Semarang (ANTARA) -
"Bagus, saya sih masih melihat dari konsep ke implementasi dulu, belum sampai kualitas. Meskipun sudah ada yang kualitasnya bagus bisa menjaga, tapi relatif rata-rata semangatnya ada," kata Ganjar usai meninjau pelaksanaan PPKM Mikro di Desa Banyubiru, Kabupaten Semarang, Kamis.
Ia menyebut PPKM Mikro di Jateng yang berjalan sejak 9 Februari 2021 hingga 22 Februari 2021 itu sesuai dengan ide awal Program Jogo Tonggo di tingkat RW yang diinisiasi dirinya.
Baca juga: Gelar pentas musik saat PPKM, 3 orang diperiksa Polres Jepara
"Maka dengan PPKM Mikro sebenarnya Jawa Tengah sudah ada pengalaman. Lha sekarangkan (PPKM Mikro) tidak dilakukan semua desa, lebih gampang lagi," ujarnya.
PPKM Mikro yang diterapkan oleh pemerintah dilaksanakan pada level terkecil dengan kriteria daerah tersebut masik kategori zona merah, namun tidak menutup kemungkinan jika ada desa yang tetap melakukan PPKM Mikro meski tidak zona merah.
"Faktanya desa ini PPKM-nya jalan tapi tidak oranye oranye saja gak, kuningnya aja cuma dikit lainnya hijau, tapi melaksanakan. Artinya kita waspada," katanya.
Hal seperti ini, menurut Ganjar, sama seperti saat pelaksanaan PSBB Jawa-Bali yang sebenarnya hanya akan dilaksanakan di Semarang dan Solo, tapi akhirnya terlaksana di hampir seluruh daerah Jateng.
"Jadi artinya, ayo PPKM-mu aktifin aja. Jaga semua tempatnya sendiri-sendiri sehingga nantinya kita bisa berkontribusi dengan baik untuk penurunannya," ujarnya.
Baca juga: Wali Kota Magelang minta PPKM mikro dilaksanakan maksimal
Baca juga: Kapolda sebut semua posko PPKM digelar untuk antisipasi penularan COVID-19