Polda Jateng sebut E-tilang solusi berantas pungli di jalan
Pekalongan (ANTARA) - Dirlantas Kepolisian Daerah Jawa Tengah Kombes Polisi M. Rudy Syafirudin menyatakan pemberlakuan bukti pelanggaran elektronik sebagai solusi untuk memberantas praktik pungutan liar oleh anggota Polri di jalan raya.
"Kami tidak ingin mendengar adanya pungli dari anggota yang nantinya bisa merusak citra institusi Ditlantas Polda Jateng," kata Kombes Polisi M. Rudy Syafirudin dalam siaran pers kepada ANTARA di Pekalongan, Selasa.
Rudi mengingatkan anggotanya agar siap sedia dan ikhlas dalam memberikan pengabdian dan pelayanan kepada masyarakat karena saat ini Polda Jateng sedang menyelenggarakan program Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dalam menuju Wilayah Birokrasi Bebas Melayani (WBBM).
Baca juga: Polresta Pekalongan siapkan 4 kamera portabel dukung penerapan ETLE
Selain program WBK dalam menuju WBBM, kata dia, Polda Jateng juga melaksanakan penandatanganan pakta integritas dan memberikan reward kepada anggota yang berprestasi.
"Untuk menuju WBBM, Ditlantas Polda Jateng membuat beberapa aplikasi, seperti ETLE dan SIM serta STNK daring dengan tujuan untuk membatasi kontak langsung antara petugas dan masyarakat," katanya.
Sebelum dia menjabat sebagai Dirlantas Polda Jateng, ada informasi yang menyebutkan bahwa pungli di jalan raya masih relatif tinggi.
"Saya dengar informasi dari luar jika Ditlantas Polda Jawa, angka pungli di jalan raya tinggi, ini terkenal di Jawa Tengah. Demikian pula, banyak pelanggar yang tak ingin repot datang ke pengadilan hingga akhirnya berkolusi dengan anggota agar pelanggaran diselesaikan di tempat," katanya.
Menurut dia, untuk memberantas hal-hal tersebut, pemberlakuan bukti pelanggaran elektronik mampu meminimalisasi pungutan liar di jalan raya.
"Dengan hadirnya e-tilang, terlihat bahwa anggota polisi memperlihatkan perubahan perilaku yang baik serta masyarakat pengguna jalan pun sudah mulai kooperatif dan tidak lagi berkolusi," katanya.
Melalui slogan "Sosialisasi Menuju Wilayah Birokrasi Bebas Melayani", lanjut dia, sudah saatnya Ditlantas Polda Jateng berbenah dan mengajak anggota wawas diri dalam melakukan segala sesuatu.
"Mulai hari ini, mari kita senyum kepada siapa saja, jangan merasa hebat dan jangan merasa wah," katanya.
Baca juga: Satlantas Surakarta ungkap mobil bodong berkat ETLE
Baca juga: Untuk tilang elektronik, 200 kamera disiapkan di helm polantas
"Kami tidak ingin mendengar adanya pungli dari anggota yang nantinya bisa merusak citra institusi Ditlantas Polda Jateng," kata Kombes Polisi M. Rudy Syafirudin dalam siaran pers kepada ANTARA di Pekalongan, Selasa.
Rudi mengingatkan anggotanya agar siap sedia dan ikhlas dalam memberikan pengabdian dan pelayanan kepada masyarakat karena saat ini Polda Jateng sedang menyelenggarakan program Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dalam menuju Wilayah Birokrasi Bebas Melayani (WBBM).
Baca juga: Polresta Pekalongan siapkan 4 kamera portabel dukung penerapan ETLE
Selain program WBK dalam menuju WBBM, kata dia, Polda Jateng juga melaksanakan penandatanganan pakta integritas dan memberikan reward kepada anggota yang berprestasi.
"Untuk menuju WBBM, Ditlantas Polda Jateng membuat beberapa aplikasi, seperti ETLE dan SIM serta STNK daring dengan tujuan untuk membatasi kontak langsung antara petugas dan masyarakat," katanya.
Sebelum dia menjabat sebagai Dirlantas Polda Jateng, ada informasi yang menyebutkan bahwa pungli di jalan raya masih relatif tinggi.
"Saya dengar informasi dari luar jika Ditlantas Polda Jawa, angka pungli di jalan raya tinggi, ini terkenal di Jawa Tengah. Demikian pula, banyak pelanggar yang tak ingin repot datang ke pengadilan hingga akhirnya berkolusi dengan anggota agar pelanggaran diselesaikan di tempat," katanya.
Menurut dia, untuk memberantas hal-hal tersebut, pemberlakuan bukti pelanggaran elektronik mampu meminimalisasi pungutan liar di jalan raya.
"Dengan hadirnya e-tilang, terlihat bahwa anggota polisi memperlihatkan perubahan perilaku yang baik serta masyarakat pengguna jalan pun sudah mulai kooperatif dan tidak lagi berkolusi," katanya.
Melalui slogan "Sosialisasi Menuju Wilayah Birokrasi Bebas Melayani", lanjut dia, sudah saatnya Ditlantas Polda Jateng berbenah dan mengajak anggota wawas diri dalam melakukan segala sesuatu.
"Mulai hari ini, mari kita senyum kepada siapa saja, jangan merasa hebat dan jangan merasa wah," katanya.
Baca juga: Satlantas Surakarta ungkap mobil bodong berkat ETLE
Baca juga: Untuk tilang elektronik, 200 kamera disiapkan di helm polantas