Semarang (ANTARA) -
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mendukung digitalisasi pengelolaan bisnis pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) sebagai salah satu upaya transformasi digital untuk peningkatan kualitas pengelolaan bisnis bank.
"Momen pascapandemi dapat dimanfaatkan oleh BPR-BPRS untuk melakukan transformasi bisnis dari yang semula dilakukan manual menuju digital sehingga pelayanan kepada nasabah menjadi lebih optimal," kata Penasihat Pratama Pusat Diklat LPS Budi Joyo saat memberikan sambutan pada acara Training of Trainer Inkubasi dan Digitalisasi 5.000 UMKM Binaan BPR-BPRS Jawa Tengah di Semarang, Kamis.
Ia menyebutkan bahwa dukungan LPS terhadap industri BPR-BPRS telah dilakukan secara rutin, salah satunya dengan mengadakan pelatihan untuk komisaris dan direksi BPR seluruh Indonesia selama lima hari.
"Dan salah satunya mengarah kepada kepatuhan bank atau bagaimana mengelola BPR secara prudent, pelatihan pun berjalan lancar dan semoga dapat menjadi pedoman bagi para peserta," ujarnya.
Dalam acara yang berlangsung pada 8-9 Juni 2022 itu, LPS pun turut menyosialisasikan mengenai Syarat Penjaminan 3T yakni tercatat dalam pembukuan bank, tingkat bunga penjaminan (TBP) tidak melebihi TBP LPS, dan nasabah tidak melakukan tindakan yang merugikan bank seperti memiliki kredit macet.
Selain itu juga disosialisasikan mengenai komitmen LPS untuk lebih melayani masyarakat, salah satunya membantu nasabah mengetahui syarat penjaminan simpanan yaitu dengan menghadirkan simulasi Kalkulator 3T LPS.
Kalkulator 3T LPS ini membantu masyarakat agar lebih memahami syarat-syarat penjaminan yang bisa diakses secara mudah, kapan, dan di mana saja melalui laman resmi LPS di www.lps.go.id.
Dengan adanya inovasi ini maka apabila suatu bank terpaksa dilikuidasi, maka simpanan nasabah tetap bisa dibayarkan LPS karena simpanan mereka telah sesuai syarat 3T.
Ketua Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia DPD Jateng Dedi Sumarsana menambahkan, dengan adanya program digitalisasi ini diharapkan UMKM binaan BPR-BPRS dapat bertransformasi dengan memanfaat teknologi dalam pengelolaan keuangan, memantau perputaran uang usaha ataupun pengembangan penjualan secara digital sehingga dapat memperoleh manfaat yang optimal.
"Target pelaksanaan kegiatan digitalisasi operasional BPR-BPRS terdapat di enam wilayah Perbarindo di Jateng mencakup seluruh BPR-BPRS yang ada di Jawa Tengah sebanyak 254 BPR-BPRS, sampai saat ini baru terlaksana di tiga wilayah yaitu Perbarindo DPK Tegal 23-24 Februari 2022 (30 BPR-BPRS), Perbarindo DPK Pati 23-24 Maret 2022 (33 BPR-BPRS)," katanya.