Perlu langkah bersama hadapi ancaman ledakan kasus COVID-19
Semarang (ANTARA) - Jumlah kasus positif COVID-19 nyaris menembus angka 1 juta kasus dengan penambahan rata-rata per hari di atas 10 ribu.
Besarnya penambahan kasus tersebut merupakan ancaman serius terhadap sistem kesehatan nasional sehingga antisipasi lewat langkah strategis harus segera direalisasikan bersama, kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat melalui keterangan tertulis yang diterima di Semarang, Senin.
"Melihat kondisi penyebaran COVID-19 di Tanah Air yang belum terkendali, bahkan ada kecenderungan terjadi penyebaran yang lebih cepat, saya kira keterlibatan masyarakat dalam berbagai upaya pengendalian penyebaran virus korona ini harus nyata. Langkah strategis pun harus segera diterapkan," katanya.
Menurut Lestari, langkah strategis itu antara lain
penambahan sarana dan prasarana kesehatan untuk mengatasi pertambahan kasus positif COVID-19 yang cukup signifikan.
Apalagi, jelas Rerie, sapaan akrab Lestari, mengutip data Satgas Pengendalian COVID-19, per Minggu (24/1) angka positivity rate atau rasio positif COVID-19 sudah mencapai 33,24 persen.
Sementara itu per Selasa (19/1), sejumlah provinsi mencatatkan tingkat keterisian tempat tidur ( bed occupancy ratio/BOR) di rumah sakit di atas 70 persen. Sebagai contoh di DKI Jakarta BOR tercatat 86,7 persen, BOR Jawa Barat 77,8 persen, BOR Jawa Tengah 72,1 persen, BOR Yogyakarta 83 persen, dan BOR Banten 87 persen.
Peningkatan jumlah kasus positif COVID-19, jelas Rerie, antara lain diduga karena sudah terjadi pandemic fatigue, yaitu keadaan masyarakat yang mulai lelah dan jenuh dengan pandemi. Akibatnya, tambah Rerie, masyarakat sering mengabaikan sejumlah aturan.
Berdasarkan sejumlah kondisi tersebut, jelas Rerie, selain persiapan penambahan ruang perawatan khusus pasien COVID-19 dan tempat tidur, penambahan ketersediaan tenaga kesehatan baik perawat dan dokter juga harus diantisipasi.
Bentuk antisipasi lain, jelas anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, adalah upaya disiplin menjalankan protokol kesehatan dalam bentuk disiplin memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun adalah upaya yang harus selalu direalisasikan.
Di sisi lain, tegas Rerie, perbaikan mendasar dalam melakukan testing, tracing, dan treatment, juga harus dilakukan, agar upaya pengendalian penyebaran COVID-19 terukur dan bisa menekan signifikan pertambahan kasus positif COVID-19.
Tidak kalah penting, tegas Rerie, adalah langkah pemerintah dalam meningkatkan imunitas tubuh masyarakat lewat asupan makanan bergizi.
Sejumlah organisasi masyarakat dan ibu-ibu penggerak PKK di daerah serta Dharma Wanita di setiap kementerian dan lembaga pemerintah, ujarnya, bisa dilibatkan secara aktif dalam program peningkatan gizi masyarakat ini.
Berbagai upaya tersebut, jelas Rerie, sangat membutuhkan keterlibatan semua pihak, para pemangku kepentingan di pemerintah pusat dan daerah, serta seluruh lapisan masyarakat.
Tanpa gerakan bersama, tegasnya, pengendalian penyebaran virus di Tanah Air sangat sulit mencapai hasil yang memuaskan. Perlu langkah nyata, ujar Rerie, dalam mengupayakan keterlibatan masyarakat pada setiap upaya pengendalian penyebaran COVID-19 di Tanah Air.
Upaya pemangku kepentingan di pusat dan daerah untuk melibatkan masyarakat dalam setiap upaya pengendalian penyebaran COVID-19, menurut Rerie, sejauh ini belum memberi hasil yang memadai.***
Besarnya penambahan kasus tersebut merupakan ancaman serius terhadap sistem kesehatan nasional sehingga antisipasi lewat langkah strategis harus segera direalisasikan bersama, kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat melalui keterangan tertulis yang diterima di Semarang, Senin.
"Melihat kondisi penyebaran COVID-19 di Tanah Air yang belum terkendali, bahkan ada kecenderungan terjadi penyebaran yang lebih cepat, saya kira keterlibatan masyarakat dalam berbagai upaya pengendalian penyebaran virus korona ini harus nyata. Langkah strategis pun harus segera diterapkan," katanya.
Menurut Lestari, langkah strategis itu antara lain
penambahan sarana dan prasarana kesehatan untuk mengatasi pertambahan kasus positif COVID-19 yang cukup signifikan.
Apalagi, jelas Rerie, sapaan akrab Lestari, mengutip data Satgas Pengendalian COVID-19, per Minggu (24/1) angka positivity rate atau rasio positif COVID-19 sudah mencapai 33,24 persen.
Sementara itu per Selasa (19/1), sejumlah provinsi mencatatkan tingkat keterisian tempat tidur ( bed occupancy ratio/BOR) di rumah sakit di atas 70 persen. Sebagai contoh di DKI Jakarta BOR tercatat 86,7 persen, BOR Jawa Barat 77,8 persen, BOR Jawa Tengah 72,1 persen, BOR Yogyakarta 83 persen, dan BOR Banten 87 persen.
Peningkatan jumlah kasus positif COVID-19, jelas Rerie, antara lain diduga karena sudah terjadi pandemic fatigue, yaitu keadaan masyarakat yang mulai lelah dan jenuh dengan pandemi. Akibatnya, tambah Rerie, masyarakat sering mengabaikan sejumlah aturan.
Berdasarkan sejumlah kondisi tersebut, jelas Rerie, selain persiapan penambahan ruang perawatan khusus pasien COVID-19 dan tempat tidur, penambahan ketersediaan tenaga kesehatan baik perawat dan dokter juga harus diantisipasi.
Bentuk antisipasi lain, jelas anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, adalah upaya disiplin menjalankan protokol kesehatan dalam bentuk disiplin memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun adalah upaya yang harus selalu direalisasikan.
Di sisi lain, tegas Rerie, perbaikan mendasar dalam melakukan testing, tracing, dan treatment, juga harus dilakukan, agar upaya pengendalian penyebaran COVID-19 terukur dan bisa menekan signifikan pertambahan kasus positif COVID-19.
Tidak kalah penting, tegas Rerie, adalah langkah pemerintah dalam meningkatkan imunitas tubuh masyarakat lewat asupan makanan bergizi.
Sejumlah organisasi masyarakat dan ibu-ibu penggerak PKK di daerah serta Dharma Wanita di setiap kementerian dan lembaga pemerintah, ujarnya, bisa dilibatkan secara aktif dalam program peningkatan gizi masyarakat ini.
Berbagai upaya tersebut, jelas Rerie, sangat membutuhkan keterlibatan semua pihak, para pemangku kepentingan di pemerintah pusat dan daerah, serta seluruh lapisan masyarakat.
Tanpa gerakan bersama, tegasnya, pengendalian penyebaran virus di Tanah Air sangat sulit mencapai hasil yang memuaskan. Perlu langkah nyata, ujar Rerie, dalam mengupayakan keterlibatan masyarakat pada setiap upaya pengendalian penyebaran COVID-19 di Tanah Air.
Upaya pemangku kepentingan di pusat dan daerah untuk melibatkan masyarakat dalam setiap upaya pengendalian penyebaran COVID-19, menurut Rerie, sejauh ini belum memberi hasil yang memadai.***