Semarang (ANTARA) - Lembaga Riset Siber Indonesia CISSReC mengingatkan Kepolisian Negara Republik Indonesia terkait dengan kebocoran data personel Polri, kemudian peretas (hacker) membagikan data tersebut secara gratis di forum internet RaidForum.
Sebelumnya, kata Ketua Lembaga Riset Siber Indonesia CISSReC Dr. Pratama Persadha, serangan deface yang terjadi pada web Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
"Kali ini giliran data personel Polri yang bocor. Kebocoran ini diketahui dari salah satu unggahan akun twitter @son1x777 yang juga men-deface website BSSN," kata Pratama melalui percakapan WhatsApp kepada ANTARA di Semarang, Kamis.
Baca juga: Pratama: Perlu kesadaran keamanan soal penyusupan judi online di K/L
Pakar keamanan siber dari Communication and Information System Security Research Center (CISSReC) ini menjelaskan bahwa pengunggahan kebocoran tersebut pada hari Rabu (17/11) siang melalui akun Twitter yang sama dengan peretas web BSSN.
Di unggahan tersebut, lanjut dia, juga diberikan link untuk download sampel hasil data yang diambil yang diduga berisi sampel database personel Polri.
Dijelaskan pula bahwa dua database yang diberikan punya ukuran dan isi yang sama, yakni 10.27 megabita dengan nama file pertama polrileak.txt dan file kedua polri.sql.
Dari file tersebut, berisi banyak informasi penting dari data pribadi personel kepolisian, misalnya nama, NRP, pangkat, tempat dan tanggal lahir, satker, jabatan, alamat, agama, golongan darah, suku, email, bahkan nomor telepon.
"Ini jelas berbahaya," kata Pratama yang pernah sebagai pejabat Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) yang kini menjadi BSSN.
Disebutkan pula terdapat kolom data rehab putusan, rehab putusan sidang, jenis_pelanggaran, rehab keterangan, id propam, hukuman_selesai, tanggal binlu selesai. Kemungkinan data yang bocor ini merupakan data dari pelanggaran yang dilakukan oleh personel Polri.
"Kemungkinan besar serangan ini sebagai salah satu bentuk hacktivist (peretas) sambil mencari reputasi di komunitasnya dan masyarakat, ataupun untuk melakukan perkenalan tim hacking-nya," katanya.
Sebelumnya, kata Pratama, Polri berkali-kali diretas, mulai diretas untuk diubah tampilannya (deface), diretas untuk situs judi online, hingga peretasan pencurian database personelnya.
Bahkan, menurut dia, sampai sekarang database personel Polri masih dijual di forum internet RaidForum dengan bebas oleh pelaku yang mempunyai nama akun "Stars12n". Pada forum tersebut juga diberikan sampel data untuk bisa di-download dengan gratis.
Ia menyarankan agar Polri harus belajar dari berbagai kasus peretasan yang pernah menimpa institusinya supaya bisa lebih meningkatkan security awareness dan memperkuat sistemnya.
"Rendahnya awareness mengenai keamanan siber merupakan salah satu penyebab mengapa banyak situs pemerintah yang jadi korban peretasan," kata pria asal Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah ini.
Baca juga: Pratama: Mafia judi online manfaatkan domain go.id agar tidak diblokir
Baca juga: Pratama: Peretasan IG pemkot tunjukkan pengamanan digital perlu dibenahi
Berita Terkait
DJP bantah adanya kebocoran data NPWP
Jumat, 20 September 2024 14:15 Wib
Presiden Jokowi minta perlunya mitigasi soal kebocoran data NPWP
Kamis, 19 September 2024 16:50 Wib
Data BKN diduga bocor, dijual Rp160 juta
Minggu, 11 Agustus 2024 8:45 Wib
Pemkot Pekalongan terapkan QRIS cegah kebocoran retribusi parkir
Rabu, 12 Juni 2024 17:03 Wib
Pemkot Semarang luncurkan "e-Retribusi" tekan kebocoran PAD
Minggu, 15 Oktober 2023 6:01 Wib
Dirjen Imigrasi sebut data biometrik paspor RI aman dan tidak ada kebocoran
Rabu, 12 Juli 2023 13:48 Wib
Kemenkominfo cek dugaan bocornya data visa WNA yang masuk ke Indonesia
Sabtu, 8 Juli 2023 8:36 Wib
Perbaikan pipa BBM yang bocor di jalur Cilacap-Bandung 1 telah selesai
Jumat, 26 Agustus 2022 16:05 Wib