Produk kopi UMKM Batang tembus pasar Australia
Batang (ANTARA) - Produk kopi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, mampu tembus pasar Australia dan sejumlah pasar provinsi Indonesia seperti Bali dan Palembang.
Pegiat UMKM Kabupaten Batang Ika Yunita di Batang, Kamis, mengatakan ada sekitar 500 hektare lahan yang disiapkan untuk menanam kopi di kawasan dataran tinggi Desa Suryo, Kecamatan Bawang.
"Adapun untuk pangsa pasar, kami lebih banyak dipasarkan ke luar daerah seperti Bali dan Palembang. Selain itu, kami pasarkan juga ke Melbourne, Australia," katanya.
Baca juga: Ganjar Pranowo diajak buka warung kopi di Paris
Menurut dia, untuk menembus pasar mancanegara maupun di luar Provinsi Jawa Tengah, pihaknya melakukan terobosan agar produk kopi ini diminati oleh para konsumen.
"Yang jelas, kita akan mengedepankan kualitas kopi, di samping kemasan yang harus dibikin menarik dengan kelas ekonomi menengah dan atas," katanya.
Yunita mengatakan dengan bermodal kreatif, kini pihaknya sukses membuka lima toko cabang kopi yaitu di Kabupaten Batang, Semarang, Bali, Palembang, dan Melbourne Australia.
Adapun, untuk harga kopi bervariasi bergantung pada setiap jenis kopi seperti arabika super, arabika wine, liberika, robusta super, robusta peabery, robusta wine yang mencapai sekitar Rp30 Ribu per 100 gram hingga Rp85 ribu per 100 gram.
Penyuluh Pertanian Kecamatan Bawang Irwan Dwi Hendriyanto mengatakan setelah ada penyuluhan pertanian dan mengedukasi petani dengan budidaya kopi yang baik kini mereka sudah menikmati hasilnya.
Sebelumnya, kata dia, tanaman kopi di Desa Surjo, Kecamatan Bawang banyak dalam kondisi tidak terawat sehingga hal itu berpengaruh terhadap kualitas dan harga kopi yang cenderung murah.
"Namun, sekarang dengan modernisasi pertanian dan perawatan berkala dengan cara peremajaan seperti memotong dan disambung batangnya maka kini hasilnya banyak dan kualitasnya juga bagus," katanya.
Baca juga: Asosiasi UKM Kopi target pajang kopi sejateng di Hetero Space
Baca juga: Tarik investor, UMKM bisa tiru model bisnis warung kopi kekinian
Pegiat UMKM Kabupaten Batang Ika Yunita di Batang, Kamis, mengatakan ada sekitar 500 hektare lahan yang disiapkan untuk menanam kopi di kawasan dataran tinggi Desa Suryo, Kecamatan Bawang.
"Adapun untuk pangsa pasar, kami lebih banyak dipasarkan ke luar daerah seperti Bali dan Palembang. Selain itu, kami pasarkan juga ke Melbourne, Australia," katanya.
Baca juga: Ganjar Pranowo diajak buka warung kopi di Paris
Menurut dia, untuk menembus pasar mancanegara maupun di luar Provinsi Jawa Tengah, pihaknya melakukan terobosan agar produk kopi ini diminati oleh para konsumen.
"Yang jelas, kita akan mengedepankan kualitas kopi, di samping kemasan yang harus dibikin menarik dengan kelas ekonomi menengah dan atas," katanya.
Yunita mengatakan dengan bermodal kreatif, kini pihaknya sukses membuka lima toko cabang kopi yaitu di Kabupaten Batang, Semarang, Bali, Palembang, dan Melbourne Australia.
Adapun, untuk harga kopi bervariasi bergantung pada setiap jenis kopi seperti arabika super, arabika wine, liberika, robusta super, robusta peabery, robusta wine yang mencapai sekitar Rp30 Ribu per 100 gram hingga Rp85 ribu per 100 gram.
Penyuluh Pertanian Kecamatan Bawang Irwan Dwi Hendriyanto mengatakan setelah ada penyuluhan pertanian dan mengedukasi petani dengan budidaya kopi yang baik kini mereka sudah menikmati hasilnya.
Sebelumnya, kata dia, tanaman kopi di Desa Surjo, Kecamatan Bawang banyak dalam kondisi tidak terawat sehingga hal itu berpengaruh terhadap kualitas dan harga kopi yang cenderung murah.
"Namun, sekarang dengan modernisasi pertanian dan perawatan berkala dengan cara peremajaan seperti memotong dan disambung batangnya maka kini hasilnya banyak dan kualitasnya juga bagus," katanya.
Baca juga: Asosiasi UKM Kopi target pajang kopi sejateng di Hetero Space
Baca juga: Tarik investor, UMKM bisa tiru model bisnis warung kopi kekinian