Setelah tunjangan sertifikasi cair, guru diminta jangan lupa mengajar
Magelang (ANTARA) - Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito mengingatkan para guru di daerah itu untuk tetap mengajar anak didiknya secara berkualitas ketika tunjangan sertifikasi profesi mereka sudah cair.
"Harus tetap memprioritaskan mengajar meskipun telah mendapatkan sertifikasi. Tugas utama guru adalah menyiapkan generasi terpilih, cerdas, dan maju," katanya di Magelang, Selasa.
Ia mengatakan hal itu ketika membuka Konferensi Kota XXII Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Magelang di Pendopo Pengabdian Rumah Dinas Wali Kota Magelang yang diikuti para guru anggota organisasi itu.
Baca juga: Jawaban guru SLB ini mengharukan, Ganjar hadiahi sepeda motor
Saat ini, kata dia, kesejahteraan para guru semakin baik ketimbang pada masa lalu.
"Kesejahteraan guru semakin baik, setelah reformasi ini ada sertifikasi. Banyak yang naik haji, tabungan utuh. Tapi kalau sertifikasi cair, jangan lupa mengajar," katanya dalam keterangan tertulis Humas Pemkot Magelang.
Pemerintah Kota Magelang juga memperhatikan kesejahteraan guru honorer dengan mengalokasikan anggaran Rp3 miliar agar honor mereka sesuai dengan upah minimal regional.
"Saya tetap berjuang. Dulu ada guru yang gajinya Rp400.000-Rp 600.000, sekarang gaji sudah sesuai UMR," katanya.
Pemkot Magelang juga mewujudkan komitmen memajukan pendidikan melalui program pendidikan gratis yang bahkan seluruh siswa mendapatkan perlengkapan sekolah gratis.
Ia mengatakan pendidikan gratis adalah kewajiiban negara, tanpa membedakan asal-usul anak didik.
Ketua PGRI Kota Magelang Sumartono menjelaskan konferensi dengan tema "Peran PGRI Mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul untuk Indonesia Maju" sebagai forum tertinggi organisasi dengan agenda mendengarkan laporan pertanggungjawaban pengurus masa bakti 2014-2019, menyusun program kerja, dan memilih pengurus PGRI masa bakti 2019-2024.
Ia mengatakan program umum PGRI yang telah dilaksanakan, antara lain peningkatan mutu profesi dan kesejahteraan anggota, peningkatan komunikasi, pemberian perlindungan anggota, peningkatan mutu organisasi dan kinerja pengurus serta rekruitmen anggota.
"PGRI adalah organisasi profesi, organisasi perjuangan dan organisasi ketenagakerjaan, yang tujuan utamanya untuk kepentingan guru, memajukan pendidikan, membangun dan mendorong pendidikan karakter," kata Sumartono yang juga Inspektur Pemkot Magelang itu.
Ketua PGRI Jawa Tengah Muhdi mengatakan tidak lama lagi Indonesia akan memiliki bonus demografi yang memungkinkan menjadi negara besar.
Oleh karena itu, katanya, Indonesia harus memiliki SDM unggul dengan generasi yang berkompeten dan berkarakter.
"Dunia industri sekarang mengeluhkan karakter tenaga kerja, tentang integritas, disiplin, mengambil keputusan, dan sebagainya. Ini tanggung jawab kita, ini bisa dicapai oleh guru yang kapabel dan sejahtera," katanya.* (hms)
Baca juga: Ganjar: Jateng siap jadi "pilot project" perubahan revolusioner pendidikan
Baca juga: Nadiem tegaskan pentingnya guru merdeka dan jadi penggerak
"Harus tetap memprioritaskan mengajar meskipun telah mendapatkan sertifikasi. Tugas utama guru adalah menyiapkan generasi terpilih, cerdas, dan maju," katanya di Magelang, Selasa.
Ia mengatakan hal itu ketika membuka Konferensi Kota XXII Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Magelang di Pendopo Pengabdian Rumah Dinas Wali Kota Magelang yang diikuti para guru anggota organisasi itu.
Baca juga: Jawaban guru SLB ini mengharukan, Ganjar hadiahi sepeda motor
Saat ini, kata dia, kesejahteraan para guru semakin baik ketimbang pada masa lalu.
"Kesejahteraan guru semakin baik, setelah reformasi ini ada sertifikasi. Banyak yang naik haji, tabungan utuh. Tapi kalau sertifikasi cair, jangan lupa mengajar," katanya dalam keterangan tertulis Humas Pemkot Magelang.
Pemerintah Kota Magelang juga memperhatikan kesejahteraan guru honorer dengan mengalokasikan anggaran Rp3 miliar agar honor mereka sesuai dengan upah minimal regional.
"Saya tetap berjuang. Dulu ada guru yang gajinya Rp400.000-Rp 600.000, sekarang gaji sudah sesuai UMR," katanya.
Pemkot Magelang juga mewujudkan komitmen memajukan pendidikan melalui program pendidikan gratis yang bahkan seluruh siswa mendapatkan perlengkapan sekolah gratis.
Ia mengatakan pendidikan gratis adalah kewajiiban negara, tanpa membedakan asal-usul anak didik.
Ketua PGRI Kota Magelang Sumartono menjelaskan konferensi dengan tema "Peran PGRI Mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul untuk Indonesia Maju" sebagai forum tertinggi organisasi dengan agenda mendengarkan laporan pertanggungjawaban pengurus masa bakti 2014-2019, menyusun program kerja, dan memilih pengurus PGRI masa bakti 2019-2024.
Ia mengatakan program umum PGRI yang telah dilaksanakan, antara lain peningkatan mutu profesi dan kesejahteraan anggota, peningkatan komunikasi, pemberian perlindungan anggota, peningkatan mutu organisasi dan kinerja pengurus serta rekruitmen anggota.
"PGRI adalah organisasi profesi, organisasi perjuangan dan organisasi ketenagakerjaan, yang tujuan utamanya untuk kepentingan guru, memajukan pendidikan, membangun dan mendorong pendidikan karakter," kata Sumartono yang juga Inspektur Pemkot Magelang itu.
Ketua PGRI Jawa Tengah Muhdi mengatakan tidak lama lagi Indonesia akan memiliki bonus demografi yang memungkinkan menjadi negara besar.
Oleh karena itu, katanya, Indonesia harus memiliki SDM unggul dengan generasi yang berkompeten dan berkarakter.
"Dunia industri sekarang mengeluhkan karakter tenaga kerja, tentang integritas, disiplin, mengambil keputusan, dan sebagainya. Ini tanggung jawab kita, ini bisa dicapai oleh guru yang kapabel dan sejahtera," katanya.* (hms)
Baca juga: Ganjar: Jateng siap jadi "pilot project" perubahan revolusioner pendidikan
Baca juga: Nadiem tegaskan pentingnya guru merdeka dan jadi penggerak