Semarang (ANTARA) - Pakar keamanan siber dan komunikasi CISSReC Doktor Pratama Persadha mengungkapkan kembali kebocoran data, kali ini dari cermati.com, bahkan terjadi jual beli data di raidforums atau forum hacker (peretas) mencapai 2,9 juta user (pengguna).
"Penjualnya dengan username Expertdata," kata Pratama Persadha yang juga Ketua Lembaga Riset Keamanan Siber dan Komunikasi CISSReC (Communication and Information System Security Research Center) menjawab pertanyaan ANTARA di Semarang, Selasa, melalui percakapan WhatsApp.
Disebutkan pula ada 2,9 data user yang diambil dari kegiatan 17 perusahaan, sebagian besar kegiatan finansial, mulai dari kartu tanda anggota (KTA), asuransi, sampai kartu kredit.
Baca juga: Pakar: Industri siber nasional bantu lompatan besar ekonomi
Oleh karena itu, dosen pascasarjana pada Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) ini memandang perlu melakukan penyelidikan mendalam lewat digital forensik untuk mengetahui lubang keamanan mana saja yang mengakibatkan breach data (data pelanggaran) terjadi.
Menurut dia, peristiwa ini melengkapi sederet kasus kebocoran data di Tanah Air sejak awal tahun 2020. Bahkan, ini makin memperlihatkan bahwa ada potensi celah keamanan karena work from home (WFH).
Ia menyebutkan setidaknya ada tiga penyebab terbesar breach data, yaitu kesalahan manusia sebagai user, kesalahan sistem, dan serangan malware sekaligus peretas.
"Faktor kesalahan manusia ini meningkat selama pandemi, salah satunya karena WFH," kata pria kelahiran Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah ini.
Seharusnya, lanjut Pratama, WFH diikuti dengan memberikan sejumlah tools keamanan, seperti jaringan pribadi virtual atau virtual private network (VPN), terutama saat pegawai sedang mengakses sistem kantor.
Selain itu, dengan pembatasan jam kerja, menurut Pratama, bukan berarti pengawasan terhadap sistem jadi berkurang. Bahkan, di luar negeri, menurut Microsoft, pengawasan dan anggaran belanja untuk keamanan siber malah naik selama pandemi COVID-19.
Oleh sebab itu, edukasi juga wajib dilakukan. Misalnya, pegawai dilarang mengakses sistem kantor dengan jaringan yang berisiko, seperti wifi publik, wifi kafe, dan sumber jaringan lain yang tidak jelas siapa adminnya.
"Tanpa edukasi standar seperti ini, sistem kantor akan terekspos dengan mudah," kata Pratama.
Baca juga: Pakar sebut ruang siber ancaman eksistensi Pancasila
Baca juga: Pakar: Ruang siber salah satu solusi "The New Normal"
Baca juga: Pakar siber perkirakan pascakrisis COVID-19 bakal ada kebijakan sistem kerja
Berita Terkait
DJP bantah adanya kebocoran data NPWP
Jumat, 20 September 2024 14:15 Wib
Presiden Jokowi minta perlunya mitigasi soal kebocoran data NPWP
Kamis, 19 September 2024 16:50 Wib
Data BKN diduga bocor, dijual Rp160 juta
Minggu, 11 Agustus 2024 8:45 Wib
Pemkot Pekalongan terapkan QRIS cegah kebocoran retribusi parkir
Rabu, 12 Juni 2024 17:03 Wib
Pemkot Semarang luncurkan "e-Retribusi" tekan kebocoran PAD
Minggu, 15 Oktober 2023 6:01 Wib
Dirjen Imigrasi sebut data biometrik paspor RI aman dan tidak ada kebocoran
Rabu, 12 Juli 2023 13:48 Wib
Kemenkominfo cek dugaan bocornya data visa WNA yang masuk ke Indonesia
Sabtu, 8 Juli 2023 8:36 Wib
Perbaikan pipa BBM yang bocor di jalur Cilacap-Bandung 1 telah selesai
Jumat, 26 Agustus 2022 16:05 Wib