Semarang (ANTARA) - Pakar keamanan siber dari CISSReC Dr Pratama Persadha menyebutkan salah satu sektor yang bisa membantu lompatan besar ekonomi di tengah pandemi COVID-19 adalah industri siber di Tanah Air.
Mengacu pada data riset Google pada tahun 2019, kata Pratama Persadha, potensi ekonomi digital Indonesia diprediksi mencapai 133 miliar dolar Amerika Serikat atau lebih dari Rp1.832 triliun.
"Sebuah angka yang sangat besar," kata Ketua Lembaga Riset Keamanan Siber dan Komunikasi atau CISSReC Pratama Persadha kepada ANTARA di Semarang melalui percakapan WhatsApp, Senin sore.
Namun, kata Pratama yang juga dosen pascasarjana pada Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN), prediksi Google ini keluar sebelum ada wabah COVID-19 sehingga ada banyak penyesuaian.
Di balik krisis perekonomian dunia akibat terpapar virus corona, menurut Pratama, ada satu hal penting bahwa krisis ini mendorong digitalisasi berjalan dengan sangat cepat, artinya konsumsi lewat layanan digital juga naik.
Di sisi lain, lanjut dia, ticketing online (tiket daring) praktis turun drastis karena menurunnya perjalanan antarpulau, antarkota, dan antarnegara. Akan tetapi, pemenuhan kebutuhan lewat daring cenderung naik tajam.
Baca juga: Mencegah pencurian data dengan "pentest" dan "bug bounty program"
Pratama lantas mencontohkan pemakaian aplikasi webinar dan rapat daring, lalu sekolah dari rumah yang menggunakan perangkat elektronik dan data. Hal ini bisa dilihat dari laporan Telkom yang membukukan laba hampir Rp12 triliun.
Pratama mengemukakan hal itu ketika merespons pidato Presiden RI Joko Widodo pada Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI di kompleks MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Jumat (14/8).
Presiden Jokowi mengatakan, "Saatnya kita bajak momentum krisis untuk melakukan lompatan-lompatan besar. Pada usia ke-75 tahun ini, kita telah menjadi negara upper middle income country. 25 tahun lagi, pada usia seabad Republik Indonesia, kita harus mencapai kemajuan yang besar, menjadikan Indonesia negara maju."
"Jadi, apa yang disampaikan Bapak Presiden untuk melakukan lompatan besar ekonomi, salah satunya lewat industri siber," kata Pratama, pria kelahiran Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah ini.
Pakar keamanan siber ini menekankan bahwa infrastruktur internet jangan mengekor ke asing, lalu secara perlahan mendorong platform digital lokal berkembang dan masyarakat menggunakannya. GoJek, misalnya, sudah membuktikan bisa dan berhasil.
Pratama mengapresiasi keberhasilan pemerintah menarik pajak dari layanan digital asing, seperti Google, Netflix, dan Spotify. Namun, pekerjaan rumah masih panjang sebab pada era digital menarik pajak memang sulit.
Baca juga: 819.976 data nasabah Kreditplus bocor, pakar ingatkan soal RUU PDP
Baca juga: Waspadai "telemarketing" palsu terkait kebocoran data akun Tokopedia