"Kami menempatkan beberapa tenda. Tenda ini jenis baru, ada sekat-sekatnya, jadi tidak bercampur apabila diisi para pengungsi," kata Menteri Sosial RI Juliari P Batubara di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan Kemensos sengaja menyiapkan tenda-tenda khusus tersebut agar saat pengungsi berada di dalam tidak bercampur baur yang berpotensi terjadinya penyebaran COVID-19.
"Ini karena terkait situasi pandemi sehingga harus ada sekat dan tidak berkumpul satu titik sekaligus," kata Ari, sapaan akrab Mensos.
Selain itu, Kemensos juga sudah menyiapkan gudang-gudang di lokasi pengungsian untuk kebutuhan logistik masyarakat yang terdampak. Sehingga bila terjadi letusan Gunung Merapi, tenda penampungan maupun logistik sudah tersedia.
Meskipun demikian, ia berharap dan mengajak semua masyarakat di Tanah Air agar berdoa supaya Gunung Merapi di Provinsi Jawa Tengah tidak erupsi yang dapat membahayakan keselamatan warga sekitar.
Selain itu, relawan tagana dari daerah sekitar, yakni Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah, sudah siap dikirim ke lokasi apabila terjadi bencana letusan gunung tersebut.
Baca juga: Suara guguran terdengar tiga kali dari Gunung Merapi
Secara umum, saat ini Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah menetapkan status tanggap darurat. Dengan demikian semua kementerian dan lembaga diharapkan dapat ikut berpartisipasi dalam mengantisipasi apabila terjadi erupsi.
Baca juga: BNPB gelar gladi ruang perkuat kesiapsiagaan erupsi Gunung Merapi
Sebelumnya, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengatakan suara guguran terdengar sebanyak tiga kali dari Gunung Merapi berdasarkan periode pengamatan Rabu (18/11) pukul 00:00 sampai 06:00 WIB.
Baca juga: Gunung Merapi mengalami 91 kali gempa guguran
Pemerintah Kabupaten Sleman (Daerah Istimewa Yogyakarta), Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten (Jawa Tengah) juga diminta mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan upaya mitigasi bencana akibat letusan Gunung Merapi yang bisa terjadi setiap saat.