Boyolali (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali Ratri S. Survivalina, menyebutkan, kasus warga terkonfirmasi positif COVID-19 di Boyolali, Jawa Tengah, terus menurun dan sekarang tersisa sebanyak 44 kasus yang masih perawat di rumah sakit.
"Kasus COVID-19 di Boyolali hingga Kamis ini, pasien yang masih dirawat di rumah sakit Boyolali 41 kasus dan tiga lainnya dirawat di RS luar Boyolali, sehingga totalnya 44 kasus," kata Ratri, di sela vaksinasi tahap kedua di Boyolali, Kamis.
Ratri menyampaikan jumlah kasus COVID-19 di Boyolali secara akumulasi sebanyak 5.547 kasus. Sedangkan, pasien yang masih dirawat di RS ada 44 kasus, dan menjalani isolasi mandiri 154 kasus.
Baca juga: Kasus COVID-19 di Boyolali yang di rawat di RS menurun
Jumlah warga yang sudah dinyatakan sembuh COVID-19 di Boyolali hingga saat ini, mencapai 5.142 kasus dan meninggal dunia akibat terinfeksi virus ada 207 kasus.
"Persentase angka warga sembuh COVID-19, di Boyolali tinggi yakni mencapai sekitar 92,7 persen, dan angka kematian mencapai 3,7 persen," kata Ratri.
Oleh karena itu, kata Ratri, angka skoring indeks Kesehatan Masyarakat (IKM) COVID-19 di Boyolali hingga sekarang 1,96 atau masuk zona resiko sedang atau warna oranye.
Ratri menjelaskan menurunnya kasus COVID-19 di Boyolali terlihat pada penambahan hingga Kamis ini, hanya 10 kasus. Jika melihat perkembangan data per minggu mengalami penurunan. Pada minggu ketiga mencapai 308 kasus, dibanding minggu terakhir ini, 140 kasus.
"Penurunan kasus COVID-19 ini, dampak adanya program pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) hingga saat ini," katanya.
Hal tersebut, kata dia, juga berdampak pada tingkat keterisian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan Arang Boyolali dalam penanganan COVID-19 di wilayah ini.
RSUD Pandan Arang Boyolali keterisian RS untuk ruang isolasi kasus COVID-19 dari kapasitas 138 tempat tidur (bed) kini hanya terisi 41 tempat tidur atau sekitar 30 persen. Ruang ICU dari kapasitas 13 tempat tidur hanya terisi dua tempat tidur, sehingga persentasenya hanya sekitar 15 persen.
Menyinggung soal kegiatan vaksinasi, dia menjelaskan dampaknya belum bisa dilihat dalam jangka pendek, tetapi dilihat manfaatnya dalam jangka panjang. Setelah antibodi terbentuk secara optimal di seluruh kelompok masyarakat.
RS Darurat COVID-19 di Boyolali yang menangani gelala ringan dan isolasi kini juga kondisi kosong pasien. "Kami catat kasus COVID-19 di Boyolali, terus menurun terutama kasus-kasus yang bergejala," katanya.
Baca juga: Pasien COVID-19 di Kudus yang dirawat di RS menurun
Berita Terkait
Jokowi nobar laga Timnas Indonesia di Purwokerto
Sabtu, 16 November 2024 4:52 Wib
Pemkot Pekalongan siagakan petugas SAR di 0ppTPS rawan banjir
Jumat, 15 November 2024 20:10 Wib
Pemkab Batang hadirkan layanan ketenagakerjaan terpadu di KITB
Jumat, 15 November 2024 19:49 Wib
Kodam Diponegoro bangun dua jembatan gantung di Kabupaten Tegal
Jumat, 15 November 2024 18:52 Wib
Kemenkumham Jateng cegah judol, sosialisasi hukum di kadarkum Wonosobo
Jumat, 15 November 2024 16:13 Wib
Kasus Sritex masuki tahap pertemuan pertama kreditur
Jumat, 15 November 2024 15:38 Wib
Logistik pemungutan suara di Temanggung capai 98 persen
Jumat, 15 November 2024 13:10 Wib
Warga Blora diminta waspadai penyakit leptospirosis di musim hujan
Jumat, 15 November 2024 13:08 Wib