Semarang (Antaranews Jateng) - Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI A Mujib Rohmat menyampaikan perlu ditambahnya jadwal penerbangan langsung ke Semarang dari rute internasional untuk mendukung pariwisata.
"Semarang yang masuk dalam jaringan Yogyakarta-Solo (Joglo Semar) merupakan salah satu destinasi wisata unggulan yang perlu didorong untuk menciptakan 10 Bali baru di Indonesia," katanya di Semarang, Kamis.
Hal tersebut diungkapkan politikus Partai Golkar itu usai mengisi Bimbingan Teknis Pengembangan Destinasi Pariwisata Dalam Rangka Kegiatan Tourism Integrated Masterplan di Hotel Dafam Semarang.
Langkah awal, Mujib akan berkomunikasi dengan manajemen Maskapai Emirates agar bersedia membuka rute penerbangan langsung dari Semarang ke negara tujuan umroh karena banyak warga Jawa Tengah yang beribadah umroh.
"Setiap tahun, sekurangnya 7.000 warga Jateng yang melakukan ibadah umroh. Dengan keberadaan Bandara Internasional Ahmad Yani yang mumpuni, saya yakin kerja sama ini bakal terwujud," katanya.
Ia mengharapkan para pelaku usaha pariwisata di Semarang dan Jateng bisa mulai membuka paket-paket wisata agar turis dari negara Arab dan sekitarnya bisa berkunjung, utamanya paket wisata religi.
Destinasi wisata religi di Kota Semarang, kata dia, punya daya pikat yang sempurna untuk menarik kunjungan wisatawan, seperti Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Semarang dan destinasi lain di Jateng.
"Ada pula Candi Borobudur yang juga mampu menjadi pemikat wisatawan datang ke Jateng. Banyak juga destinasi wisata religi dan wisata halal yang dimiliki Jateng, ini punya daya pikat yang sempurna," ungkapnya.
Saat ini, kata dia, sektor pariwisata telah menjadi penyumbang devisa terbesar kedua bagi negara setelah minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dengan laju pertumbuhan sebesar 22,4 persen.
"Pada 2019, sudah ditetapkan target kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara dengan sumbangan devisa mencapai Rp280 triliun. Kami dari Komisi X DPR RI sangat mendukung langkah pemerintah," kata Mujib.
Sementara itu, Asisten Deputi Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem Kementerian Pariwisata Indra Ni Tua menambahkan sektor pariwisata pada 2014 hanya mampu menjadi penyumbang terbesar keempat devisa bagi negara.
Namun, kata dia, setelah itu sektor pariwisata terus tumbuh hingga mampu menduduki peringkat kedua terbesar penyumbang devisa negara yang telah mampu menjadi penggerak perekonomian masyarakat.
"Kami berharap melalui bimtek ini mampu melahirkan `masterplan` pariwisata yang saling terintegrasi. Jika `masterplan` pengembangannya baik, nanti dari beberapa kementerian akan `mengeroyok` dari sisi anggarannya," katanya.