IPA: Imunisasi rutin anak didahulukan sebelum vaksinasi COVID-19
Jakarta (ANTARA) - Executive Director International Pediatric Association (IPA) Aman Bhakti Pulungan menyarankan imunisasi rutin pada anak perlu didahulukan sebelum pemberian vaksin COVID-19.
"Kita mau imunisasi rutin didahulukan, baru nanti diimunisasi COVID-19," kata Aman Bhakti Pulungan saat menyampaikan keterangan pers dalam seminar "Dukungan Multisektoral Untuk Kejar Imunisasi" yang diselenggarakan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melalui aplikasi Zoom yang diikuti dari Jakarta, Senin siang.
Aman mengatakan masukan tersebut akan disampaikan delegasi IPA pada pertemuan internasional yang melibatkan para pakar kesehatan anak dari 150 negara anggota mulai Senin malam hingga Rabu (1/12).
Menurut Aman, pernyataan itu akan disampaikan kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai bahan masukan yang perlu dipertimbangkan.
Dalam agenda yang sama, Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mengatakan masukan terkait imunisasi rutin pada anak sebagai prioritas dikarenakan jumlah kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) lebih banyak jumlahnya ketimbang COVID-19.
"COVID-19 bisa menular, tetapi angka kematiannya masih rendah. Penyakit campak, polio, dan lainnya lebih bahaya walau tidak seheboh COVID-19," ujarnya.
Piprim mengatakan fokus penanggulangan pandemi COVID-19 jangan sampai mengabaikan imunisasi rutin pada anak, sebab berisiko dapat memicu kejadian luar biasa (KLB) di masa depan.
"Jangan sampai kita lupakan imunisasi rutin pada anak karena memburu vaksin COVID-19, sehingga vaksin rutin terabaikan," ujarnya.
"Kita mau imunisasi rutin didahulukan, baru nanti diimunisasi COVID-19," kata Aman Bhakti Pulungan saat menyampaikan keterangan pers dalam seminar "Dukungan Multisektoral Untuk Kejar Imunisasi" yang diselenggarakan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melalui aplikasi Zoom yang diikuti dari Jakarta, Senin siang.
Aman mengatakan masukan tersebut akan disampaikan delegasi IPA pada pertemuan internasional yang melibatkan para pakar kesehatan anak dari 150 negara anggota mulai Senin malam hingga Rabu (1/12).
Menurut Aman, pernyataan itu akan disampaikan kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai bahan masukan yang perlu dipertimbangkan.
Dalam agenda yang sama, Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mengatakan masukan terkait imunisasi rutin pada anak sebagai prioritas dikarenakan jumlah kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) lebih banyak jumlahnya ketimbang COVID-19.
"COVID-19 bisa menular, tetapi angka kematiannya masih rendah. Penyakit campak, polio, dan lainnya lebih bahaya walau tidak seheboh COVID-19," ujarnya.
Piprim mengatakan fokus penanggulangan pandemi COVID-19 jangan sampai mengabaikan imunisasi rutin pada anak, sebab berisiko dapat memicu kejadian luar biasa (KLB) di masa depan.
"Jangan sampai kita lupakan imunisasi rutin pada anak karena memburu vaksin COVID-19, sehingga vaksin rutin terabaikan," ujarnya.