Rektor UMP: Rumah sakit darurat COVID-19 segera beroperasi
Purwokerto (ANTARA) - Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto Dr Jebul Suroso mengatakan rumah sakit darurat COVID-19 (RSDC) yang menempati gedung bakal RS UMP Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, akan segera beroperasi,
"Kemarin kami sudah terima Surat Keputusan Bupati Banyumas untuk operasional. In syaa Allah akan operasional dalam waktu dekat karena masih ada beberapa yang sedang disiapkan," katanya di Purwokerto, Senin siang.
Rektor mengatakan hal itu saat konferensi pers terkait dengan rencana kegiatan vaksinasi massal bagi masyarakat umum yang akan digelar UMP pada bulan Agustus 2021 dengan kuota 5.000 orang.
Ia mengakui secara logika, pihaknya baru menyiapkan semua kebutuhan RSDC UMP setelah surat keputusan tersebut ke luar.
"Akan tetapi ini tidak. Kami mulai dari awal karena kami intens komunikasi dengan kabupaten, kemudian kami siapkan. Namun ini masih ada beberapa prasyarat khusus yang harus kami siapkan di antaranya alat kesehatan," katanya menjelaskan.
Setelah semuanya terpenuhi dan benar-benar siap, kata dia, pelayanan RSDC UMP akan segera dibuka.
"Mudah-mudahan dalam satu-dua hari atau paling lambat pekan besok harus operasional. Kapasitas maksimal 100 tempat tidur," katanya menegaskan.
Menurut dia, RSDC UMP memiliki keunikan tersendiri karena didukung oleh Fakultas Kedokteran, Fakultas Ilmu Kesehatan, Fakultas Farmasi, Fakultas Psikologi, dan Fakultas Agama Islam yang ada di perguruan tinggi Muhammadiyah itu.
Dengan demikian, kata dia, nantinya bukan hanya pelayanan medis yang diberikan RSDC UMP, juga ada pendampingan mental dan spiritual bagi pasien.
"Kami berharap mereka nanti cepat sehat," katanya.
Rektor mengatakan pihaknya telah menyiapkan dokter umum minimal empat orang, dokter spesialis sebanyak empat orang, dan perawat sebanyak 40 orang yang seluruhnya berasal dari UMP.
Sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Banyumas, kata dia, RSDC UMP diperuntukkan bagi pasien bergejala ringan hingga sedang.
"Dalam batas itulah, nanti kami akan rawat. Nah ketika tidak bisa dirawat di tempat kami, kami rujuk pasien itu ke rumah sakit payung kami, yaitu Rumah Sakit Islam Purwokerto sebagai rumah sakit pengampu, atau rumah sakit yang levelnya lebih tinggi yang memungkinkan," katanya.
"Kemarin kami sudah terima Surat Keputusan Bupati Banyumas untuk operasional. In syaa Allah akan operasional dalam waktu dekat karena masih ada beberapa yang sedang disiapkan," katanya di Purwokerto, Senin siang.
Rektor mengatakan hal itu saat konferensi pers terkait dengan rencana kegiatan vaksinasi massal bagi masyarakat umum yang akan digelar UMP pada bulan Agustus 2021 dengan kuota 5.000 orang.
Ia mengakui secara logika, pihaknya baru menyiapkan semua kebutuhan RSDC UMP setelah surat keputusan tersebut ke luar.
"Akan tetapi ini tidak. Kami mulai dari awal karena kami intens komunikasi dengan kabupaten, kemudian kami siapkan. Namun ini masih ada beberapa prasyarat khusus yang harus kami siapkan di antaranya alat kesehatan," katanya menjelaskan.
Setelah semuanya terpenuhi dan benar-benar siap, kata dia, pelayanan RSDC UMP akan segera dibuka.
"Mudah-mudahan dalam satu-dua hari atau paling lambat pekan besok harus operasional. Kapasitas maksimal 100 tempat tidur," katanya menegaskan.
Menurut dia, RSDC UMP memiliki keunikan tersendiri karena didukung oleh Fakultas Kedokteran, Fakultas Ilmu Kesehatan, Fakultas Farmasi, Fakultas Psikologi, dan Fakultas Agama Islam yang ada di perguruan tinggi Muhammadiyah itu.
Dengan demikian, kata dia, nantinya bukan hanya pelayanan medis yang diberikan RSDC UMP, juga ada pendampingan mental dan spiritual bagi pasien.
"Kami berharap mereka nanti cepat sehat," katanya.
Rektor mengatakan pihaknya telah menyiapkan dokter umum minimal empat orang, dokter spesialis sebanyak empat orang, dan perawat sebanyak 40 orang yang seluruhnya berasal dari UMP.
Sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Banyumas, kata dia, RSDC UMP diperuntukkan bagi pasien bergejala ringan hingga sedang.
"Dalam batas itulah, nanti kami akan rawat. Nah ketika tidak bisa dirawat di tempat kami, kami rujuk pasien itu ke rumah sakit payung kami, yaitu Rumah Sakit Islam Purwokerto sebagai rumah sakit pengampu, atau rumah sakit yang levelnya lebih tinggi yang memungkinkan," katanya.