Orang nomor satu di Jateng itu menggunakan dialek "Ngapak" khas Banyumasan saat membujuk Supriyono yang sehari-hari menghuni ruang 1,5 x 1 meter di salah satu sudut rumahnya di RT 3 RW 5 Kelurahan Jatisaba, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas.
Kalimat-kalimat rayuan dilontarkan Ganjar kepada Supriyono, penderita gangguan jiwa agar menerima tawarannya yakni mau dirawat di RSJD Amino Gondohutomo.
Kalimat-kalimat rayuan itu bersumber dari hal-hal yang disukai Supriyono, seperti selain seorang istri atau kekasih. Hal lain yang diajukan pada Supriyono adalah berbagai bermacam minuman dingin, baju sampai rokok.
Semua ditawarkan Ganjar dari luar ruangan kecil berdinding besi, tempat Supriyono menghabiskan hari-harinya.
"Rambute keren nemen, kayak pemain band, kayak penyanyi. Kon pengin nduwe bojo pira, siji apa loro? Loro langsung? Kene ceweke seng paling ayu siapa? Ngko langsung tak lamarna.(Rambutnya keren banget, seperti pemain band, seperti penyanyi. Kamu pengin punya istri berapa, satu atau dua? Dua langsung? Di sini ceweknya siapa yang paling cantik?)," kata Ganjar.
Mendengar tawaran-tawaran dari Ganjar, Supriyono yang terus memandangi botol berisi susu sambil mengepulkan asap rokok mengiyakan tawaran dengan jawabannya lirih.
Kepada keluarga Surpiyono, terutama ibundanya, Ganjar menjelaskan bahwa pengobatan tersebut seluruhnya ditanggung Pemprov Jateng dan tidak ada pungutan apapun ke pihak keluarga.
"Gratis semua, pakaian juga dapat, obat-obatan dapat. Kalau iya, nanti Supri langsung kita antar ke rumah sakit milik Pemprov," kata Ganjar yang hanya mendapat balasan beberapa anggukan ibundanya Supri.