Paloh: Saya ingin peluk erat Jokowi
Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum DPP Partai NasDem, Surya Paloh, membalas candaan Presiden Joko Widodo yang merasa tidak pernah dipeluk seerat pelukan dia kepada Presiden PKS, Sohibul Iman.
Menurut dia, sebenarnya dia sangat ingin memeluk erat Jokowi seerat dia memeluk Sohibul Iman, tapi tidak bisa.
"Ingin saya peluk lebih erat, tapi tidak bisa," kata dia, disambut tepuk tangan ribuan tamu undangan saat perayaan HUT ke-8 Partai NasDem di arena Pekan Raya Jakarta, Kemayoran, Senin malam.
Sebelumnya, saat menghadiri HUT Partai Golkar, Jokowi menyampaikan candaan bahwa dia tidak pernah dipeluk seerat pelukan Paloh kepada Iman itu.
Juga baca: Tutup kongres Nasdem, Pakar: Jokowi eratkan kembali koalisi
Juga baca: Jokowi tegaskan partai koalisi pemerintah rukun
Juga baca: Rangkulan Surya-Sohibul, Jokowi sebut hanya masalah kecemburuan
Hal tersebut dilontarkan pasca pertemuan resmi antara Paloh dengan sejumlah petinggi PKS di Kantor DPP PKS, di Jakarta Selatan.
Namun, dalam kehadirannya di Puncak Peringatan HUT Ke-8 Partai NasDem itu, Paloh dan Jokowi pun berpelukan.
Jokowi menyebutkan rangkulan antara Paloh dengan Iman hanya masalah kecemburuan. "Karena saya tidak pernah dirangkul seerat itu. Maka, setelah sambutan ini saya akan lebih erat memeluk Bang Surya dibandingkan pelukan dengan Sohibul Iman," kata Jokowi
Usai sambutan, Jokowi pun memeluk Paloh. Pelukan ini dua kali dilakukan kedua tokoh itu. Sebelumnya, usai Paloh memberikan sambutannya, keduanya juga berpelukan.
Keduanya pun terlihat tersenyum. Begitu pun dengan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.
Jokowi menegaskan tidak ada yang salah dengan rangkulan yang dilakukan Surya Paloh dan Sohibul Iman.
"Rangkulan itu apa yang salah. Itu bagus. Tetapi itu sekali lagi, kembali lagi pada niatnya. Kalau niatnya untuk komitmen kenegaraan apa yang salah. Kalau rangkulan itu untuk komitmen kebangsaan, sangat bagus sekali yang ditunjukkan Bang Surya. Kalau rangkulan itu untuk komitmen persaudaraan, untuk komitmen persatuan, sebagai saudara sebangsa dan setanah air, apa yang keliru, apa yang salah. Itu bagus, bener ndak ? Betul ndak?," kata Jokowi.
Menurut dia, candaan yang dilakukan kepada Paloh merupakan hal yang biasa, sehingga tidak perlu ditanggapi lebih luas.
"Candaan seorang sahabat yang sudah dekat, itu biasa. Jangan ditanggapi ke sana ke sini. Ada yang curiga, ada yang sinis, ada yang gak percaya. Apanya yang salah. Apalagi tadi sudah disampaikan juga Bang Surya, betapa sayangnya Bang Surya kepada Ibu Megawati. Coba, sahabat sejati saya, yang paling saya sayangi, beliau sampaikan," kata Jokowi.
Menurut dia, sebenarnya dia sangat ingin memeluk erat Jokowi seerat dia memeluk Sohibul Iman, tapi tidak bisa.
"Ingin saya peluk lebih erat, tapi tidak bisa," kata dia, disambut tepuk tangan ribuan tamu undangan saat perayaan HUT ke-8 Partai NasDem di arena Pekan Raya Jakarta, Kemayoran, Senin malam.
Sebelumnya, saat menghadiri HUT Partai Golkar, Jokowi menyampaikan candaan bahwa dia tidak pernah dipeluk seerat pelukan Paloh kepada Iman itu.
Juga baca: Tutup kongres Nasdem, Pakar: Jokowi eratkan kembali koalisi
Juga baca: Jokowi tegaskan partai koalisi pemerintah rukun
Juga baca: Rangkulan Surya-Sohibul, Jokowi sebut hanya masalah kecemburuan
Hal tersebut dilontarkan pasca pertemuan resmi antara Paloh dengan sejumlah petinggi PKS di Kantor DPP PKS, di Jakarta Selatan.
Namun, dalam kehadirannya di Puncak Peringatan HUT Ke-8 Partai NasDem itu, Paloh dan Jokowi pun berpelukan.
Jokowi menyebutkan rangkulan antara Paloh dengan Iman hanya masalah kecemburuan. "Karena saya tidak pernah dirangkul seerat itu. Maka, setelah sambutan ini saya akan lebih erat memeluk Bang Surya dibandingkan pelukan dengan Sohibul Iman," kata Jokowi
Usai sambutan, Jokowi pun memeluk Paloh. Pelukan ini dua kali dilakukan kedua tokoh itu. Sebelumnya, usai Paloh memberikan sambutannya, keduanya juga berpelukan.
Keduanya pun terlihat tersenyum. Begitu pun dengan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.
Jokowi menegaskan tidak ada yang salah dengan rangkulan yang dilakukan Surya Paloh dan Sohibul Iman.
"Rangkulan itu apa yang salah. Itu bagus. Tetapi itu sekali lagi, kembali lagi pada niatnya. Kalau niatnya untuk komitmen kenegaraan apa yang salah. Kalau rangkulan itu untuk komitmen kebangsaan, sangat bagus sekali yang ditunjukkan Bang Surya. Kalau rangkulan itu untuk komitmen persaudaraan, untuk komitmen persatuan, sebagai saudara sebangsa dan setanah air, apa yang keliru, apa yang salah. Itu bagus, bener ndak ? Betul ndak?," kata Jokowi.
Menurut dia, candaan yang dilakukan kepada Paloh merupakan hal yang biasa, sehingga tidak perlu ditanggapi lebih luas.
"Candaan seorang sahabat yang sudah dekat, itu biasa. Jangan ditanggapi ke sana ke sini. Ada yang curiga, ada yang sinis, ada yang gak percaya. Apanya yang salah. Apalagi tadi sudah disampaikan juga Bang Surya, betapa sayangnya Bang Surya kepada Ibu Megawati. Coba, sahabat sejati saya, yang paling saya sayangi, beliau sampaikan," kata Jokowi.