Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Jumeri di Semarang, Sabtu mengatakan bahwa Festival Tari Jateng 2019 merupakan rangkaian festival seni yang diselenggarakan Pemprov Jateng dan selain sastra, juga bakal terselenggara festival teater dan film.
"Kekayaan kesenian, terutama tari yang dimiliki Jawa Tengah sudah semestinya memiliki ruang khusus agar semakin berkembang, makanya kita harus terus memicu kreativitas teman-teman seniman, terutama penari agar terus berkarya. (Festival Tari Jateng 2019) ini bisa menjadi ruang adu kreasi dan kreativitas di kalangan seniman-seniman muda Jateng," katanya.
Festival Tari Jateng 2019 ini, lanjut dia, dan juga festival kesenian lain yang diselenggarakan Pemprov Jateng memang dikhususkan untuk seniman yang berusia di bawah 35 tahun.
"Festival ini hanyalah satu dari seribu langkah proses, haram hukumnya proses berhenti setelah ini. Haram hukumnya tidak melahirkan karya sepulang dari sini. Semoga semua jadi juara," ujarnya.
Kendati demikian, Jumeri mengakui jika peserta Festival Tari Jateng 2019 yang hanya diikuti 23 peserta masih belum mencapai target yakni 40 peserta.
Baca juga: Pemprov Jateng siap fasilitasi seniman berkarya
Ia justru terpantik untuk
menyelenggarakan kegiatan serupa di tahun-tahun selanjutnya dengan harapan target peserta bakal terpenuhi.
"Semoga hadiah yang disediakan bisa menjadi pemicu semangat teman-teman berproses. Mohon doanya semoga festival seni ini bisa terus kita selenggarakan, terlebih sesuai rencana kerja Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo periode ini yang bakal konsen penuh untuk pengembangan sumber daya manusia," katanya.
Penampilan seluruh peserta di Festival Tari Jatemg 2019 terbagi dalam dua sesi, sesi pertama pukul 09.00-11.45 WIB dan sesi kedua pukul 13.00-16.30 WIB Sebagai penampil pertama adalah sanggar Semarak Candra Kirana dari Surakarta yang menampilkan tarian berjudul Tenung.
Untuk memicu peningkatan kualitas, kegiatan yang bekerja sama dengan Anantaka Cultural Trust ini menghadirkan tokoh tari Jateng yang telah malang melintang di dunia tari internasional, Eko Supriyanto, yang pernah masuk tim penari dari penyanyi Madonna.
Baca juga: BUMN Hadir - Pelajar Jateng-Kalbar saling kenalkan budaya
Selain Eko, ada juga Bintang Hanggoro, dosen UNNES dan Sri Rumsari koreografer asal Magelang.
Eko Supriyanto mengatakan ada lima kriteria penilaian yang bakal diterapkan, wiraga (teknik), wirama (harmonisasi), wirasa (penghayatan), kreativitas dan penampilan.
"Yang menarik dari festival ini semua peserta bakal menampilkan garapan yang berakar pada tradisi. Padahal tari tradisi di Jawa Tengah ini sangat banyak, bahkan hampir setiap kabupaten atau kota memiliki tari tradisi masing-masing," katanya.