oleh pengurus dari 15 provinsi penghasil tembakau. Oleh karena itu, APTI mendorong Ganjar Pranowo untuk memimpin Indonesia ke depan.
"Watak kesatria ketika sudah berkomitmen dan kepeduliannya ketika bisa didorong ke Istana (Kepresidenan). Nantinya, kami yakin terkait kebijakan tembakau masih akan meminta masukan dari petani serta akan lebih luas efeknya dan mengayomi," ujarnya.
Dalam Rapimnas APTI Tahun 2022, yang diselenggarakan pada Senin (27/6) dan Selasa (28/6), APTI menerbitkan lima rekomendasi, yakni mendorong Pemerintah mempercepat pengaturan impor tembakau, meminta Pemerintah menerbitkan perlindungan tata niaga nasional, mendorong peningkatan kualitas bahan baku melalui pengembalian DBHCHT minimal 50 persen ke daerah, menolak revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 109 Tahun 2012, serta menolak kenaikan cukai tembakau.
Baca juga: APTI Temanggung khawatirkan harga tembakau masih rendah
Ketua Umum APTI Agus Parmuji, dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Semarang, Jumat, mengatakan keputusan itu diambil karena menurut APTI peran pemimpin sangat besar dalam penentuan nasib enam juta petani tembakau di 15 provinsi se-Indonesia.
"Hanya pemimpin yang mengerti permasalahan tembakau yang dapat melindungi dan memperjuangkan petani dalam regulasi dan kebijakannya," kata Agus.
Dia memberi contoh salah satu sosok yang tepat dan pro-petani tembakau saat ini adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Menurut Agus, sepak terjang Ganjar sangat dirasakan petani tembakau di Jawa Tengah.
"Kami di Jawa Tengah sudah merasakan betul efek dari kepemimpinan yang ngayomi petani tembakau. Pak Ganjar, sejak pertama kali menjabat Gubernur Jateng, selalu mau turun saat wiwit tandur hingga nanti panen," jelasnya.
Baca juga: APTI harapkan perda pertembakauan tingkatkan kesejahteraan petani
Selain sebagai bentuk perhatian, lanjutnya, hal itu merupakan dukungan dan suntikan semangat kepada para petani di sentra-sentra penghasil tembakau di Jateng. Ganjar juga memberi perhatian agar dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) benar-benar dirasakan manfaatnya oleh para petani tembakau.
Kebijakan itu, menurut Agus, banyak menguntungkan petani tembakau Jateng sebab DBHCHT dikembalikan ke petani dan digunakan lagi untuk meningkatkan kualitas produk panen. Bentuknya juga bisa berupa sarana dan prasarana dasar, seperti pupuk, alat rajang (pemotong), dan kendaraan roda tiga, sehingga dapat mengatrol harga daun tembakau.
"Maka dari itu, sejak awal menjabat, kami nobatkan beliau sebagai 'Senopati Tembakau Jawa Tengah' sampai saat ini," tambahnya.
Apa yang dirasakan petani tembakau di Jateng saat ini rupanya membuat iri petani-petani tembakau lain di luar Jawa Tengah.
Agus menyebut hal itu mengemuka dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) APTI serta diikrarkan oleh pengurus dari 15 provinsi penghasil tembakau. Oleh karena itu, APTI mendorong Ganjar Pranowo untuk memimpin Indonesia ke depan.
"Watak kesatria ketika sudah berkomitmen dan kepeduliannya ketika bisa didorong ke Istana (Kepresidenan). Nantinya, kami yakin terkait kebijakan tembakau masih akan meminta masukan dari petani serta akan lebih luas efeknya dan mengayomi," ujarnya.
Dalam Rapimnas APTI Tahun 2022, yang diselenggarakan pada Senin (27/6) dan Selasa (28/6), APTI menerbitkan lima rekomendasi, yakni mendorong Pemerintah mempercepat pengaturan impor tembakau, meminta Pemerintah menerbitkan perlindungan tata niaga nasional, mendorong peningkatan kualitas bahan baku melalui pengembalian DBHCHT minimal 50 persen ke daerah, menolak revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 109 Tahun 2012, serta menolak kenaikan cukai tembakau.
Baca juga: APTI Temanggung khawatirkan harga tembakau masih rendah