Purwokerto (ANTARA) - Lembaga Penjaminan Mutu dan Pengembangan Aktivitas Instruksional (LPMPAI) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mengembangkan bahan ajar dalam jaringan (daring) untuk mengantisipasi kemungkinan perkuliahan semester genap 2020-2021 masih dilakukan secara daring.
Hal itu mengacu pada Keputusan Bupati Banyumas Nomor 360/61/Tahun 2021 tentang Perpanjangan Kesembilan Status Tanggap Darurat Bencana Non-Alam Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di wilayah Kabupaten Banyumas. Dalam hal ini, status tanggap darurat COVID-19 di Kabupaten Banyumas diperpanjang hingga tanggal 28 Februari 2021.
Terkait dengan hal itu, Rektor UMP Dr Jebul Suroso SKp Ns MKep mengatakan Universitas Muhammadiyah Purwokerto mempunyai platform daring yang sudah teruji, sehingga perlu dikembangkan melalui pengembangan bahan ajar daring.
"Oleh karena itu, kami punya gagasan untuk membuka kelas PJJ (Perkuliahan Jarak Jauh) yang dapat mengakomodasi calon mahasiswa yang berasal dari wilayah-wilayah yang jauh di Indonesia maupun di luar Indonesia," katanya.
Baca juga: 19 jurnal Universitas Muhammadiyah Purwokerto terakreditasi SINTA
Menurut dia, hal itu sejalan dengan kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka yang memberi kesempatan mahasiswa untuk belajar di luar program studi (prodi) melalui pertukaran mahasiswa antarprodi di dalam maupun di luar UMP yang dimulai pada semester genap.
Ia mengatakan salah satu tugas dosen yang tercantum dalam Tri Dharma, bahkan Catur Dharma khusus untuk UMP adalah mengajar.
"Pelaksanaan perkuliahan yang menggunakan materi sama dan tidak sesuai dengan kondisi kontekstual menyulitkan mahasiswa untuk belajar mandiri. Dosen berkewajiban mengembangkan bahan ajar daring, sehingga memberikan pelayanan terbaik untuk mahasiswa," katanya.
Sejalan dengan hal itu, LPMPAI UMP melalui Bidang Kurikulum dan Sumber Belajar melaksanakan workshop pengembangan bahan ajar daring dengan mengundang Dr. Uwes Anis Chaeruman, M.Pd. dari Universitas Negeri Jakarta yang pernah menjabat sebagai analis kebijakan ahli madya Ditjen Dikti.
Dalam workshop tersebut, Chaeruman mengulas tentang bagaimana perkuliahan daring yang selama ini dilaksanakan. "Banyak dosen memindahkan perkuliahan di kelas ke virtual dengan kegiatan ceramah dan tanya-jawab," katanya.
Menurut dia, banyak metode alternatif dan kegiatan yang dapat dilakukan dalam tatap muka virtual, salah satunya metode pengajaran sinkronik maupun asinkronik berdasarkan kegiatan Low Order Thinkings (LOTS) atau High Order Thinkings (HOTS).
Kegiatan workshop tersebut yang diikuti dekan, wakil dekan, kaprodi dan dosen serta dipandu moderator Drs Ahmad PhD itu tidak hanya membahas bahan ajar, juga bagaimana menerapkan laman onclass.ump.ac.id sebagai platform perkuliahan UMP. LN/Tgr
Baca juga: PPG UMP kembali catatkan prestasi baru di tingkat nasional
Baca juga: Konferensi internasional UMP pertemukan akademisi di seluruh Asia-Pasifik