Solo (ANTARA) - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengaku belum merasakan dampak positif adanya penerbangan internasional yaitu rute Kunming, China-Solo dan Malaysia-Solo.
"Wisatawan mancanegara dari Kunming yang datang dari beberapa kloter belum bisa mendongkrak pasar yang ada," kata Humas dan Promosi PHRI Surakarta Sistho A Shrestho di Solo, Jawa Tengah, Rabu.
Ia mengatakan belum berdampaknya penerbangan internasional tersebut, salah satunya terlihat dari masih ada beberapa hotel besar yang belum penuh karena kegiatan MICE (meeting, incentive, convention, exhibition).
Baca juga: Tingkatkan jumlah wisatawan, Ganjar dorong penerbangan internasional ke Jateng diperbanyak
"Indikator lain yang mudah terlihat yaitu dari promo-promo di mal, adakah promo khusus untuk turis dari China maupun Malaysia," katanya.
Terkait hal itu, ia berharap agar penerbangan Solo-Malaysia yang baru saja dibuka dapat segera dimanfaatkan oleh pelaku wisata, termasuk perhotelan dan restoran.
"Kota Solo dan sekitarnya harus segera membuat program untuk tetap menarik wisatawan mancanegara yang mau long stay di sini," katanya.
Justru keberadaan jalan tol, kata dia, mampu memberikan dampak positif karena mampu membedah pasar Jawa Timur untuk memanfaatkan sektor pariwisata di Solo.
"Jika pemerintah dan stakeholder mampu bekerja sama dan mengatur dengan baik, maka hasilnya pun akan makin baik," katanya.
Sementara itu, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surakarta, mencatat per bulan Agustus 2019 jumlah penumpang yang datang melalui Bandara Adi Soemarmo sebanyak 72.196 orang, terdiri dari 71.546 penumpang penerbangan domestik dan 650 penumpang penerbangan internasional.
"Angka tersebut mengalami kenaikan sebesar 5,72 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat 68.293 penumpang," kata Kepala BPS Kota Surakarta Totok Afirijanto.
Baca juga: Bandara Ahmad Yani buka rute penerbangan internasional Semarang-Jeddah
Baca juga: Dukung pariwisata, penerbangan internasional ke Semarang perlu ditambah