Solo (ANTARA) - Pengamat pendidikan dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Prof. Ravik Karsidi, menyatakan pendidikan vokasi atau disebut juga dengan link and match pada zaman pemerintahan Presiden BJ Habibie harus terus dikembangkan oleh pemerintahan saat ini.
"Pada saat itu yang menjabat sebagai Menteri Pendidikan yaitu Pak Wardiman Djojonegoro," kata mantan Rektor UNS tersebut di Solo, Kamis.
Ia menjelaskan pada saat itu dasar diusungnya konsep link and match karena Presiden Habibie berusaha untuk meminimalisasi jarak antara dunia pendidikan dengan kerja yang terlalu jauh.
Baca juga: Habibie berkontribusi bagi pengembangan Iptek di perguruan tinggi
"Apa yang beliau idekan waktu itu secara relevan ada keberkaitan dengan era industri 4.0 yang saat ini digaungkan oleh pemerintah," ungkapnya.
Meski demikian, ia berharap agar konsep pendidikan "link and match" tersebut tidak diartikan sebatas sekolah menengah dan tinggi hanya menjadi "suplier" atau pemasok tenaga kerja yang dibutuhkan oleh dunia industri.
"Jangan sampai gagasan yang baik ini direduksi bahwa lulusan pendidikan hanya siap latih, siap pakai tetapi juga harus siap adaptasi. Inilah yang harus dilanjutkan oleh pemerintahan saat ini. Bagaimana menjadikan lulusan sekolah menengah maupun tinggi siap melakukan adaptasi di dunia industri," terangnya.
Selain itu, menurutnya lulusan pendidikan harus memiliki kemampuan yang bersifat prediktif dan inovatif.
Baca juga: Doa bersama untuk B.J. Habibie dari pelajar di Temanggung
"Dalam angan saya, pada akhirnya 'link and match' ini bukan hanya mengenai keterkaitan antara dunia pendidikan dan dunia kerja tetapi juga dalam kehidupan. Pada dasarnya memang masalah pendidikan di Indonesia masih cukup banyak," tambahnya.
Menurut dia, perlu kepedulian tinggi dari setiap kementerian untuk menyukseskan "link and match" tersebut.
"Jangan egosektoral, dalam hal ini peran Menteri Koordinator menjadi sangat penting," katanya.
Sebelumnya itu, sebagai bentuk pengakuan UNS kepada BJ Habibie yang memiliki jasa besar pada dunia pendidikan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, beberapa waktu lalu tepatnya bersamaan dengan Sidang Senat Terbuka Dies Natalis ke-43, UNS memberikan tanda jasa dan penghargaan "Parasamya Anugraha Dharma Widyatama Makayasa" kepada Presiden ke-3 RI tersebut.
Pada saat itu, penghargaan diterima oleh salah satu putra Habibie, Ilham Habibie.
Baca juga: Ganjar terkenang tepukan BJ Habibie di pundaknya
Berita Terkait
Habibie layak dinobatkan jadi Bapak Kemerdekaan Pers
Kamis, 12 September 2019 19:43 Wib
Doa bersama untuk almarhum BJ Habibie
Kamis, 12 September 2019 18:08 Wib
President leads BJ Habibie's state funeral procession
Kamis, 12 September 2019 16:33 Wib
Moeldoko: BJ Habibie patut dijadikan inspirasi untuk semua orang
Kamis, 12 September 2019 14:54 Wib
Habibie berkontribusi bagi pengembangan Iptek di perguruan tinggi
Kamis, 12 September 2019 6:48 Wib
Ganjar terkenang tepukan BJ Habibie di pundaknya
Rabu, 11 September 2019 22:04 Wib
Pemerintah biayai seluruh perawatan B.J. Habibie
Senin, 9 September 2019 11:35 Wib
Megawati dan Habibie hadiri pemakaman Ani Yudhoyono
Minggu, 2 Juni 2019 15:24 Wib