Kudus (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, perpanjang penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala mikro selama dua pekan mendatang, setelah sebelumnya diberlakukan mulai 9-22 Februari 2021.
"Hasil pemetaan tingkat rukun tetangga (RT) yang masuk kategori zona berisiko penyerapan COVID-19 tingkat rendah, sedang atau tinggi atau masuk zona merah, oranye atau hijau, ternyata mayoritas zona hijau," kata Pelaksana Tugas Bupati Kudus Hartopo di Kudus, Senin.
Sementara RT yang masuk kategori zona merah, kata dia, tidak ada, sedangkan zona oranye maupun kuning juga banyak, namun paling banyak zona hijau.
Dengan demikian, lanjut dia, Kabupaten Kudus hampir bisa dikatakan masuk zona hijau untuk penyebaran COVID-19.
Pada perpanjangan PPKM skala mikro ini, Pemkab Kudus akan meningkatkan penelusuran kontak pasien positif COVID-19, menyusul persentasenya selama ini baru 57 persen.
"Penelusuran kontaknya masih rendah sehingga perlu ditingkatkan lagi," ujarnya.
Baca juga: Wali Kota Magelang minta PPKM mikro dilaksanakan maksimal
Jika sebelumnya penelusuran kontak dengan melakukan tes swab PCR dilakukan hanya pada suspek saja, maka nantinya pada kontak erat pasien positif COVID-19. Sehingga baik yang bergejala atau tidak tetap akan dilakukan swab.
Menurut dia prioritas pemeriksaan seseorang diketahui terpapar atau tidak dari hasil swab, bukan dari hasil tes rapid antigen.
Tenaga kesehatan yang selama ini bertugas melakukan kontak erat, nantinya akan dibantu personel TNI dan Polri yang juga menjadi pelacak kontak erat pasien positif.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) dr Andini Aridewi menjelaskan berdasarkan petunjuk teknis yang baru memang ada aturan baru, di antaranya hasil dari swab antigen, juga bisa dihitung untuk prosentase pelacakan sama halnya dengan hasil swab PCR.
Selain itu, kontak erat yang sudah melakukan rapid antigen dan hasilnya positif tetap harus dilakukan swab untuk penegakan dengan alasan Kabupaten Kudus sudah memiliki laboratorium untuk tes swab PCR.
"Jika belum punya dan lokasinya jauh, maka cukup dengan antigen dan dihitung penelusuran kontak," ujarnya.
Hasil pendataan tim Satgas COVID-19 Kabupaten Kudus, terdapat 5.207 kontak erat yang masih dipantau, 159 suspek, dan 76 probable. Dari 159 suspek dalam wilayah sebanyak 27 dirawat dan 132 isolasi mandiri.
Sementara jumlah kasus aktifnya, kini berada di angka 219 pasien, meliputi 72 pasien dirawat dan 147 pasien menjalani isolasi mandiri. Sementara untuk jumlah pasien meninggal sebanyak 494 orang.
Baca juga: Desa Karanggeneng di Boyolali jadi percontohan PPKM mikro
Baca juga: Cilacap optimistis PPKM berbasis mikro tekan penularan COVID-19