Purwokerto (ANTARA) - Program Studi Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, bekerja sama dengan Prodi Magister Pendidikan IPS Universitas PGRI Yogyakarta (UPY) menggelar Seminar Nasional dan "Call for Paper"
Seminar bertema "Social Studies Learning Challenges in the 21st Century" dan subtema "Media Pembelajaran" yang digelar di Aula AK Anshori UMP, Selasa (8/3), dibuka langsung oleh Rektor UMP Dr Jebul Suroso serta menghadirkan narasumber Direktur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan, Kemendikbudristek, Dr Praptono.
Seminar diikuti oleh 58 peserta dan 110 presenter dari berbagai perguruan tinggi, yaitu UMP, UPY, UAD, UNNES, IPI Garut, dan praktisi pendidikan dari berbagai wilayah.
Dalam sambutannya, Rektor UMP Dr Jebul Suroso mengapresiasi kegiatan tersebut karena dapat menjadi ajang untuk silaturahmi akademik dan meningkatkan publikasi bagi dosen dan mahasiswa pascasarjana.
Menurut dia, keluaran dari kegiatan Seminar dan Call for Paper adalah Prosiding Seri II yang sudah terindeks di beberapa lembaga pengindeks.
Ketua Program Studi Magister Pendidikan IPS UMP Dr Sriyanto mengatakan kegiatan bertujuan sebagai silaturahmi akademik tentang masalah-masalah yang dihadapi dalam pembelajaran IPS, langkah-langkah pemecahan, dan hasil pembelajaran.
"Acara dibagi dalam tiga sesi, yang masing-masing sesi dipandu oleh Dr Sriyanto, Dr. Yudha Febrianta, dan mahasiswa Magister Pendidikan IPS UMP," katanya.
Baca juga: Dua lembaga di UMP tersertifikasi ISO 9001:2015
Sementara itu, Direktur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan, Kemendikbudristek, Dr Praptono mengatakan laporan studi nasional maupun internasional, seperti PISA, menunjukkan banyak siswa yang tidak mampu memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar.
"Selama 10-15 tahun ini, skor PISA tidak mengalami perubahan yang signifikan, di mana sekitar 70 persen siswa usia 15 tahun berada di bawah kompetensi minimum membaca dan matematika," katanya
Menurut dia, keadaan tersebut semakin diperparah semenjak masa pandemi COVID-19 dengan hilangnya pembelajaran (learning loss) dan meningkatnya kesenjangan pembelajaran.
Oleh karena itu, Kemendikbudristek melakukan berbagai upaya perbaikan dengan menyediakan platform Merdeka Belajar, Kampus Merdeka, Guru Penggerak, dan Sekolah Penggerak.
"Diberikannya keleluasaan dengan diberlakukannya Kurikulum 2013 secara penuh. Kurikulum Darurat 2013 yang disederhanakan, dan Kurikulum Merdeka. Program tersebut utamanya adalah untuk meningkatkan literasi, numerasi, dan karakter," kata Praptono.
Seminar juga menampilkan Pembicara dari UMP, Dr.rar.net. Anang Widhi Nirmansyah, M. Sc., dosen muda yang baru menyelesaikan program doktoral di Universiteit of Cologne, Jerman, dan pembicara kedua Dr. Esti Setyawati, M. Pd. yang merupakan Dekan FKIP UPY.
Inovasi Pembelajaran, Bahan Ajar interaktif, Pengembangan Model Pemblajaran, dan Kurikulum PIPS dalam pembelajaran IPS saat ini menjadi perhatian penting apalagi semenjak masa pandemi COVID-19 di mana proses pembelajaran dilakukan secara daring.
Belajar IPS pada dasarnya belajar bermasyarakat, berinteraksi, yang memerlukan skills komunikasi, sehingga diperlukan upaya agar guru dapat mengembangkan pembelajaran yang menarik, dan bukan sekadar transfer of knowledge, juga pengembangan karakter.
Baca juga: FAI UMP jalin kerja sama dengan 35 sekolah Muhammadiyah di Kabupaten Tegal
Baca juga: UMP dan MPR RI jalin kerja sama bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi